"Silahkan datang kembali"
Haechan tersenyum di balik mesin kasir. Nenek han melarangnya mengantar pesanan. Jadi, yang di lakukan haechan sepanjang hari adalah melayani pelanggan di balik mesin kasir. Lalu mengeluh kebosanan karena kegiatannya hanya berdiri menyambut pelanggan lalu duduk kembali.
Kandungan haechan sudah memasuki usia empat bulan. Di mana perutnya sudah terlihat membuncit dan bulat. Haechan sesekali mengusap perutnya.
Haechan bersyukur atas pilihannya yang tetap mempertahankan bayinya ketimbang berada di samping mark.
Karena rasanya akan jelas berbeda. Jika berada di samping mark, haechan tetap akan merasa hampa. Mempunyai kekasih tetapi terasa tidak memiliki kekasih. Jadwal mark yang sibuk membuat haechan mau tak mau untuk tidak membebaninya. Apapun yang terjadi.
Sedangkan ketika haechan bertahan bersama gumpalan darah ini, haechan tidak merasa kesepian. Bayi itu seakan menjadi teman untuk menemani hari-hari membosankan haechan. Dia selalu menjadi anak baik ketika ibunya bekerja. Haechan selalu merasa seakan akan anak yang berada di kandungannya itu mengerti semua keadaannya.
Haechan merasa sangat bahagia. Setidaknya hanya haechan dan nenek han yang menginginkan kehadiran bayi ini, semua akan baik baik saja. Dunia akan terasa lebih baik jika haechan mampu mempertahankan bayinya hingga lahir ke dunia. Dan memanggilnya mama.
"Istirahatlah dulu chanie.. Kau sedari pagi belum berhenti dari melayani pembeli" nenek han datang bersama secangkir teh herbal untuk haechan
Haechan tersenyum menanggapi nenek han "setelah ini nenek... Jam makan siang akan berakhir setengah jam lagi, tanggung sekali jika aku tinggal sekarang"
Nenek han menggelengkan kepalanya pelan "minumlah selagi hangat chanie.. Ini bagus untuk daya tahan tubuhmu" lalu mengulurkan secangkir teh herbal hangat.
"Terima kasih nenek" ujar haechan sebelum menyesap tehnya secara perlahan
"Nenek ke belakang dulu ya.. Kalau ada apa apa teriak saja" nenek han mengusak surai madu milik haechan sebelum berlalu menuju dapur yang terletak di belakang haechan.
"Tentu nek!" haechan berseru
Haechan menunduk dengan senyum natural yang manis itu. Menatap perutnya yang membuncit itu. Ada rasa bangga, bahagia dan tak sabar yang membuncah.
Haechan mengelusnya perlahan "sehat terus ya nak.. Mama menanti kehadiranmu" gumam haechan
"Ah permisi nona, bisakah aku memesan?" seorang pria dengan masker dan juga kacamata hitam menghampiri haechan
"Tentu saja, ini menu milik kami. Silahkan memilih" ujar haechan ramah seraya bangkit dari tempat duduknya dengan memegangi punggungnya yang kaku.
"Ini saja nona, buatkan untuk lima orang. Ngomong ngomong, apa kau hamil nona?" ujar pria itu setelah memberikan kartu kreditnya.
Haechan tersenyum "iya, sudah memasuki usia empat bulan" lalu mengembalikan kartu kreditnya.
Pria itu mengangguk "terima kasih nona"
"Silahkan tunggu pesanan anda tuan"
Sedangkan di sisi lain...
"Sedari tadi apa yang kau perhatikan maknae-ya?" yuta menatap bingung mark yang terdiam memandangi gadis di belakang mesin kasir.
Johnny menendang kaki mark pelan dari bawah meja "kau jangan jatuh cinta dengan gadis manis itu. Dia pasti sudah menikah. Terlihat dari perutnya yang nampak bulat itu. Dia pasti sudah hamil tua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mark's Hidden Son ✔ | MARKHYUCK GS
FanficSelebriti papan atas yang punya sebuah rahasia besar yang tertutupi secara sempurna dari pandangan publik ya, Mark Lee punya seorang anak laki laki dari seorang wanita sederhana bernama Haechan Lee. Dan berbagai masalah timbul karenanya, haruskah ki...