Bagian 7- Chanyeol

2.5K 265 5
                                    

Aku tidak pernah peduli pada apapun sebelumnya. Tentangku, tentang hidupku dan sekelilingku. Aku telah merasa sakit jauh dari itu, sebelum seorang yang asing mendekat padaku. Mencoba menarikku dari segala kelam yang menyertai. Tapi aku tetap pada pendirianku bahwa tak akan ada yang bisa menyelamatkanku termasuk dirinya.

Byun Baekhyun.

Aku asal saja menerimanya ketika dia menyatakan perasaannya. Aku bukan berniat main-main, tapi mencoba untuk menjadi menusia untuk tidak membuatnya sedih karena tertolak, juga mungkin aku bisa lebih maju dalam hidupku. Ya siapa tahu.

Nyatanya sejak berapa bulan bersama, aku tetap sama. Hatiku tidak menjadi hangat sama sekali. Merasa dikhianati dan kehilangan menjadi momok menakutkan bagiku. Tapi entah mengapa akhir-akhir ini wanita Byun itu merebut atensiku.

Sebelumnya aku tak pernah mau peduli sama sekali tentangnya, bagaimana kabarnya, bagaimana perasaannya. Sungguh aku amat sangat tidak mau tahu. Aku membiarkan seorang dikelasku tertarik lebih jauh padaku, memberi panggilan sayang walau didepanku ada Baekhyun, aku tidak merasa salah sama sekali.

Ini hanya baru tahap berpacaran memang hal apa yang harus dibatasi, kan?

Aku tahu semua orang merundungnya, tidak setuju dia berhubungan denganku, tapi itu memang apa yang harus ia terima jika ingin berurusan denganku. Karena hidupku dari awal tak se- sederhana itu. Oleh sebab itu mengapa aku selalu memalingkan wajah ketika dia berpapasan denganku seolah ingin mengadu setelah babak belur, entah karena air pelan kotor, tepung dan telur yang bahkan bau busuknya masih menempel seberapapun ia membasuh tubuhnya berulang. Pandangannya selalu penuh arti dan berkata bahwa dia tidak baik dengan perlakuan semua orang.

Tapi aku juga tahu dia bukan orang lemah yang akan menangis dan menganggap semuanya akhir dari dunia. Bahkan dia selalu melawan semua orang yang menjahili dan merundungnya di kemudian hari, entah dengan kalimat pedasnya yang sarkas atau dengan perilaku dan pukulannya.

Aku juga tahu kabar tentangnya yang mencoba untuk membunuh dirinya, tapi aku tidak mau menggagu privasinya, atau memang aku sungguh tak mau merepotkan diri dengan menanyainya. Dan apa memang untungnya buatku jika tahu semua tentangnya?

Tapi...

Segalanya berubah akhir-akhir ini. Seperti alasan klasik lainnya. Aku rindu ketika dia tidak mengabariku seharian, aku menjadi begitu mengkhawatirkannya. Suatu waktu dia pulang untuk berlibur dirumah saudaranya tanpa mengabariku-, well sebenarnya aku tidak memeriksa pesanku karena terlalu sibuk untuk pergi bermain dengan teman sekelasku.

Aku marah waktu itu, khawatir dan membentaknya walau tahu aku yang keliru.

Aku sungguh baru menyadarinya.

Beberapa kali aku memerhatikannya secara diam-diam. Tubuh kecilnya... Aku baru sadari begitu kurus. Aku juga tidak pernah tahu mengapa dia bertahan seorang diri di kota besar ini dengan hidup seadanya. Bagaimana dia selalu murah senyum, selalu cerewet karena banyak bicara, menjadi angkuh untuk menentang hal buruk yang di lontarkan orang lain padanya, menjadi tangguh untuk mempertahankan apa yang menjadi miliknya, juga begitu baik hati untuk memahami diriku yang bahkan tidak pernah memperdulikannya.

Akhir-akhir ini juga aku selalu menjadi marah ketika banyak lelaki mendekatinya, memberikan perhatian padanya. Aku berfikir hanya aku yang harus melakukannya. Tidak dengan orang lain. Ya, rasa kepemilikkanku memang besar sejak dulu pada hal apapun.

Aku dan dirinya memang sudah saling mengetahui, atau sebenarnya hanya dia yang tahu bahwa aku tidak pernah bisa berpaling dari seseorang sebelum dirinya, karena membekas di hatiku dan aku begitu menggilainya dan dengan lapang dada Baekhyun menerimanya. dia bilang "ya, memang apa yang bisa dilakukan jika hati berbicara? aku tidak mau kau memaksakan perasaanmu padaku. Aku hanya mencoba memberitahumu bahwa masih banyak orang yang sayang padamu."

Kekasihku sebelumnya meninggalkanku, lebih tepatnya dia terlibat kecelakaan dan meninggal dunia. Itu kabarnya, tapi aku masih menunggunya karena aku yakin dia masih hidup entah di bagian dunia mana.

Tapi aku semakin gelisah, karena sepertinya keyakinan itu mulai terkikis, hatiku dan ingatanku mulai lupa, bahwa aku pernah mencinta segila itu yang mengakibatkan aku menjadi dingin tak tersentuh tak kenal apa itu tersenyum dan bahagia, menjadi mulai mengenali lagi apa itu getaran menyenangkan di dada dan makna hidup.

Hanya karena seorang Byun Baekhyun. Orang asing yang tulus menerimaku.

Aku jadi banyak waspada dan posesif tentang apapun yang dia lakukan. Termasuk ketika seorang lelaki dewasa bersamanya waktu lalu membuatku merasa terancam. Pandangannya, perhatian dan sentuhannya, aku yakin bahwa lelaki itu bukan hanya sekedar menganggap Baekhyun orang terdekat. Ada sisipan perasaan lain didalamnya dan aku takut dia akan mengambil Baekhyun-ku.

Baekhyun terlalu berharga untukku sekarang.

Wanita sederhana itu bahkan mengajarkanku bagaimana untuk hidup dengan sederhana. Aku tidak pernah bahkan menyentuh makanan tidak higienis terkhusus makanan pinggir jalan, tapi berkatnya aku bisa mencicipi bahkan menghabiskannya. Membuatku yakin bahwa surga makanan itu nyata.

Ah.. aku jadi ingat bagaimana dia merajuk hari itu dan menjadi baik kembali hanya karena makanan-makanan murah disana. Senyum manis yang menimbulkan mata sabitnya, tawanya yang renyah, yang telinga, mata dan hatiku masih mengingatnya dengan jelas.

Lalu ketika aku sakit dan dia ingin menjengukku, aku bahagia dalam diriku, tapi dengan bodohnya aku berkata kasar, walau sebenarnya aku tak pernah beniat untuk menjadi seperti itu, ketus dan melarangnya untuk mengunjungiku. Sebenarnya aku hanya meminimalisir dia bertemu keluargaku terutama ibuku.

Karena beliau begitu pemilih, tak akan mau dengan seorang yang tak tahu asal usulnya dan miskin. Satu orang yang masih begitu menjadi menantu idamannya adalah Park Aera. wanita terhormat dari golongan berada dan jelas asal-usulnya, pintar, cantik dan elegan dalam satu waktu. Ramah, murah senyum dan menyenangkan, itulah dirinya. Karena semua itulah mengapa kepergiannya membuat banyak orang begitu pilu termasuk aku.

Aku hanya berharap Baekhyun tidak menyerah tentangku, karena aku sudah di ujung jalan menuju padanya, untuk memilih dan berjuang bersamanya.









Tbc
(っ'▽')っ

Perkara hati memang manusia mana yang tahu? Tak ada yang lain, selain Sang Maha membolak-balikkan hati.

Pendek yaa.. Sudut pandang Chanyeol neh. BTW jangan lupa review untuk kemajuan cerita ini ya, kurangnya dimana. Aku akan sangat menghargainya.

Still play Billie- i don't wanna be you anymore

Shall We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang