Berkacamata, gagap, culun, introver, dikenal tidak berbakat dalam hal apapun itulah yang menggambarkan bagaimana seorang Lee Jeno dipandang warga sekolah. Bahan bully-an empuk bagi para penguasa, setiap minggu tidak ada yang namanya libur mengotori Jeno.Bahkan seseorang berwatak keras dan memiliki wajah manis yang menjadi cinta pertama Jeno ikut membully-nya. Hanya saja, orang itu lebih banyak diam daripada mengambil alih andil merendahkan orang lain. Terkadang, sosok laki-laki itu nampak tidak peduli apa yang terjadi pada Jeno.
Orang-orang biasanya memanggil dia, Renjun. Cara membuat dia luluh adalah dengan melakukan satu hal yaitu; mencintainya dan Jeno sedang melaksanakannya. Ia hanya butuh beberapa waktu sampai dia benar-benar bisa muncul ke permukaan sebagai dirinya.
"Woi! Ngeliatin pacar gue biasa aja! Gue colok mata lu baru kerasa nyeselnya!" Taeyong, si kakak kelas berandalan pembully ulung menegur.
Jeno memandang datar, "S-saya g-gak se-segi-gitunya."
"Hah? Lu ngomong apaan sih? Gak jelas. Ups! Lupa, kalau Jeno si culun kan gagap, hahahaha!" Jaejoong, kembaran dari Taeyong menimpali.
Seperti biasa, di koridor pasti akan ada pembullyan dan berakhir lantai kotor atau mungkin bau busuk dari cairan aneh yang gengnya Taeyong bawa. Lalu berakhir dengan Jeno bolos seharian penuh tanpa perduli nilai dan panggilan guru BK.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Jeno terkekeh pelan tapi menyeramkan bagi orang sekitarnya, mereka anggota gengnya. Sang ketua merasa tertantang akan ajuan dari musuh bebuyutan dari zaman kelas sepuluh semester kedua. Waktu dimana Jeno pertama kali dibully gara-gara komentar pedasnya terhadap salah satu anak buah Taeyong.
"Seriusan si Taeyong nantang kita? Ralat, gua maksudnya?" Tanya Jeno sarkastik. Merasa sangat ingin menertawakan kebodohan musuhnya itu.
Changbin, si savage mengangguk yakin terhadap pertanyaan dari ketuanya. "Kemarin malam, lu kagak turun, jadinya pas Taeyong dateng ngebet ingin ketemu sama lu. Mau ditantang katanya."
"Taruhannya apa?" Jeno membawa segelas minuman beralkohol ditangannya, duduk bersilang angkuh.
"Cewek manis kalo gak salah, lumayan lah buat pemuas." Yang kelebihan pintar menjawab.
Jeno menatap tajam kearah Seungmin. "Ya sayangnya gua belok, bukan lurus. Jadi, gak nikmat sama sekali." Balasnya datar, nadanya terdengar dingin.
"Oh iya!" Kekasih dari Seungmin menyeru semangat. "Felix denger, besok malam Taeyong mau bawa semua anggota gengnya ke arena! Ada sepupu jauh Felix yang bakal ikut!" Ucapnya penuh antusiasme.
Jeno mengernyit bingung, "Sepupu? Anak gengnya Taeyong?"
Felix mengangguk lucu membuat Seungmin memeluknya erat. "Iya, Jeje! Dari Cina, dia anak adiknya bunda Felix."
Mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
Pikirannya melayang pada satu sosok; Huang Renjun Laki-laki manis incarannya, manusia berkulit putih penyuka moomin asal Jilin. Jeno tersenyum miring, ia merancang rencana untuk mengambil Renjun dari Taeyong.
Ya tapikan Taeyong gak ada apa-apa sama Renjun, cuma sebatas ketua anggota doang. Kemarin itu nyeletuk asal-asalan aja si Taeyong-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot [AllxRenjun]
Short Story"Apa?" "Saya suka kamu, soalnya manis tapi galak." "Sampis, Pak Bos."