Tidak mungkin dia berada dikelas ini kan? Lara harus memastikannya iya harus. Siapa tau karena tadi membahas soal Theo dia jadi salah masuk kelas.
Lara pun keluar kelas dan melihat papan kecil yang tertempel diatas bingkai pintu. 'Kelas X-6'. Tuh bener kan berarti dia tidak salah masuk kelas.
Lara kembali memasuki kelas, dan menghampiri sosok yang mengganggu pemandangan matanya.
"Ngapain lo ada disini?" tanya Lara to the point. Yang ditanya mendongakkan kepalanya, lantas kembali menunduk membaca buku.
"Belajar," singkat, padat dan jelas. Hanya itu yang dikatakan seorang Metheor.
"Hahahahahahahaha," tawa Lara pecah seketika. Theo yang kini fokus pada bukunya beralih menatap Lara. Tidak hanya Theo, beberapa murid yang ada dikelas ini juga sedang menatapnya aneh.
Alis Theo terangkat sebelah, "Ada yang lucu?"
"Ini kelas X-6 lho, bukan kelas unggulan," ujarnya masih menahan tawa.
"Ya terus kenapa?" tanya Theo mengerutkan dahi bingung.
Lara menggetok kepala Theo yang membuat Theo sedikit terkejut karena ulahnya. "Pake nanya lagi, itu artinya lo salah masuk kelas."
"Gak kok. Kelas gue emang disini, X-6," ujar Theo dengan santai.
What? Si cerdas Metheor Melanogaster di tempatkan di kelas X-6? Lara menggeleng kepalanya "tidak mungkin."
"Kenapa gak mungkin?" tanya Theo.
"Lo kan pinter, gak mungkinlah ujian tes lo nilainya jebol kayak gue," jawab Lara mencoba sabar.
"Lo baru nyadar kalo lo itu bego?" bukannya menjawab pertanyaan Lara perihal mengapa dia masuk kelas X-6, ucapannya malah menjurus ke meledek.
Lara yang sadar ucapannya barusan salah hanya bisa memutar bola matanya dengan malas.
"Bisa gak sih lo jawab aja pertanyaan gue," decak Lara yang mulai kehabisan kesabaran.
"Pertanyaan yang mana?" Theo menarik turunkan alisnya untuk menggoda Lara. Bahkan terlihat di wajahnya senyum yang sangat menjengkelkan bagi Lara.
Oke, lama-lama bisa darah tinggi juga Lara kalo begini ceritanya. Ingin sekali Lara menonjok orang yang ada di depannya ini, tapi diurungkan niatnya itu karena beberapa murid yang masuk terlihat buru-buru masuk dan mengambil tempat duduk yang kosong.
Tak lama berselang murid-murid yang sudah duduk dengan rapi, seorang guru memasuki kelas.
"Eh kamu, kenapa masih berdiri? Cepat duduk!" suruh pak guru itu menatap Lara dengan tajam.
"Pantatnya bisulan pak jadi gak bisa duduk," ujar Theo dengan santai.
Lara yang mendengar itu lantas menoleh dengan cepat kearah Theo berada. Lagi-lagi Theo membuatnya naik darah.
"Kamu beneran bisulan?" tanya pak guru percaya akan omongan Theo tadi membuat semua siswa maupun siswi yang berada dikelas jadi tertawa.
"Iya," jawab Lara kesal lalu duduk disebelah Theo. Bukan inginnya duduk disamping orang yang sudah membuatnya kesal. Ini semua karena bangku nya sudah terisi penuh dan hanya tersisa satu bangku saja, yaitu disamping Theo.
"Eh kenapa kamu malah duduk, nanti bisulnya pecah"
"Bisulnya udah pindah di ketiak saya pak. Bapak mau liat?," lagi dan lagi Lara menjadi bahan tertawaan para murid yang ada dikelas ini.
Pak guru menghela nafas pasrah. Kenapa dia harus mendapatkan murid yang aneh seperti ini.
"Oke anak-anak hari ini kita mulai dengan perkenalan dulu ya. Nama saya Samson. Panggil saja pak Sam atau pak ganteng juga boleh," ucap pak Sam dengan percaya dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas Bobrok
Fiksi Remaja"Didunia ini gak ada yang gratis." "Ada kok." "Apa?" "Ngehalu." "Kampret." Aku updatenya sesuai mood aja.