Siapa yang tidak senang memiliki saudara kembar? Mungkin, semua orang akan senang bukan? Termasuk Hana.
Hana sangat senang memiliki kembaran. Ana adalah nama kembarannya. Namun sayang, mereka hanya kembar dalam tempat, tanggal, dan tahun lahir. Secara fisik mereka sangat jauh berbeda. Hana memiliki kulit putih bersih, hidung bangir, rambut hitam legam nan lurus, bibir merah bak delima. Berbanding terbalik dengan Ana.
Namun, perbedaan tak membuat keduanya berjauhan. Bahkan mereka saling mendukung.🌻
Brraaaak
Tiba-tiba pintu kamar Ana ditendang dengan keras. Ana yang sedang berbaring melompat terkejut."Kamu kenapa Han? Kenapa menangis?" Ana menatap kembarannya dengan heran. Pasalnya beberapa menit yang lalu ia pergi dengan wajah yang sangat ceria. Namun, ketika pulang menjadi merah dan menangis.
"An, mereka jahat, mereka selalu mengolok-olokmu. Aku tidak terima," ucap Hana sambil tersedu-sedu.
"Sudahlah tak perlu kau tanggapi, biarkan mereka mau bilang apa. Tak perlu didengarkan. Mengerti?" Ana meyakinkan kembarannya bahwa ucapan mereka adalah angin lalu.
Hana menatap Ana dengan perasaan haru, senyuman tipis muncul dari bibirnya lalu mengangguk mantap atas ucapan kembarannya.
Seorang laki-laki menatap mereka di balik jendela dengan perasaan sedih, haru, marah. Aah semua rasa menjadi satu kala melihat mereka berdua berpelukan.
🌻
Pepatah mengatakan "Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga" begitu juga dengan Hana dan Ana "Se-akrab-akrabnya mereka, pasti ada pertengkaran". ntah apa yang diperbuat keduanya hingga menimbulkan kegaduhan yang tak pernah ada.
Lelaki itu kembali menatap dengan perasaan yang campur aduk. dari tatapannya ia seperti tak menyukai Ani.🌻
Dua hari seletah insiden pertengkaran itu terjadi Ana mendadak menghilang, semua orang bingung mencarinya. tak satupun ada yang melihatnya. kecuali lelaki itu.
🌻
Hari ketiga setelah kehilangan, Ana baru ditemukan di pinggir kali, dalam keadaan sudah tidak bernyawa dan sangat mengenaskan. bagian tubuhnya sudah ada yang membusuk."Ana ... Ana kenapa? Ya ampun, Ana maafkan aku, kemarin aku tak sengaja merobek baju hadiah dari orang kesayanganmu, hingga kita bertengkar. Siapa yang membunuhmu? Aku tak akan pernah memaafkan pembunuhmu," teriak Hana histeris. Semua orang menatap sendu kearah kembaran itu.
Lagi-lagi lelaki itu menatap Hana dengan tatapan yang penuh arti.
Selama ini ia tak menyukai Ana karena, terlalu lemah. padahal ia sangat mencintainya. dan ia tau apa yang terjadi di antara Kembaran itu. Namun, ia sama sekali tak mampu membantu. Andai kedua tangan dan mulutnya berfungsi, pasti semua ini tak akan pernah terjadi.
"Ciih, kamulfase yang bagus. Hanya karena terbakar api cemburu rela mengorbankan nyawa saudaranya sendiri. Dia dalangnya tapi, berpura-pura tak tahu apa-apa," gumam lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Creepypasta_Gore
Historia Corta"Lihat! Mereka ada di setiap sudut ruangan layaknya butiran debu yang berterbangan. Bersiaplah giliranmu akan tiba!"