5. The Plea

91 6 0
                                    

"Bye..."Agatha melambaikan tangannya kearah Raka, yang baru saja mengantarnya pulang. Tanpa respon, Raka kembali menyalakan mesin motornya lalu menghilang dari pandangan Agatha.

Agatha menghembuskan nafasnya lelah, kemudian melangkahkan kakinya memasuki rumah.

Belum sempat menyentuh gagang pintu, tetapi pintu sudah terbuka dan memunculkan sosok gadis dengan pakaian alakadarnya, yang membuat Agatha memutar pandangannya.

"Eh, kakakku udah pulang, tumben sis ngga malem malem lagi pulangnya?" tanya Oliv sedikit menyinggung.

Agatha acuh melewati adiknya, yang menatapnya dengan mata yang membulat.

"Wah ngga supan lo ya sama majikan. Majikan ngomong malah dicuekin. Gue pecat lo ya!!" sungut Olive mendapati reaksi kakanya.

Agatha yang mendengar ocehan adiknya hanya melenggang pergi sambil bergumam yang masih dapat didengar oleh adiknya.

"Baacot" lirihnya bernada.

"Gue aduin mama lo ya"

Brak .....

Agatha menutup pintu kamarnya kencang jawabannya.

"Mama....." teriak olivie yang sukses membuat Agatha menutup kedua telingannya sambil meringis.

🐞🐞🐞

"Ma Agatha mau minta sesuatu sama mama, tapi mama harus ijinin ya??" kata Agatha memasang senyum cerah sebisanya.

"Ya tergantung, kalo permintaan kamu aneh aneh ya ngga mama ijinin lah" kata wanita itu sembari mengganti chenel yang sedang menayangkan jeda iklan.

"Aih, ngga aneh aneh kok ma beneran deh! Mama janji dulu bakal bolehin" kata Agatha masih tetap.

"Lagian elo, kalo mita sesuatu pasti ngerepotin, ya mama antisipasi lah"kata Olive cuek sembari memasukan keripik ke mulutnya, sedangkan matanya masih fokus ke Tv sejak tadi.

"Apasih lo, ikut ikut aja" kata Agatha sembari melemparkan tisu yang sedari tadi di genggamnya. Mendapati dirinya dilempar tisu bekas oleh kakaknya, olive pun sontak berteriak kencang.

"Hwaa, jorok! Ini tisu bekas ingus lo ya" kata Olive menjadi jadi, sementara Agatha yang duduk di sebelah papanya pun langsung memasang mendongakkan wajahnya, menatap Olive, "iya, makan tu ingus!" katanya sembari menjlurkan lidah.

"eh kak, apasih!" kata ibunya menengahi.

"Habisan olive bawel!" katannya sembari memajukan bibir bawah nya, ma boleh ya lanjutnya lagi.

"Ah, permintaan kamu aneh aneh, ngga, mama ngga ijinin" jawab wanita itu masih fokus pada acara yang sedang di tontonnya.

"Ih, belom juga di kasih tau Agatha mau apa!" Agatha mengunah raut wajahnya, "sama papa aja deh" ia beralih kearah papanya, yang sedari tadi diam menyaksikan tayangan televisi.

"Papanya kakak, yang ganteng, yang baik, yang paling sayaannggg sama kakak. Papa pasti bolehin kan kalo kakak minta sesuatu? Ya kan pa? yakan?" kata Agatha berentet kepada papanya yang mengerutkan keningnya mendapati pertanyaan beruntun dari anak sulungnya.

"Emang kakak mau apa?" tanya pria paruhbaya itu akhirnya mengeluarkan suara.

"Ada pa, tapi papa harus janji dulu ngebolehin Agatha kesana, ya" kata Agatha cerah.

"Kesana mana, kamu mau kemana lagi kak, kamu itu lagi ngga vit lo, mendingan istirahat dirumah aja supaya aku cepet sembuh" itu ibunya yang menjawab. Papanya tidak mungkin menjawab dengan jumlah kata yang sebanyak itu.

PLAYBOY; Imperfect Day Agatha[2/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang