Itachi, kini tengah dipeluk oleh Sakura. Pria yang dikenal dingin pada setiap wanita selain Ibu dan Istrinya, yang katanya juga tidak mau disentuh perempuan lain. Namun kini apa yang dilihat Sasuke? Kakaknya tengah berpelukan-- atau lebih tepatnya dipeluk Sakura. Dan kenapa kakaknya tak menolak pelukan itu?
"Saku.."
"Kak ita, aku--
" Saki, biarkan itachi duduk terlebih dahulu sayang.." kata Madara memotong ucapan Sakura. Sakura mengangguk dan kembali duduk ditempatnya. Bersamaan itachi juga ikut duduk disana.
"Nah, jadi apa yang terjadi? Hmm" tanya Itachi
"Aku hanya teringat dia kak.."
Baik Madara ataupun Itachi terdiam kaku mendengar jawaban Sakura. Mereka sangat tahu betul siapa itu Dia yang dimaksud Sakura.
"Sayang, bukankah sudah grandpa bilang untuk lupakan dia ? Lalu kenapa kamu masih mengingatnya.."
Madara menatap lekat Sakura yang tengah menunduk, "Sudah ya, lupakan dia! Grandpa gak suka liat kamu mellow gini, okay?"
Itachi ikut serta mengangguk membenarkan ucapan Madara, "Bener itu Saku-chan, sekarang kamu harus lupain dia.. Carilah suasana baru dan juga-- teman baru untuk mulai kehidupan mu yang baru! Bukankah kamu ingin bangkit?"
Sontak Sakura mendongak, dia mengangguk seraya tersenyum. Tapi tak lama setelahnya senyum itu luntur, "Tapi Grandpa dan Kak Ita juga tau, kalau aku tidak pernah mempunyai teman dari dulu..."
Itachi tersentak, dia lupa akan fakta itu. Madara mengusap pucuk kepala Sakura dengan sayang, "Kamu bisa mulai mencari nanti sayang, grandpa yakin banyak yang mau menjadi temanmu.." Sakura hanya mengangguk, menghargai usaha Grandpa nya untuk meyakinkan nya meski jauh dilubuk hatinya Sakura tengah takut untuk mencari teman.
"Em, Madara-sama.. Saya dan para sahabat saya mungkin tidak keberatan menjadi teman Sakura---
Sontak semua mata memandang kearah Ino.
--jika Sakura mau.." tukas nya
"Nah, Saku-chan bergabunglah dengan mereka.."
Sakura menggeleng, "Aku sudah menyakiti perasaan mereka dengan tingkah anehku.."
Ino berdiri hendak menghampiri Sakura, tapi Sai mencekal pergelangan tangannya. Sontak Ino menatap tajam kearah Sai dan melepas paksa cekalan itu, dia pun menghampiri Sakura.
'Astogeh, itu pacar gue pinter bat carmuk nya padahal tadi dia yang hampir bunuh Sakura..' batin Sai menatap Ino
"Saku, kami bisa mengerti perasaanmu meski kami tidak tahu permasalahanmu, kau bisa jadi teman kami! Bukan begitu ten?" Ucap Ino seraya menggenggam tangan Sakura lembut.
'Anjir!! Sakura menang banyak!! Gue kapan digituinnya? Padahal pacar sendiri..' Sai mencak-mencak sendiri melihat perlakuan pacarnya.
Saat Sakura menoleh kearah Tenten, tenten mengangguk. "Ya, saku bergabunglah.. Maaf aku sudah salah paham denganmu!"
Sakura menggeleng, "akulah yang membuat kalian salah paham, maafkan aku juga.." semua mengangguk serta menjawab ucapan Sakura
"Nah sekarang, kamu tidak sendiri lagi.. Oh ya, Sasuke! Kau juga bisa'kan berteman dengan Saku-chan?"
Sasuke yang mendengar namanya terpanggil merasa lega setidaknya mereka tidak melupakannya. Tapi apa tadi kata abang nya? Berteman? Dengan Sakura? What de pak!!
"Ogah!!" tolaknya keras
Madara kini menatap Sasuke seolah meminta alasan, dan karena Sasuke peka jadi dia menjelaskan. "Aku gak mau temenan sama jidat lebar yang---
" what?! Jidat lebar katamu?! Dasar kunyuk jigong!"
"Hei, sudah tepos ngejek pula.."
"Aku gak tepos brengsek,, cuma belum membentuk cih!"
"Sama aja! Udahlah orang tepos mana bisa ngaku bangkok!"
"Gausah sok ya situ ngerasa oke gitu? Badan lempeng kek kue laker gitu!!"
"Kue laker matamu?!! Roti sobek ini bhambank!"
"Roti sobek palamu!! Kerempeng kek baluhay tisu gitu!!"
Kini semua memandang pusing kearah perdebatan Sakura dan Sasuke. Keduanya tengah saling menatap saat ini, tapi jangan salah sangka. Tatapan mereka tengah memancarkan aura hitam, a.k.a peperangan.
"Apa lo liat-liat!!"
"Siapa juga yang ngeliat! Noh jidat lo kebalik!"
"What?? Mana ada jidat kebalik! Dasar togel sengklek!"
"Cih, remahan rengginang!"
"Daripada lo? Rafflesia arnoldi!"
"What---
" STOPPP!!" teriakan Madara berhasil menghentikan kerukunan dua insan tadi. Yang lain menghela nafas lega karena telinga mereka bebas dari kebisingan.
"Kalian bikin pusing saja! Sasuke kembali kekelas!" Madara lanjut menunjuk kearah Sai, Ino, Neji, dan Tenten.
"Kalian juga kembali!"
Mereka yang mendengar perintah Madara kini meninggalkan ruangan itu. Lalu Sakura memandang Grandpa nya, "aku bagaimana grandpa?"
Madara menghela nafas, "Kamu masih ada tamu disini!"
Sakura mengikuti arah pandang Madara, lalu dilihatnya Itachi tersenyum kearahnya. Sakura hanya manggut-manggut saja, lagipula dia masih enggan bertemu Sasuke dikelasnya.
'Ini akan semakin menarik untuk mereka lebih dekat!'
.
.
.
.[Maap lambat nih:v Ada yang nunggu? Ga mungkin lah ada yang nunggu cerita gaje gini:v]
KAMU SEDANG MEMBACA
OH SHIT!
Fantasy"Oh shit,, are you kidding man?" -Haruno Sakura . . . . . . . . 1st story about sasusaku:''