Hari yang ditunggu telah tiba. Sakura menatap jengah ruang tamu yang berantakan dan amburadul, seperti bekas tempat berkumpul para setan, bahkan botol bir berserakan dalam jumlah lebih, menguatkan asumsinya jika ini memang tempat setan.
"Apaan sih ini, Bang Saso nyari apart gak di check dulu apa? Berantakan banget, kan aku lagi males beberes!"
Tak mempedulikan kondisi ruang tamu, Sakura hanya bergerutu kesal. Dia memilih untuk duduk disofa, sembari menyenderkan punggungnya dan memejamkan matanya sejenak.
Krieet.
Suara pintu terbuka, membuat Sakura buru-buru membuka matanya. Bayangan seorang maling atau penjahat bersenjata tajam melintasi pikirannya, tapi bukankah ini apartemen yang cukup mahal, bagaimana bisa dibobol?
"Cih tepos,"
Bingo!
Suara itu menjawab segala pertanyaan yang berkelana di otak Sakura, dilihatnya seorang tak lain dan tak bukan manusia super ngeselinnya-- Sasuke.
"Kenapa kau disini?" tanya Sakura dengan dahi berkerut, menuntut jawaban pada pria angkuh didepannya.
Sasuke berdecih, menatap sinis kearah Sakura. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, sedang apa kau di apartku, poci?"
Sakura tersentak, "What?! Apartmu? Enak saja! Ini apart dari kakakku, kau jangan mengada-ngada ya! Sok-sok an ngeklaim ini apart mu, dasar kutil ayam!"
Sasuke tak memperdulikan ocehan Sakura, dirinya justru ikut bergabung untuk duduk disebelah gadis itu, mengabaikan tatapan nyalang yang menusuknya.
"Shit! Bisakah kau menjawabnya, pantat ayam?!"
Sasuke hanya melirik sekilas kearah gadis itu tanpa berniat membalasnya. Oke, Sakura benar-benar diabaikan.
Perhatian Sakura teralih kearah bawah kakinya, sebuah botol bir kosong tergeletak disamping flatshoes miliknya. Ah! Sebuah ide terlintas di kepalanya.
Perlahan tangan kanannya terulur kebawah untuk meraih botol itu, sedangkan matanya tetap mengawasi pergerakan Sasuke yang kini sibuk dengan ponselnya.
Belum saja terayun tangannya, kaki Sasuke lebih dulu menendang botol ditangan nya itu, sehingga botol itu terlempar jauh di sudut ruangan.
Sakura mengerang kesakitan, tak terima sebab tangannya ikut jadi korban. "Heh budeg, tanggung jawab gk? Kau pikir kau siapa main tendang tangan orang?" sentaknya kesal
Sasuke hanya melirik sinis, "Aku tau ide iblismu poci, jangan coba-coba."
Shit! Kurang ajar!
"Dasar sok tau, tanggung jawab pokoknya nih liat tanganku sakit kedepak kaki sialan mu itu!" ujar Sakura sembari memperlihatkan pergelangan tangannya yang nyeri dan memerah, lebih tepatnya di dekat aliran nadinya.
Sasuke menoleh, "harus ya?" dia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku lalu perlahan memajukan tubuhnya agar condong kearah Sakura yang kini mulai was-was dengan tindakannya.
"Sas, jangan aneh-aneh!" Sakura memundurkan tubuhnya hingga terbentur ujung sofa, yang artinya dia sudah terpojok.
Sasuke menyeringai tipis, didekatkannya wajahnya pada wajah gadis didepannya itu. Gadis itu terlihat takut, dia memejamkan matanya. Sedang misuh-misuh didalam hati, mungkin?
Saat nafas Sasuke dirasa sangat dekat dengan bibirnya, buru-buru Sakura memalingkan wajahnya.
Cup.
Ciuman Sasuke meleset! Bibir Sasuke hanya mengenai ujung bibirnya, Sakura menghela nafas lega sedangkan Sasuke terdiam.
"Ah, rupanya kau bisa menghindar? Oke, tapi kita lihat apa kau juga bisa menghindari yang satu ini!"
Sasuke mengangkat tubuh Sakura, menggendongnya menjauh dari ruang tamu. Sakura yang merasakan tubuhnya melayang lantas membuka kelopak matanya, dia terus meronta-ronta.
"Akh sas, turunin!" ujarnya memukul-mukul dada bidang Sasuke dengan keras
"Hm? Bukannya kau minta pertanggung jawaban tadi? Mari kita wujudkan pertanggung jawabanmu itu,"
"Apa?!"
Sakura awalnya bingung dengan maksud perkataan Sasuke, tapi setelah melihat Sasuke membawanya masuk kedalam sebuah ruangan tak lain kamar, lalu menjatuhkan nya diatas ranjang, dia sangat mengerti maksud pria itu. Sial.
"SASUKE! KAU SUDAH GILA HAH?!"
.
.
.
.Apa yang bakal terjadi?
[Mohon maap alur cerita ini memang pendek dan lambat, mungkin beberapa chapter lagi bakalan normal😫]
KAMU SEDANG MEMBACA
OH SHIT!
Fantasy"Oh shit,, are you kidding man?" -Haruno Sakura . . . . . . . . 1st story about sasusaku:''