Perangkat Inti Kelas, Jantung Hati Kelas

78 20 35
                                    

Seperti kelas pada umunya, kelas kami juga punya perangkat kelas.
Ada ketua, wakil, sekretaris berjumlah dua orang, dan bendahara yang jumlahnya sama dengan jumlah ketua kelas ditambah wakilnya.

Jadi totalnya enam.

Wali kelas kami, orangnya tidak mau ambil pusing. Kami tidak ada voting. Yang mau mengajukan diri, silahkan.
Alhasil, seluruh perangkat kelas kami adalah hasil tunjuk paksa dan ajuan suka rela.

Ketua kelas kami, sebut sama namanya Diko. Jika kamu ingin membayangkannya, Diko ini memiliki tinggi yang tidak terlalu alias wajar, badannya berisi, dan dia punya rambut kaku tegak seolah dia habis terkena setruman. Diko adalah anggota paskibra dan pramuka aktif. Kalau kamu membayangkan Diko ini tegap dan tegas, sayang sekali, kamu salah.

Jujur saja, Diko adalah orang yang suka selfie (luntur 'kan, bayanganmu?). Dengan gaya andalan tangan membentuk huruf V dan cengiran lebar, Diko selalu ambil pose paling depan saat foto ramai-ramai.

Meskipun begitu, Diko adalah sosok yang sangat bisa diandalkan.

Kalau bukan karena Diko, pasti kotak sampah di depan kelas kami terbengkalai karena dialah yang paling rajin mengurusnya setiap pulang sekolah. Jika ada pertandingan dan tidak ada anggota kelas yang mau mengikutinya, maka Diko akan maju, dengan sangat terpaksa.

Diko terkenal sebagai orang paling PHP di kelas. Awalnya, dia terlibat hubungan segitiga dengan Farroz dan Retno sebelum akhirnya dia mendekati Arsyi.

Lalu dia mendekati Resti.

Lalu dia beralih ke Mauza.

Dan terakhir dia mengakui kalau Marsela adalah miliknya.

Ia, hanya dia yang suka. Ceweknya mah nggak.

Diko ini, punya wakil bernama Mutiara alias Mute.

Satu kata yang bisa menggambarkan Mute : beringas. Beda dengan Diko, Mute ini lebih tegas. Kalau kamu bukan anggota kelas kami, pasti kamu mengira Mute adalah ketua kelas dalam sekali lirik.

Apakah kamu masih sulit mendapat gambaran dari sosok Mute?

Jadi, sosok Mute ini badannya tinggi besar. Bukan gemuk, badannya pas dengan tingginya. Mute ini mengaku kalau terakhir cek dia masih perempuan tulen. Satu lagi! Mute ini berkacamata dengan minus empat koma tujuhpuluh lima.

Terkait dengan minusnya Mute, pernah suatu ketika kacamata Mute pecah di sekolah. Kehebohan terjadi, karena Mute ini naik motor sendiri ke sekolah. Bagaimana cara dia pulang dengan tanpa kacamata?

Alhasil, setelah aneka kehebohan, Juvita akhirnya mengantarkan dengan suka rela.

Terus...
Mute ini punya pacar, teman! Pacarnya ada di kelas sebelah. Tinggi, tinggiiii sekali. Namanya--eh, kenapa kita bahas ini? Lanjut bicarakan Mute saja!

Ehm.

Jadi, meski banyak perbedaan, ada satu titik di mana Diko dan Mute ini punya persamaan.

Sama-sama banyak incaran.

Tapi, mungkin karena mereka ditakdirkan berbeda, Mute ini beda jenis mengincar-nya dengan Diko. Kalau Diko, dipepet terus sampai ditolak jutaan kali. Kalau Mute ini, dia ngehalu-nya parah.

Pernah ada senior kami yang—bisa dibilang—tampan jadi pemimpin upacara. Mute heboh sambil nyaris teriak, “laki aku! Laki aku!”
Kalau kakaknya buat kelakuan bagus, “itu aku yang ngajarin semalem!”
Bukan cuma satu, tapi nyaris semua cogan di sekolah diakui sebagai miliknya (untung bukan cogan punya saya /ups/).

36 - 2 = Boom Squad!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang