Bagian 11- Kebenaran

2.6K 256 5
                                    

Chanyeol tidak benar menyusul wanitanya karena dia berubah menjadi penguntit. Mengikuti Baekhyun yang menggunakan bis dengan mobil mahalnya. Tentu saja dia legal, bahkan dia sudah mendapatkan ijin mengemudinya di kelas dua menengan atas.

Baekhyun sedang jalan menuju tempat kosnya dengan perlahan. Tentu kalian masih ingat dengan jalanan penuh tangga dan menanjak. Chanyeol mengikutinya dibelakang sedikit jauh setelah memarkir mobilnya di area perumahan dekat halte. Dia hanya tak mau terlalu dekat dan membuat Baekhyun ketakutan apalagi menyadari dirinya ada. Mau di taruh dimana mukanya ketahuan menguntit.

Baekhyun menghentikan langkahnya ketika dikejutkan oleh seorang wanita yang sedang berdiri ditangga halaman kosannya dengan raut yang bisa dibilang khawatir. Bahkan wanita itu berjalan mondar mandir dengan kedua tangan saling meremat didepan dada. Baekhyun mendekatinya "Luhan! Sedang apa ka-" Tidak sempat menyelesaikannya karena satu tubrukan beserta pelukan dia dapatkan.

"Oh astaga. Mengapa kau tak mengangkat ponselmu? Aku khawatir setelah mendengar dari yang lain apa yang terjadi padamu sore tadi." Luhan melepaskan pelukannya dan meraba bagian lengan Baekhyun, memiringkannya kanan kiri memeriksa apakah temannya baik saja ataukah ada luka.

"Yaampun syukurlah kau baik. Maaf aku tak ada bersamamu waktu itu. Kau tidak ingin pulang bersamaku sih jadi saja terkena karma." Luhan mencoba untuk tidak terlalu serius, tidak mau membuat temannya semakin sedih. Karena dia yang paling tahu siapa lelaki itu dan seberapa fatalnya untuk Baekhyun.

Baekhyun terkekeh sebelum kemudian mendung diwajahnya muncul "Oh baby.. aku disini. Semuanya akan baik saja." Luhan mengusap pipi Baekhyun dengan lembut, setelah kembali memeluk dan memberi usapan dipunggung wanita Byun itu.

"Lu... Lu.. dia.. dia kembali. Aku takut. Juga tidak bisa begitu saja mengatasinya sendiri, sehingga aku kembali panik. Kata maafku pun tidak pernah mau keluar seberapa besar aku mencoba dan dia meminta. Sakitnya masih aku rasakan Lu.." isak Baekhyun. Dia menahannya sejak tadi, untuk tidak mengucapkan keresahannya. Tapi Luhan adalah pengecualian. Bagi Baekhyun, Luhan berarti dunia. Dia tidak akan sungkan menangis ataupun merengek pada wanita Cina itu.

"Kau akan baik... percaya padaku. Kau akan baik setelah ini. Ada aku, Sehun juga Chanyeol yang akan melindungimu Baek." Tenang Luhan yang diangguki Baekhyun. Kemudian pelukan keduanya mulai merenggang, sebelum terlepas Luhan melihat lurus  kearah Chanyeol yang setia berdiri mematung mendengar apa yang keduanya bicarakan.

Luhan memberikan tatapan seakan mengatakan "Tunggu aku akan memberi jawaban untukmu" dan seakan mempunyai kekuatan telepati Chanyeol meng-amininya dengan mengangguk.

Kedua perempuan itu menuju kamar kosan Baekhyun yang mana berada di lantai atas sehingga harus menaiki tangga. Tak ada lift kan ini perumahan biasa kalian tahu.

Setelah satu jam Luhan kembali ke halaman dan menghampiri Chanyeol yang sedang bersandar di tembok, kemudian keduanya berjalan menuju taman disekitar, duduk di ayunan yang tersedia.

"Aku tahu Baekhyun belum memberitahumu kan?." tanya Luhan dan diangguki lelaki Park disana. "Dan ku rasa dia akan sulit mengatakannya dilihat dari dia yang selalu tertutup dan tak mau merepotkan orang lain kecuali aku. Hehehe" Sambung wanita Xi disana dengan narsis.

"Aku tahu bukan bagianku untuk menceritakannya, tapi Baekhyun begitu membutuhkan perlindungan sekarang sekuat apapun kelihatannya nanti. Dia tidak akan kuat jika lelaki itu terus datang." Chanyeol berkerut bingung dengan pertanyaan dalam hati memang siapa lelaki berengsek yang menyakiti wanitanya. Kepalan tangannya pun mengeras

"Ini tentang kabar yang mengatakan Baekhyun mengancammu untuk menerimanya dengan kalimat bunuh diri.." Chanyeol masih mendengarkan, ya dia tahu tentang kabar itu walau dia tahu Baekhyun tidak pernah melakukannya

"Bunuh diri... Dia melakukannya. Itu memang sempat terjadi..." Chanyeol terkesiap, sedang Luhan terkekeh "Jangan begitu terkejut Chanyeol." Chanyeol memandang wanita disampingnya, memberi atensi penuh "Lanjutkan!" katanya tak sabar

"Tapi bukan karena mu. Ini jauh sebelum dia mengenalmu." Luhan memandang jauh kedepan kemudian melanjutkan "Dia berada disekolah menengah pertama waktu itu. Dia baru saja mengetahui kebenaran tentang keluarganya, kemudian mendapatkan kebenaran yang lain. Lelaki yang sudah dia anggap sebagai kakak, sepupunya mencoba memperkosanya. Jung Daehyun namanya. Dia masih begitu remaja waktu itu tapi permasalahan bertubi datang. Dia masih merasakan sampai sekarang bagaimana rasanya terkunci dikamar sendiri, dipojokkan dan dilecehkan." Luhan melirik Chanyeol dan sadar Lelaki Park itu semakin gelap dengan amarahnya

"Jika kau ingin tahu dia masih perawan, maka jawabannya Ya. Tuan dan nyonya Byun berhasil masuk kekamar Baekhyun setelah mendengar teriakan dan barang berjatuhan, yang kemudian shock karena putrinya bahkan tidak lagi memakai pakaiannya dengan benar juga penuh sobekan. Tapi jika kau bertanya apakah psikisnya baik saja, aku akan dengan lantang dan pasti mengatakan Tidak. Traumanya bahkan tidak pernah membuatnya nyaman, mimpi buruknya sesekali datang membuatnya terbangun dan kemudian menyakiti diri dengan memukul seluruh tubuhnya. Dia pikir tubuhnya kotor dan dia benci itu. Apalagi ketika lelaki itu datang sekarang, walaupun dengan iming-iming penyesalan dan kata maaf, sakitnya masih dan selalu membekas untuk Baekhyun." Ucap Luhan dengan lirih, dan air matanyapun menggenang.

"Aku masih ingat bagaimana hancurnya Baekhyun saat itu. Mencoba membunuh dirinya menjadi hal yang selalu wanita Byun itu inginkan, sampai barang tajam tidak pernah akrab dengannya, karena nyonya Byun menjauhkannya. Jadi Chanyeol, aku memintamu untuk menjaganya ketika mungkin aku lengah seperti hari ini. Dia berarti banyak untuk hidupku. Sekedar informasi saja, dia bisa bangkit karena mengenalmu diawal tahun menginjak sekolah, senyum manisnya juga keberaniannya datang lagi setelah sekian lama tenggelam." Luhan tersenyum tapi air matanya luruh

Chanyeol menggeram "Dan kenapa pula lelaki itu masih berkeliaran? tidak kah seharusnya dia mendekam dipenjara?" tanya Chanyeol menggebu

"Ya inginnya begitu. Tapi apa yang bisa dilakukan ketika sepupunya bahkan masih remaja waktu itu, dia satu tahun lebih tua dari Baekhyun. Dia juga melakukan tindakan itu karena sedang mabuk dan kemudian berkunjung ketika tak ada satu orang pun dirumah Baekhyun. Dia memang sudah lama menyukai Baekhyun. Hmmm... Satu hal yang bisa dilakukan adalah dia dikirim ke tempat rehab dimana anak-anak bermasalah berkumpul. Hari ini dia datang karena aku mendapat berita bahwa dia sudah tidak diharuskan berada disana lagi, dia sudah membaik dengan perilakunya." Ucap Luhan

"Jangan sampai dia bertemu denganku, karena jika terjadi maka siap saja rumah sakit menjadi destinasi utamanya." Ucap Chanyeol sedang Luhan terkekeh gemas, tahu sedingin apapun Chanyeol dia masih peduli pada sahabatnya yang mana adalah kekasih lelaki Park itu sendiri.

"Ya ya ya Tuan Park, aku akan berterima kasih jika itu terjadi" Kekehan wanita Xi itu semakin menjadi.

Luhan bangkit dan mengusap pahanya "Ugh.. ini sudah malam. Aku harus kembali, Baekhyun pasti menungguku. Kau juga pulanglah Park, aku akan menginap di kamar Baekhyun dan menemaninya. Ingat kataku untuk selalu menjaganya, jangan lagi menyakitinya, cukup untuknya selalu merasa sendiri. Selamat malam." Ucap Luhan dan kemudian pergi setelah memberi tundukan juga satu senyuman.

Chanyeol masih sendiri dengan kemelutnya, kemudian bangkit dan berjalan pulang sedang hati bersumpah "Aku tidak akan memberikan luka ringan untukmu jika kita bertemu Jung."






Tbc
(っ'▽')っ

Note: Oh dear.. Trauma memang bukan hal mudah. Seseorang bahkan membenci dirinya dengan sangat karena orang jahat disekitar.

Kesehatan mental itu perlu.

Menangislah jika sedih
Marahlah sesekali jangan memendamnya
Tersenyum jika ingin, diam saja jika tidak.

Jangan bersandiwara terlalu lama. Psikismu tidak sekuat kelihatannya.

Selamat menunggu untuk Chap selanjutnya.

Big love🌚

Shall We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang