20 • Kesel

3.3K 328 6
                                    

Maaf kalau tidak memuaskan. Karena aku sama sekali gak punya bahan buat up. HEUHEUHEU. Maafkan aku.














Seo Changbin. Pria itu memang benar-benar. Ia tidak berubah sedikit pun. Hingga Felix harus terjebak dengannya di Cafe sekarang dengannya.

Kini dihadapannya sudah terdapat sebuah coffee latte dingin dan ice americano milik Changbin yang masih hangat. Terbukti dari asap yang mengepul.

"Cepat kau ingin bicara apa. " Ucap Felix ketus. Felix tidak nyaman karena tatapnan para pengunjung Cafe lainnya yang sudah sibuk mengambil foto Changbin atau mungkin dengannya.

"Maaf. Jika itu tidak membuatmu nyaman. " Changbin yang berkata sepert itu, membuat Felix merasa bersalah sudah membuka obrolan pertama  mereka dengan nada ketusnya setelah sekian lama tak bertemu.

"Ma-maaf. " Netra Felix sudah hampir meneteskan air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya.

"Kenapa kau yang minta maaf?. Ayo, kita pindah saja. " Ajak Changbin sambil melindungi Felix dari jepretan kamera dengan mendekapnya dalam pelukkan Changbin.

Felix diajak Changbin ke mobilnya. Ya sesudah acara para pemegang saham tersebut, Changbin langsung menyetujui bahwa ia akan menanam sahamnya di perusahaan Bang milik Chan. Tanpa banyak basa-basi. Tapi, dengan syarat Felix harus ia pinjam satu hari ini. Felix awalnya sudah ingin menolak, tapi Chan. Felix menyerah.

"Kenapa kau menangis? " Tanya Changbin yang bingung. "Ma- Hiks af. "

Changbin tidak berkata apa-apa hanya membawanya kedalam pelukan yang hangat. Pelukan yang selama ini Felix rindukan dari seorang Seo Changbin. Bahkan tangisannya semakin menjadi setelah Changbin memeluknya. Ia tidak tahu bahwa Felix telah menabung semua rindunya ke dalam celengan rindunya. Sekarang sepertinya sudah saatnya ia pecahkan.

"Cup... Cup... " Changbin seperti tengah menenagkan anak bayi yang menangis. Ya, bayi besarnya. Bagaimanapun juga Felix akan tetap menjadi bayi koalanya.

Seiring berjalannya waktu, Felix sudah mulai tenang. Walaupun masih agak sesenggukan. Changbin memberinya sebuah botol air mineral padanya.

"Apa kita harus ke tempat yang lebih tenang? " Tawar Changbin yang dijawab sebuah anggukkan oleh Felix.

Felix tidak tahu pasti ia dibawa kemana. Namun yang ia tahu, mereka sekarang sedang berada di sebuah basement. Felix memang tertidur diperjalanan. Akibat ia menangis.

"Dimana ini? " Tanya Felix saat ia sudah sadar.

"Oh, ini di Apartemen ku. " Ucap Changbin santai yang membuatnya ingat akan sesuatu. "KOK? KOK? LAH? " Ucap Felix panik dengan sedikit menaikkan tingkat suaranya.

"Kenapa sih? " Changbin tersenyum dalam ucapannya. Ia senang, Felix-nya belum berubah sedikitpun.

"KOK MASIH NANYA KENAPA? KAN ELU UDAH PUNYA ISTRI !!!!!! "

"Istri darimana? Pacar aja gak punya. " Ucap Changbin jujur. Beneran dah.

"Lah? Kalo Lu nggak punya istri maupun pacar berarti... " Felix agak menjeda ucapannya. "LO PUNYA TUNANGAN, BAMBANK!! " Kesel juga Felix.

"Udah. Ikut aja. " Changbin segera keluar dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Felix. Bahkan tangan Felix ditarik olehnya.

"EH MAU KEMANA NIH? " Felix panik lah.  Changbin sih udah dari dulu begini. Udah biasa. Tapi karena mereka udah lama gak ketemu, jadinya Changbin harus menyesuaikan diri lagi.

Sampai didalam lift saja Felix masih sempat-sempatnya berteriak heboh. Seperti ada gempa saja. Changbin dibuat kelabakkan dengan sikap Felix yang tiba-tiba begini. Untung saja, Changbin punya akses untuk pakai lift eksekutif. Alias cuma orang-orang tertentu aja yang boleh pakai. Changbin salah satunya tentu.

"BIN. STOP NGGAK!!!!! "

"BIN !!!! "

"BIN. NANTI AKU DIKIRA PELAKOR GIMANA, HAH?!?!??!? "

"REPUTASI AKU, BIN!!!! "

"YA AMPUN, BIN PELAN-PELAN AKH! SAKIT TAU BUNTUT ANOA!!!! "

Ya, kurang lebih seperti itulah macam-macam kata-kata yang digunakan oleh Felix sedaritadi. Gak berhenti-henti.

Changbin yang udah cape denger teriakkan Felix, langsung berhenti pas mereka udah keluar dari lift. Sontak Felix juga ikut berhenti. Termasuk dengan teriakkannya juga.

"Udah teriaknya? " Ucap Changbin yang udah jengkel banget sama Felix. Udah lama gak ketemu makin bacod apa emang dari dulu sih?.

"Kamu gak bakal diapa-apain. Kita cuma mau bicara doang. "

Felix sangsi dong si Changbin ngomong gitu. Abisnya kan tampang Changbin tampang begal atau macho. Alias Mantan Chopet. Nanti yang ada si Felix diperawanin lagi. Eh salah diperjakain. Jadinya, Felix cuma menatap Felix sangsi gitu.

"Mau bicara apa? " Tanya Felix. Jangan lupa loh, mereka masih didepan lift.

"Kita cari tempat lain lah, babe. Ini orang mau jalan disini. Masa kita mau gelar tiker gitu? Kayak piknik? Hmm? " Tentu saja ucapan Changbin yang pertama itu membuat Felix blush sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yaudah, ayo. "

Changbin mulai berjalan lagi dan menempelkan sidik jarinya ke sensor dipintu. Namanya juga Apartemen elit. Beda. Maaf nih. Eh, Felix baru sadar juga. Ini satu lantai cuma ada ruangan Changbin doang. Mana dari ujung ke ujung lagi. Eh buset dah. Felix norak lagi kan. Kan.

Pas Changbin masuk, mereka langsung disambut sama barisan maid yang kerja disitu. Mana pas Changbin masuk, mereka langsung beri salam gitu.

"Masih aja, Lix. Rupanya kamu nggak berubah, ya? " Changbin kaget kan. Harusnya Felix berubah, setidaknya sedikut. Tapi ini enggak sama sekali. Dia masih Felix yang dulu.

Bagaimana Changbin gak bilang begitu, Felix masih mangap dengan tidak elitnya di depan Changbin.

"Fel, udah kali. " Ucap Changbin menyadarkan Felix.

"Hehehe, abisnya ini bagus banget. Gak pernah aku tuh liat yang kayak gini. Hehehe. Gede banget kayak Gocheok Sky Dome. "

Hiperbola aja kamu, Lix.

"Ini mah belum ada seberapanya, Fel. Udah kamu duduk aja dulu. Entar kalau kamu mau home tour aku temenin. "

Felix segera menuruti perkataan Changbin. Ia duduk di sebuah sofa yang terdapat di ruang tamu. Felix masih gak bisa lepasin pandangannya pada mansion ini. Mewah banget euy.

"Masih aja, Fel. " Felix masih belum selesai mangapnya. "Hah? Hehe. "

"Eh, Bin. Kok disini gak ada Dahyun? " Tanya Felix. Harusnya Dahyun udah keluar dari tadi gegara Felix yang teriak-teriak.

"Ngapain juga Dahyun ada disini. " Jawab Changbin. "Kamu ngiranya aku masih sama Dahyun ? " Tanya Changbin yang diangguki oleh Felix.

"Aku sama Dahyun udah gak ada apa-apa lagi. " Ujar Changbin yang buat Felix membolakan kedua matanya. "Kok? Kenapa? Gara-gara aku, ya? Apa karena aku udah bikin malu keluarga kamu? Ap--- " Pertanyaan bertubi-tubi dari Felix membuat Changbin gemas dan memilih untuk membungkam Felix dengan sebuah ciuman.

"Ehem. "

Sontak mendengar itu, Changbin dan Felix memutuskan pangutan mereka dan menatap kearah orang yang menganggu pasangan kita ini. Bahkan para pegawai Changbin juga udah nonton dari pojok sana. Mereka sampai mendesah kecewa saat Changbin dan Felix berhenti mendadak.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ICY - CHANGLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang