Sebenarnya aku pun tak mengerti kenapa goresan penaku selalu menguraikan perihal rindu. Sering aku berpikir apakah sudah tak ada kosa kata lagi ? Karena aku yakin setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menjamu rindu, tapi rasanya kali ini aku benar-benar kehabisan cara bagaimana menghadapinya, ia tak pernah bertanya terlebih dulu apakah aku sedang ingin bercengkrama atau sedang ingin menyendiri dan sedang tak ingin berkawan dengannya.
Hujan pun membawa kenangan. Bersama berdua dengan tangan yang masih hampa. Menghadap kepada langit sembari berbicara. "Tuhan, kembalikan dia, bersama selamanya". Hujan membawa harapan. Air yang jatuh membawa kehidupan bagi tumbuhan yang layu. Air yang bernama harapan jatuh menghidupkan bunga perasaan. Berharap terus hidup dan bermekaraan.
Hujan terus jatuh dari langit tak berkesudahan. Membawa cerita tentang harapan yang terus dipanjatkan, membawa kenangan yang kian lama luntur oleh tetesan, membalut kesetiaan dalam setiap penantiaan.
rindu dan hujan mari serahkan pada tuhan.
Tenang saja, ada sesuatu yang hebatnya melebihi notif atau pemberitahuan sosial media yang dinanti. Apa itu? Do'a setulus hati. Do'a dari hati yang merindukan belahan yang satunya lagi. Yang berharap baik kepada Yang Maha Baik bahwa akan datang masa yang dinanti. Yang melelehkan segala bongkahan rasa yang telah lama dingin terpatri.
Kenapa jarak diciptakan? karena do'a itu mendekatkan. Kenapa rindu diberikan, karena sebuah temu dalam penantian lebih manis dari yang terbayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
my chatter
Poetrykumpulan dari isi dari hati yang di salurkan melalui rangkaian kata-kata yang tak beraturan, Random puisi.. inspirasi dari buku,web,dll jangan lupa tinggalkan jejak 😁