Prolog

7.6K 481 179
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca. Jangan lupa vote ya. Vote itu penting banget buat aku.

Pembaca baru absen, kuy!

Pembaca lama absen juga lah, jangan mau ketinggalan sama pembaca baru :v

Terima kasih♥️

******

Seorang gadis cantik berambut pirang dikucir melangkah ke dalam kelasnya. Gadis itu membawa sebuah kotak kado kecil berisi coklat. "Revan mana? Dia belum datang, ya?" tanya gadis itu terlihat sangat lincah dan menggemaskan.

"Loh, ngapain nanyain Revan ke gue, sih?" sahut salah satu cowok yang notabene adalah temannya. Cowok itu terlihat sangat emosi.

Gadis itu meletakkan tasnya di atas meja dan duduk di kursinya. "Ya kan lo temen dekatnya Revan, wajar aja kalo gue nanya. Memangnya salah?"

"Lo nggak salah, tapi Revan yang salah, masa iya dia nggak pamit dulu sebelum pergi ninggalin pacarnya?" sahut cowok itu dengan menaikkan salah satu alisnya.

"Kalo ngomong yang jelas dong! Gue nggak ngerti!" Gadis manis itu ikut terbawa emosi, di posisinya sekarang ucapan cowok itu sangat membingungkan.

"Oke, gue perjelas, Revan udah pindah, berarti dia nggak ada di sini lagi. Lo beneran nggak dikasih kabar sepenting ini sama dia? Wah, gila lo itu kan pacarnya, parah si Revan."

Kotak kecil yang dipegang gadis itu jatuh ke lantai. Matanya yang berbinar-binar karena kebahagiaan, kini digenangi air mata. "Jangan bercanda! Revan sebentar lagi datang kok."

Gadis itu bertahan dengan segenap harapan yang ada, berharap Revan kembali seperti apa yang diinginkannya, tapi ternyata semenjak hari itu, Revan tidak pernah kembali, hingga harapan di dirinya memudar dan hilang seiring berjalannya waktu.

•••••

Masa remaja adalah masa paling menyenangkan, di mana kala itu tidak ada beban pikiran yang berat seperti orang dewasa. Sangat indah sampai gadis manis bernama Lova jatuh hati kepada temannya sendiri, laki-laki itu bernama Revan, jahil dan banyak tingkah adalah sifat yang paling mencolok dari seorang Revan, sangat berbeda dengan sifat Lova yang terbilang manis dengan tutur katanya yang lembut.

Lova dan Revan berteman dan menjalin kasih sejak SMP, tergolong muda untuk memahami arti cinta yang sebenarnya. Walaupun begitu, Lova dan Revan sangat bahagia, di pikiran mereka hanya ada cinta, cinta dan cinta.

Sampailah di malam itu, Revan mengajak Lova pergi jalan-jalan ke pasar malam. Tentunya Lova mengiyakan ajakan Revan. Di pasar malam, seperti biasa mereka bersenang-senang dengan membeli banyak makanan.

"Lova popcorn ini manis deh, kayak ..."

"Kayak aku, kan?" potong Lova cepat dengan wajah senang.

"Bukan."

Lova dan Masa Lalunya [Pindah ke Fizzo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang