Di Gudang
Ridwan, Faisal dan Haikal telah sampai di depan gudang. Membutuhkan lebih banyak waktu untuk sampai kesini, mereka harus beberapa kali melewati lorong lorong yang sepi dan gelap hal ini disebabkan letak gudang yang berada di paling ujung sedangkan asrama berada di paling depan.
Kini mereka berdiri di depan pintu berwarna coklat. Pintu itu terlihat sudah tua tetapi masih kokoh bahkan kayunya tidak lapuk sama sekali. Gudang ini cukup besar dindingnya dicat putih dan sudah agak kusam. Gudang ini nampak sedikit menyeramkan dengan cahaya redup dari rembulan dan daun daun kering di sekitarnya. Setelah cukup lama berdiam diri menatap sekeliling gudang, akhirnya mereka pun memutuskan untuk masuk. Ridwan pun membuka pintu
Krieett...
Terdengar suara pintu terbuka menggema di seluruh ruangan. Mereka satu persatu memasuki gudang dengan perlahan. Di dalam gudang sangat lah gelap hanya ada cahaya rembulan yang mengintip sedikit dari ventilasi yang kecil di belakang.
"Tempat yang kusam, apa mereka tak mengurus tempat ini?" Ucap Ridwan sembari berkeliling melihat keadaan. "Lampu saja tidak menyala" timpal Faisal. Ia sangat membenci kegelapan, dari awal ia berdiri disini ia tak menemukan saklar sama sekali. Mereka sibuk pada pikiran mereka tentang gudang kotor ini. Lalu Haikal yang yang sedari tadi diam saja menemukan sesuatu di dekat pintu masuk.
"Hey kalian, Coba lihat ini!"
Reflek Ridwan dan Faisal pun menghampiri Haikal. Di depan mereka terlihat sebuah pintu lain yang lebih kecil dari pintu masuk.
"Sebuah ruangan?" Tanya Faisal
Keduanya setuju dengan pertanyaan Faisal. Ada ruangan lain di dalam gudang ini. Salah satu dari mereka menggerakan daun pintu untuk mencoba membuka pintu. Namun nihil pintu tak terbuka sama sekali. Ia mencoba lagi dan mengulanginya untuk beberapa kali tapi hasil nya selalu sama.
"Ini terkunci, apa perlu kita dobrak?" Celetuk Haikal
"Ya, aku penasaran ada apa di dalam sana"
Ucap RidwanHaikal yang berbadan lebih besar dari yang lainnya pun terpilih untuk mendobrak pintu. Ia berdiri di depan pintu, Ridwan dan Faisal mulai menyingkir dari hadapannya. Haikal mundur beberapa langkah dan mengambil ancang-ancang untuk berlari
"Satu.... dua... tiga..."
BRAKK.......
Dobrakan itu sangat keras hingga dinding sedikit bergetar. Pintu pun terbuka namun apa isi dari ruangan tersebut masih tak terlihat. Mereka pun segera berkumpul di pintu tersebut, mereka tak melihat apa pun. Hanya ada kegelapan yang menempati ruangan tersebut, tak ada sedikit pun cahaya yang dapat membantu mereka melihat ruangan tersebut. Untungnya Faisal membawa ponsel dan segera menyalakan senter dari ponsel tersebut.
Ruangan ini cukup luas untuk disebut tempat tersembunyi dan juga sangat tak terawat tentunya.
"Ku harap ada lampu yang menyala" gumam Faisal sambil mengarahkan lampu senter dari ponselnya ke segala arah. "Ruangan ini benar benar terbengkalai, apa tidak ada yang mengurusnya?" Komentar Haikal saat melihat barang berserakan dimana mana. Terdapat banyak sarang laba laba yang koyak termakan usia. Ridwan yang mendengar ucapan Haikal teringat pada OSIS bodoh yang mereka jumpai.
"Untuk apa mereka mengurus ruangan ini. Mereka hanya orang gila yang kerjanya hanya membunuh" maki Ridwan dengan suara yang tinggi. Suara ini bahkan terdengar hingga ke gudang. Haikal yang tak peduli dengan apa yang dikatakan Ridwan segera memisahkan diri dari mereka dan mulai menelusuri sisi lain dari ruangan ini.
"Hey Ridwan, ternyata kau orang yang cukup berani" Ucap Faisal
"Eh??" Ridwan merasa dirinya tak seberani yang diucapkan Faisal. Bahkan saat ini saja ia masih merasa takut walau hanya diwaktu waktu tertentu saja. Namun dirinya mencoba untuk bertahan.
"Tadi siang kau berani memukul OSIS Jeff dengan tangan mu. Ya... meski pukulanku ditangkap dengan sebelah tangan saja, tapi itu sudah cukup berani menurutku" Lanjut Faisal.
Di sisi lain Haikal masih sibuk dengan penelusuran nya. Kini ia hampir mencapai pojok ruangan dan ia melihat sesuatu dengan sama samar benda itu berbentuk persegi panjang dan ada sesuatu di dalamnya. Ia memikirkan suatu hal saat ia melihat sekilas apa yang ada di depannya hal itu membuatnya bergidik ngeri, ia mulai panik. Dan segera memanggil temannya.
Saat itu Ridwan dan Faisal sedang berbincang ringan tiba tiba saja Haikal memanggil mereka dengan suara yang sangat memekakkan telinga.
"Faisal! Ada sesuatu disini. Coba kau hadapkan cahayanya ke arah sini"
Yang dipanggil segera menghampiri Haikal di pojok ruangan. Diikuti oleh Ridwan yang penasaran dengan sesuatu yang dikatakan Haikal.
Mereka pun sampai di tempat Haikal berada. Faisal segera mengarah kan cahaya tersebut menuju arah yang ditunjuk Haikal. Betapa terkejutnya mereka melihat hal yang ada dihadapan mereka. Terlihat ada lemari besi yang dipenuhi dengan kerangka manusia. Kerangka itu sudah disusun sedemikian rupa hingga berbentuk seperti replika kerangka manusia yang biasa berada di laboratorium. Kerangka itu terlihat sudah cukup tua namun tak berbau sama sekali. Bagian bagian nya masih bersambung satu sama lain dan tak terkoyak sedikit pun seperti sengaja diawetkan.
"Apa ini kerangka manusia dari peserta Didik sebelum kita?" Komentar Faisal
"Kurasa begitu" Jawab Ridwan
Haikal kembali berjalan ke arah lain dan menemukan sebuah fakta. Terdapat beberapa lemari besi yang serupa dengan yang ditemukan sebelumnya. Di setiap lemari tersebut ada biodata seseorang di bawahnya.
"Di salah satu kerangka ada yang ditandakan berprofesi sebagai guru" Timpal Haikal.
"Pantas saja di sekolah ini begitu sepi, ternyata guru yang ada disini juga dibunuh oleh mereka" Jawab Faisal
"Tempat ini benar benar neraka"
Emosi Ridwan meningkat ia tak terima dengan apa yang ia lihat. Ia tak ingin semua temannya menjadi pajangan seperti kerangka dihadapannya saat ini.
"Kita akan akhiri segalanya, MEREKA TIDAK BISA DIMAAFKAN!"
•••••••••••••••••••
Maaf hari Senin kami tidak bisa update, jadi hari Kamis sama Sabtu aja ya..
Mulai seterusnya juga
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Web School
Tajemnica / ThrillerSeorang remaja laki laki bernama Ridwan sedang menjelajahi Internet yang kemudian membawanya menuju Web yang menawarkannya sekolah tanpa aturan. Ia pun mendaftarkan diri sebagai murid di sekolah tersebut. Namun, Tanpa ia ketahui bahaya mengintai dib...