"Aku baru saja di tolak, untuk kesekian kali oleh seorang wanita yang sangat aku cintai. Sudah satu tahun terakhir aku mengejarnya. Tapi tidak pernah bisa aku dapatkan." -Kim Taehyung
"Apakah kau pernah mendengar kata perjodohan di era modern sepert...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Korea,
Seorang pria dengan santainya berjalan tanpa memperdulikan para wanita yang sibuk mencuri pandang di sekitarnya. Pria berperawakan tinggi dan paras yang bisa dipastikan melelehkan hati para wanita itu akan terlihat jauh lebih bersinar jika mengenakan seragam pilotnya. Ia adalah seorang pilot muda dari maskapai yang cukup terkenal, Korean Air.
Kim Taehyung. Hanya dengan menyebutkan namanya saja, para gadis bisa berfantasi banyak hal. Bukan karena Taehyung sering menghabiskan waktu berinteraksi dengan para wanita, tapi karena sikapnya yang dingin dan cenderung tidak bersahabat. Pria itu punya satu pusat dunianya. Seluruh perhatiannya terpukau pada satu titik sejak satu tahun terakhir. Wanita itu adalah sosok perempuan tercantik dalam perspektifnya. Tidak ada wanita mana pun yang bisa mengalihkan minatnya pada seorang Kim So Jung di pesawat, ketika wanita itu sedang menjalankan tugasnya sebagai seorang pramugari.
Taehyung bergegas memasuki ruangan, membuka lemari dan mengambil seragamnya. Hari ini ia akan melakukan penerbangan menuju Paris, dan untuk kesekian kalinya menjadi kapten. Memulai debutnya sebagai seorang pilot, Taehyung harus mengumpulkan banyak jam terbang sampai ia di perbolehkan menjadi kapten. Sebelumnya, ia hanya bertugas sebagai kapilot, atau yang lebih sering di sebut sebagai FO-First Officer.Sebagai seorang kapten, tentu saja ia akan menjadi PF-Pilot Flying-dan kali ini yang akan menjadi FO-nya adalah seorang junior yang baru beberapa bulan terdaftar pada maskapai tersebut.
"Kau akan didampingi oleh Ji-Hoon. Dan dia sedang berusaha mengumpulkan jam terbang untuk mendapatkan Pilot Lesence yang lebih tinggi beberapa bulan ini, sekarang ia baru mengantongi CPL-Commercial Pilot Lesence." Seorang pria berbadang tegap menghampiri Taehyung di ruangannya sambil memberikan amplop berisi data yang harus ditandatangani Taehyung sebelum melakukan penerbangan.
"Jadi dia baru saja mendapatkan CPL? Bagaimana bisa dia ditunjuk menjadi FO di maskapai penerbangan sekelas Korean Air? Ck, ada-ada saja!" protes Taehyung. Pria itu meraih amplop dan mengeluarkan pulpennya.
"Memang tidak ada FO yang lain? Aku juga baru beberapa kali menjadi PF. Aku tidak berani jika dia yang menjadi FO."
"Ini sudah diatur di jadwal penerbangan, kau tenang saja. Dia itu salah satu dari siswa penerbangan terbaik. Ayahnya juga terdaftar menjadi pemilik saham terbesar di maskapai ini?" balas pria bernama Park Jimin yang tak lain adalah commander pilot di Korean Air. Pria setengah baya itu memang menjadi salah satu yang paling akrab dengan semua pilot yang bekerja di sana, ia bertugas memastikan pilot terbang sesuai jadwal mereka masing-masing.
"Belum lama ini ia mendapatkan CPL. Tapi dia sudah berani terbang ke Paris!" ujar Taehyung masih belum terima. Ia menyodorkan amplop biru yang sudah ditandatangani kemudian beralih pada buku tebal berisi catatan terbangnya.
"Kau bimbinglah dia, Jihoon itu putra bungsu dari pemilik saham di maskapai ini, usianya sama denganmu. Perlakukan dengan baik." Jimin menghampiri Taehyung dan menepuk pundak pria itu. Tapi sepertinya Taehyung belum sepenuhnya puas dengan berbagai protesnya.
"Penerbangan bukan hal yang mudah, tanggung jawabnya besar. Jika terjadi apa-apa aku akan melakukan divert,mendarat di bandara yang bukan tujuannya. Mana bisa aku menerima FO begitu saja. Minta pengaturan jadwal ulang untuk Jihoon. Delay pesawat menuju Paris selama 30 menit. Aku tidak mau terbang!"
Pria itu memang keras kepala. Ia tidak bisa menerima semua alasan dari Jimin begitu saja. Ya, wajar jika Taehyung merasa cemas dengan penerbangannya kali ini. Selama menjadi kapten, Taehyung hanya terbang di beberapa negara yang berada di Asia saja. 2 sampai 6 jam penerbangan. Tapi sekarang, untuk pertama kalinya ia akan menempuh 14 jam penerbangan, didampingi seorang FO yang menurutnya belum layak.
"Jangan menunda penerbangan! Itu akan menambah catatan buruk maskapai kita. Sudah cepatlah bergegas. Kau juga akan merasa senang melakukan penerbangan kali ini. Aku rasa ada alasan yang bisa membuatmu segera naik ke pesawat," Jimin mengingat sesuatu. Ia tahu satu hal yang bisa membuat Taehyung langsung melompat dan bergegas tanpa peduli apa yang mereka debatkan beberapa saat lalu.
"Apa?" tanya Taehyung
"Kim So Jung juga ikut terbang bersamamu. Kalian mendapatkan schedule yang sama!" Jimin menunjukkan smirk-nya di depan Taehyung yang melongo. Ini untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan ia tidak pernah mendapatnya jadwal yang sama dengan Sowon (panggilan Kim So Jung)
"Bergegaslah!" tegas Jimin Sambil berbalik dan keluar dari ruangan Taehyung dengan perasaan puas. Ia menang dari Kim Taehyung hanya dengan menyebutkan nama Sowon. Ia tahu Taehyung menyukai pramugari yang satu itu.
"Ya,aku akan terbang sekarang juga!" Taehyung tersenyum. Ia tidak bisa menyembunyikan antusiasnya saat pintu ruangan di tutup dari luar. Tanpa kendali, ia melompat kegirangan.
Kim So Jung. Sebegitunya bersarkah pengaruh wanita itu bagi seorang Kim Taehyung?
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paris,
"Sebaiknya aku mengundurkan diri saja dari perjodohan ini!" Yerin menggebrak meja di hadapannya. Gadis itu kesal mengingat pesta pertunangannya dengan seorang pria yang bahkan belum pernah ia temui. Menjadi putri tunggal dari staf kedutaan besar Korea untuk Prancis, membuat Yerin harus tinggal bersama keluarganya di Paris. Dan acara perjodohan yang di maksud gadis itu, di rencanakan oleh sang ayah dan teman baiknya di Korea.
"Aku tidak suka jika orang tuaku memaksakan kehendaknya. Menikah itu bukan sesuatu yang mudah! Butuh pertimbangan matang sebelum memutuskan hal itu." ia meraih segelas lemon dan menenggaknya sampai habis.
"Ayolah Yerin, siapa yang tidak mau menikah dengan putra pertama pengusaha maskapai penerbangan sekelas Korean Air? Kau dijamin hidup bahagia seumur hidup, dan tidak akan kekurangan apa pun untuk keperluanmu. Hanya tinggal hidup saja apa susahnya sih?" respons joy memanas-manasi sahabatnya.
"Kau bisa bayangkan! Aku belum pernah kembali ke Korea sejak 10 tahun terakhir dan yang paling parah adalah, ayahku dengan seenaknya mengatakan bahwa aku akan dikenalkan pada putra seorang business man yang berteman baik dengannya ketika muda. Dan perkenalan itu sekaligus acara pertunangan. Apa tidak gila?" Yerin masih terlalu emosi.
Ia kembali mengangkat tangan mengisyaratkan pada bartender untuk memberinya satu gelas lemon lagi. Menenggak rasa asam akan membuat pikirannya sedikit lebih segar. Setidaknya, ia tidak perlu mabuk untuk melupakan masalah itu.
"Mungkin saja ayahmu sudah melakukan pendekatan dengan pria itu? Eum... siapa namanya? Aku lupa." Joy memajukan wajahnya mendekat dan Yerin langsung berdecak sambil menjawab tidak rela.
***
tbc
hi author in here!! pertama kalinya aku nulis nih hehe,maaf klo bnyak yang kurang,terus dukung aku ya! i need your support! jangan lupa spam komen,vote juga mwehehe:3 SEMOGA SUKA♡