1. Anessa Agatha

533 14 10
                                    

Gadis berwajah pucat itu sibuk membolak balikan jam pasir di hadapannya setelah salah satu bilik dari jam pasir itu telah habis--tumpah ke bawah.

Gadis itu masih sibuk mengamati pasir yang berjatuhan yang membentuk sebuah bukit kecil di dalam bilik kaca itu.

Pandangannya terarah ke arah jam pasir yang terus bergerak, tetapi fikirannya melayang entah kemana.

Setelah bilik yang lain sudah penuh gadis itu membalikan hoursglass-nya.

"Waktunya sebentar lagi. Gue ngga punya waktu yang banyak" kata gadis itu tersenyum lembut sembari menatap nanar jam pasir nya.

Gadis itu mengerinyitkan dahinya, menatap tajam ke arah hoursglass nya.

"Kalau waktu gue tersisa sebatas waktu jam ini, apa yang bakal gue lakuin?" Tanyanya serius pada dirinya sendiri.

Gadis itu mengyinggungkan bibir kirinya sembari mengerinyitkan dahinya, berfikir untuk menjawab pertanyaannya.

"Gue akan mewujudkan impian gue!!" Tekadnya.

🐞🐞🐞


"Yaudah sih ngga usah lemah" Kata Olivia menatap sinis ke arah kakaknya.

"Gue ngga lemah ya! Nyatanya gue masih bisa bertahan sampe sekarang" sengit Agatha tak terima, ia menatap tajam ke arah Olivia.

Olivia bungkam. Benar memang, kakaknya adalah sosok yang kuat. Buktinya ia masih baik baik saja sampai kekarang, meskipun Agatha tetap harus bolak-balik ke luar negeri, untuk mendapatkan perawatan uang cukup ketat.

Tapikan maksud agatha bukan lemah dalam hal itu, dia lemah karena impiannya sendiri.

"Santai sih, maksud gue kan bukan gitu" gumam Olivia tak membalas tatapan Agatha.

Agatha tidak meneruskan perdebatannya bersama adiknya, ia meneruskan kegiatan sarapannya yang sempat tertunda.
_

"Yaudah ati ati" Kata Olivia sembari menyalami dan memeluk kakaknya.

"Iya, lo juga" jawab Agatha setelah melepaskan pelukan Olivia.

Hari ini adalah jadwal Agatha kembali ke luar negri---Singapura untuk mendapatkan perawatan dari dokter spesialis mengenai penyakitnya.

Anessa Agatha, gadis tujih belas tahun bermata coklat itu, sudah mengidap penyakit Sirosis Hepar, penyakit pada hati yang menyebabkan gadis itu melemah.

Gadis itu sudah melakukan berbagai perawatan untuk membuat tubuhnya tetap kuat untuk melawan penyakit yang menyerang tubuhnya yang semakin hari semakin lemah itu.

Namun, gadis bermata coklat itu tak pernah menyerah melawan penyakit yang sudah nyaman pada tubuhnya itu.

Ia adalah gadis kuat yang sama sekali tak pernah mengeluh mengenai beban hidupnya, walau dia tau, pasti dia tidak akan mampu menahan untuk tetap bersikap kuat selamanya.

Tapi dia sadar, waktynya tidaklah sebanyak waktu dari teman teman sebayanya, namun ia bersyukur karena di saat saat seperti ini ia masih memiliki orang orang yang tulus menyayanginya.

🐞To Be Continued🐞

Haii guys...
Ahaa, aku kembali dengan cerita baruku.
Sebenernya ini adalah versi kedua dari playboy.

Entahlah tiba tiba dapat hidayah ngebut versi 2 nya, sebenernya aku juga ngga yakin ini bakal jadi lebih bagus daripada playboy yang pertama, tapi aku akan usahain untuk buat ceritanya Agatha ini lebih bagus dan menarik.

Ok, gitu dulu ya...
Aku minta vote sama commen nya boleh??

Bantu aku mempertahankan moodku dengan vote dan commen kalian ya...

See you...

PLAYBOY; Imperfect Day Agatha[2/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang