Kasino

1.4K 100 0
                                    

Tempat penuh dengan dosa itu kian ramai dikunjungi oleh para pengusaha gelap, dari banyaknya wanita jalang juga pembeli mereka membuat tempat tersebut tidak akan pernah bisa disebut sebagai sesuatu yang suci.

Pemiliknya tidak pernah turun tangan langsung ke navigasi tulisan daftar nama pengunjung, harga bayaran terhadap ketersediaan semua keperluan. Dia hanya diam tanpa menyentuh seinci pun tempat itu, dirinya lebih memilih untuk tidak mengikuti apa yang ada di depan mata.

Lee Jeno,

Pria tampan berlinang harta sejak kecil, namun tidak lembek seperti kebanyakan anak Mama. Jeno mendapatkan didikkan keras dari kedua orang tuanya, sepeser pun uang untuk biaya kebutuhan ia sendiri yang menggarapnya.

Usia, yeah tidak terlihat tua. Itu artinya ia masih muda bukan? Apakah Jeno merupakan salah satu mahasiswa yang harus berurusan dengan bisnis seperti yang ada di Telenovela? Haha itu sangat tidak lucu.

Bisa dibilang usianya tiga tahun lagi harus sudah wajib beristri. Menginjak angka ke dua puluh tiga, membuatnya menjadi lebih berbeda ketimbang dirinya yang dulu.

Pemuda dengan kadar tampan di atas rata-rata, sukses pada bidangnya sebagai seorang pengusaha muda juga jenjang pendidikan tinggi yang ia tempuh mampu untuk membordir semua perusahaan baik gelap maupun halal.

Angkuh? Tertuju hanya pada saat tertentu, seperti rapat, bertemu dengan kolega bisnis, dan orang pembuat onar otaknya. Dengan sikap angkuh mampu melintir secara besar-besaran usaha musuhnya dalam hitungan detik saja menuju arah kebangkrutan.

Untuk hari ini ia libur, apartemen hasil pembelian mandiri tersebut cukup besar untuk ditinggali seorang diri. Turun dari ranjangnya, Jeno berjalan dengan muka bantalnya menuju dapur guna memasak air yang akan dia gunakan sebagai bahan membuat kopi.

Jeno membawa secangkir kopi ke ruangan kerja setelah tadi butuh beberapa menit membikinnya.

"Gue kangen."

Sendu berlalu begitu ada notifikasi pesan di gawainya. Melangkah mendekati meja kerjanya dan mengambil benda pipih persegi panjang kemudian membuka aplikasi pesan.

Kasinomu papa sita! Gak mau tau, besok terusin jejak papa. Enak aja bisnis gelap kamu lakuin gitu saja, nolak sekali saja papa ambil semua milikmu!

Begitulah kira-kira pesan yang disampaikan oleh ayahnya, Jeno menghela nafasnya seraya mengacak-acak rambutnya melampiaskan rasa kesalnya. Mendumel, ia banting gelas cantik berisi kopi hangat yang baru ia minum setengah.

Langit malam bersama sang gemintang terus berkedip-kedip cantik menemani penglihatan orang-orang penikmat udara sejuk dimalam hari. Kabut kecil berwarna putih keluar dari mulut mereka, sebagai penanda bahwa malam sangatlah dingin.

Jeno berdecak kesal karena amanah ayahnya tadi. Ia memutuskan untuk pergi keluar, mungkin ditemani secangkir minuman keras bisa meredakan rasa kesalnya. Pemuda berambut hitam agak sedikit panjang tersebut bersiap, pakaian tidur sudah berganti menjadi kasual.

Meraih kunci mobil di nakas berlalu keluar tergesa sebab ia tak sabaran ingin meminum segala cairan beralkohol tinggi di bar milik temannya, Hwang Hyunjin.


•°•°•°•°•°•


Renjun mengernyit heran ketika netranya berhenti tepat pada sosok anak kecil sedang duduk sendirian di bangku taman dekat tempatnya berjualan dimsum. Hati kecilnya tergerak agar menghampiri si anak manis itu.

"Hei, kenapa sendirian di sini? Orang tuamu mana?" Renjun bertanya selembut mungkin supaya tidak mengganggu kenyamanan anak itu.

Oneshoot [AllxRenjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang