4. Strange Girl

107 7 2
                                    

"Udah pulang sana lo" kata Diva memperingatkan Agatha.

"Ntarlah, masih seru ini" Agatha kembali melesatkan anak panahnya, merasa tidak ada lelahnya jika berhbungan dengan olahraga panahan.

"Lo tu ngga kapok apa, nyokap lo udah sering marahin lo coma garagara lo ngga tau waktu kalo lagi main panah" kata Diva lagi.

"Lo sendiri, kenapa belom pulang?!" Agatha balik bertanya.

"Perlu gue jawab memangnya" Diva melempar pertanyaan. Agatha megangkat bahunya acuh.

Diva adalah seorang pebisnis muda dalam usianya yang tidak jauh berbeda dari Agatha.

Ia sudah berhasil meengembangkan berbagai jenis bisnis kuliner yang sudah memiliki cabang cabang di seluruh Indonesia.

Salah satu bisnis yang sekarang sedang ia pelajari adalah bisnis tempat olahraga seperti ini.

Memeng bukan ,meritis dari bawah, tempat panahan inisudah ada bahkan sebelum ayanhnya lahir.

Bisnis ini adalah bisnis turun temurun sejak dulu, mulai dari kakek buyutnya, kakeknya, ayahnya lalu dia. Tidak heran memang keluarganya adalah keluarga pebisnis.

🐞🐞 🐞

Agatha menyalakan mesin mobilnya dan berlalu meninggalkan tempa yang selalu mebuatnya nyamn itu.

Ia terus memacu mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya.

15 menit berjalan, saat ia melewati tamn yang tadi pagi sempat mendingin kan hatinya, ia melihat ada sesuatu yang familiar.

Agatha menepikan mobilnya agak jauh dari orang yang sedang menyendiri.

"Raka..." Agatha meyentuh pundak pria yang sedang menunduk itu.

1,2,3

Tunggu tunggu, kenapa dia malah mematung? Apa jangan jangan ia mengira Agatha adalah hantu? Tidak heran sih sekarang juga sudah jam 09.00 mana ada pengunjung taman semalam ini, apalagi besok adalah hari sekolah.

"Raka..." panggil Agatha lagi. Perlahan pria itu memnoleh ke kiri-kearahnya. Pelan pelan pria itu membuka matanya setelah benar benar menoleh ke arah Agatha.

Lagi

1

2

3

Pria itu membuka matanya lebarlebar, dan

huff huff huff..

🐞🐞🐞

Agatha kembali memarkirkan mobilnya dengan rapi di garasi mobilnya. Ia tau, pasti sebentar lagi ia akan terkena semprot dari mamanya. Kenapa lagi kalau bukan karena pulang pukul 10.13 malam.

Kriet

Agatha membuka pintu depan secara perlahan. Masih berharap bahwa mamanya sudah tidur. Padahal ia sangat tau, bahwa ibunya tidak akan tidur sebelum kedua putrinya berada di rumah.

Agatha mengangkat bahunya acuh saat seluruh lampu di rumahnya masih menyala. Memang benar kan dugaannya.

"Dari mana aja lo? Dicariin mama noh di dapur kata" Oliv saat melihat kakanya sudah berada di ruamh.

"Loh, kok. Biasanya mama langsung marahin gue?" bingung Agatha kepada adiknya.

Oliv mengangkat bahunya acuh, "cape sama lo", udah dikasih tau berkali kali masih ngga bisa diomongin juga Oliv berlalu meninggalkan kakaknya.

PLAYBOY; Imperfect Day Agatha[2/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang