2. Souvenirs

218 6 3
                                    

Agatha keluar rumah sakit tempat ia melakukan kemoterapi bersama ibunya yang sedariradi setia menemani di saat proses kemoterapi berlangsung.

"Ma, kita ke toko dulu ya, ada sesuatu yang mau aku beli" izin Agatha kepada mamanya, ia menunjukan ekspresi ceritanya yang seolah berkata bahwa ia baik baik saja.

"Mau beli apa lagi kak?? Ngga cape?" Tanya wanita paruh baya itu kepada Agatha.

Wajar jika ia khawatir. Anaknya--Agatha baru saja selesai melakukan perawatan yang dapat membuat badannya lemas, tapi ia malah izin untuk pergi ke sebuah toko untuk membeli sesuatu.

"Engga kok ma, bentar aja kok, janji deh ngga akan lama lama" kata Agatha mengangkat jadi telunjuk dan jari tengahnya.

"Tapi apa ngga cape?" Tanya ibu Agatha masih tak percaya.

Agatha menggeleng kuat, meyakinkan malamnya bahwa ia akan baik baik saja.

"Janji ngga akan lama lama??" Tanya mamanya lagi memastikan. Wajahnya menyiratkan bahwa wanita empat puluh tiga tahun itu khawatir. Normal bagi ibu yang mencemaskan anaknya.

"Janji deh, janji ngga lama lama" senyuman Agatha mengembang setelah ibunya memberikannya izin.

🐞🐞🐞

Setelah perdebatan yang cukup panjang akhirnya Agatha dapat pergi ke toko itu sendiri, sementara ibunya menunggunya si taxi.

Tak ingin menyita nyiakan waktu, agatha langsung pergi ke barisan jam yang tersusun rapi.

Toko aksesoris ini lumayan lengkap, jadi Agatha tidak perlu sulit mencari apa yang cocok untuk dibelinya.

Agatha mengambil jam yang sedari tadi mencuri perhatiannya. Jam dengan warna hitam dengan desain yang simple.

Ia tersenyum simpul melihat jam di geggamannya, sudah sangat yakin untuk memilih jam itu.

Gadis itu pergi ke arah kasir yang ada di bagian depan. Matanya menangkap sebuah kalung cantik yang lagi lagi mencuri perhatiannya.

'Ah, ntar ngga kepake juga, buang buang duit aja' batinnya tak menghiraukan kalung itu lagi.

Ia berbalik arah sembilan puluh derajat ke arah kasir.

Setelah membayar jam yang ia pilih, Agatha membalikan badannya menuju ke pintu keluar, tetapi matanya menangkap kembali kalung yang tadi sempat ia lihat.

'Tapi kok kayanya sayang kalo ngga dibeli, kalungnya cantik banget. Beli ngga ya'

Agatha masih berdiri di depan etalase kalung itu. Menimbang nimbang apa ia harus membelinya, atau tidak.

'Sayang ah, beli aja buat disimpan. Kali bisa berguna' akhirnya ia meraih kalung itu dan kembali membayarnya dikasir.

🐞🐞🐞

Malamnya, agatha mengeluarkan jam dan kalung yang tadi dibelinya.

Ia membungkus rapi jam yang dibelinya tadi sebagai kado.

Setelah selesai membungkus kadonya, Agatha mengambil kalung yang swdaritadi tergeletak di mejanya.

Ia mengambil dan mengamati kalung yang tadi siang membuatnya bimbang itu. Ia tersenyum kecil ke arah kalung yang memiliki liontin berbentuk payung itu.

"Buat apa tadi gue beli ini? Ngga gue pake juga" tanyanya pada dirinya sendiri.

Agatha lalu memasukkan kalung itu ke dalam tempatnya semula. Kemudian meletakkannya pada laci mejanya.

PLAYBOY; Imperfect Day Agatha[2/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang