Bagian 9- Rain

2.3K 253 7
                                    

Desas-desus di area sekolah memang selalu menyebar dengan cepat, mengalahkan kilatnya cahaya. Orang-orang memandang Baekhyun seakan iba, tapi beberapa menghakimi. Satu diantaranya menyumpahi memang itu yang seharusnya wanita Byun itu dapatkan. Tanpa Chanyeol disisinya.

Keadaan bermula ketika kelas Chanyeol sedang berolahraga. Kyungsoo yang pingsan karena sakit dan memaksa olahraga, membuat semua orang panik tak terkecuali Chanyeol yang berakhir menggendong bridal wanita Do itu menuju UKS.

Menggiring semua orang untuk beropini dan memuaskan hasrat pribadi.

Kalian tidak lupa kan? Bahwa seluruh sekolah termasuk guru membanggakan wanita Do itu.

Teman sekelas Chanyeol tahu kejadiannya, tapat juga di depan mata mereka. Bagaimana khawatirnya, bagaimana bingungnya Chanyeol ketika mendapati Kyungsoo tergeletak tanpa tenaga beberapa waktu lalu.

"Kau sudah sadar?" Chanyeol membantu Kyungsoo untuk duduk di ranjangnya, raut khawatirnya masih kentara

"Ya aku baik. terima kasih." balas Kyungsoo dengan senyumnya. Dia bersyukur, Chanyeol peduli padanya.

"Apa ku bilang tentang semalam untuk tidak dulu masuk sekolah, Kyungsoo? hhh kau dan keras kepalamu itu." Chanyeol menggerutu kesal sambil menjitak main-main dahi wanita di depannya dengan senyum kecil. Dia seakan lupa apa yang dikatakan dan dirasakannya tempo hari tentang Baekhyun yang mulai mengambil alih atensi.

Kyungsoo begitu sulit untuk diabaikan begitu saja. Pintar, cantik, membuat damai. Kedekatan mereka bahkan semakin menjadi, handphone dan pesan menjadi satu paket yang tidak pernah mereka lewatkan. Parahnya dengan Baekhyun yang sejatinya adalah kekasihnyapun, Chanyeol tak pernah se intens ini.

Baekhyun ada diluar UKS, menatap tajam juga sedih tentu. Dia berpikir apa mungkin ini akhirnya. Batasnya untuk bertahan kemudian menyerah? Jujur dia lelah. Sekuat apapun dia di awal, keadaan dilapangan membunuhnya perlahan. Bagaimana banyak yang tidak merestui menambah beban tersendiri, juga saingannya merupakan wanita yang punya derajat tinggi dengan sendok emas di tangan, serupa dengan Chanyeol.

Tidak sepertinya.... Yang bahkan tak banyak tahu siapa orang tua aslinya.

Menarik dan membuang nafas sekali, Baekhyun kemudian memutuskan masuk kedalam UKS. Mengejutkan kedua insan disana yang sedang saling memandang penuh makna.

"Ekhm. Kau sudah sadar Kyungsoo? Bisa aku berbicara dengan Chanyeol-Mu sebentar? Ini tak akan lama." Baekhyun mengucapkannya tanpa emosi berlebih, tapi Chanyeol yang mendengarnya merasa sakit ditelinga, juga kerutan dikening tanda dia tak suka dengan kata yang ditekankan oleh Baekhyun.

Kyungsoo gugup tapi dia memberikan anggukan dan tersenyum tipis.

Baekhyun mengisyaratkan Chanyeol untuk mengikutinya setelah kemudian berhenti, mematung dalam posisi memunggungi dua insan dibelakangnya ketika salah satunya berucap "Aku sudah memberi tahu keluargamu, supirmu akan datang tak akan lama, jadi tunggu dan istirahatlah." Bahkan sebelum beranjak, lelaki Park itu mengusap kepala Kyungsoo juga melontarkan kata penuh perhatian.

Baekhyun tak mau ambil pusing lebih lama. Dia kemudian berjalan dan diikuti Chanyeol menuju atap sekolah. Keadaan disana lebih bisa melindungi privasi.

Sesampainya di atap, Baekhyun menuju dinding pembatas, memegangnya dengan kedua tangan dengan pandangan lurus ke depan, pikirannya penuh untuk merangkai kata. Chanyeol di sampingnya, melakukan hal serupa.

"Ada apa?" Mulai Chanyeol penasaran.

"Kau sudah bosan denganku atau ingin mengakhirinya sekarang?" pandangannya masih lurus tapi pegangannya mengerat.

Chanyeol menghadap pada wanitanya dan berkerut bingung di dahi. "Apa maksudmu?"

"Kau tidak bodoh untuk mengerti pertanyaanku Park." nampaknya aura dingin begitu kental melingkupi

"Ya, tapi mengapa kau tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. Ku rasa kita masih baik saja apalagi akhir akhir ini."

Baekhyun melirik dengan ekor matanya kemudia berdecih. "Mana nya yang baik saja, atau itu hanya baik untukmu dan selingkuhanmu?" sahutnya sarkas

"Dan siapa pula yang kau sebut selingkuhanku?" giginya bergemeletuk marah

Baekhyun berbalik dan berhadapan dengan Chanyeol, berdecih kemudian dengan kebohongan besar bibirnya berucap "Aku rela saja jika kau mau mengakhirinya sekarang. Kyungsoo terlihat lebih baik aku rasa. Aku marah tentu, tapi juga sadar diri selalu jadi sisiku yang lain."

Memalingkan wajah dan mengepal erat di kedua tangan. Air matanya hampir luruh itu mengapa dia mengalihkan pandang ke arah lain. Chanyeol tidak harus tahu seberapa banyak dia terluka.

Lelaki di depannya kemudian memandang dengan dingin, tanpa kata meninggalkan wanita disana setelah memberi satu tabrakan di bahu.

Yang tidak diketahui Baekhyun adalah, Chanyeol juga membendung banyak air mata di kedua matanya. Bukan hanya wanita Byun itu yang merasa sakit di dada yang kemudian satu air mata luruh ketika seorang diri.

Keduanya mendapat hari yang buruk kemudian. Terutama Chanyeol.

Lelaki Park itu bahkan semakin dingin untuk sekelilingnya. Berpikir terlalu dalam sampai mengabaikan pelajaran dan candaan temannya. Tapi kesimpulannya dia dapat.

Dia yang bersalah dan terlalu serakah. Setelah pulang sekolah dia mantap untuk mempertahankan hubungannya. Peran Baekhyun tidak bisa dianggap remeh untuk hidupnya.

Saatnya datang. Sekolah menemui titik akhir untuk bubar tapi wanita Byun itu telah pergi lebih dulu menyisakan sesal untuk Chanyeol. Tapi perasaannya berkata Baekhyun belum jauh dari sekolah, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk berjalan ke tempat pemberhentian bus.

Chanyeol berlari, meninggalkan motornya. Tapi apa yang dia lihat membuatnya begitu tidak berguna, raut khawatir semakin kentara. Seakan jiwanya sedikit demi sedikit tercabut.

Baekhyun disana, diantara banyaknya kerumunan orang, seperti orang yang hilang akal. Berjongkok dengan kedua tangan memeluk tubuhnya begitu erat. Rancauan nya seakan tak mengenal kata berhenti, juga tangisan pilunya begitu menyayat.

Chanyeol masih mematung kemudian mata tajamnya memperhatikan dimana letak penyebabnya.

Setelah sadar, ada satu lelaki dekat kekasihnya, mencoba membujuk wanitanya untuk melihat kearah lelaki disana dengan tangan berusaha menggapai tetapi berakhir ditepis dan semakin histeris.

Kemarahannya sampai ke ubun ketika sadar orang-orang disana hanya menonton. Berjalan tergesa, kemudian satu tendangan dia berikan untuk seorang yang mengganggu Baekhyunnya.

Setelahnya satu pelukan menenangkan dia berikan. "Hey! Hey Baekhyun ah... Ini aku.. Chanyeol.  Sadarlah!" Lelaki Park disana hampir frustasi ketika bahkan sekian menit berlalu Baekhyun masih dengan dunianya.

Pelukannya semakin dia eratkan. Dia berusaha menggendong Baekhyun sebelum atensinya teralihkan.

Baekhyun memandang dengan mata bengkaknya, isakannya terhenti tapi air matanya tetap tidak bisa diatasi. "Hiks... Ch-Chanyeol...." dan kemudian hilang kesadaran dipelukan lelakinya.

Chanyeol menggendongnya menuju ruang kesehatan tanpa peduli dengan respon yang lain. Yang dia pikirkan hanya Baekhyun, berharap semoga dokter di UKS masih berada ditempatnya.









Tbc
(っ´▽')っ

Tambah gajelas gak sih? Kalo ada yang janggal kasih tau oke?

Sider sakit perut sateh 🌚

Shall We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang