BAB 08 BAIK?

19.3K 2.7K 54
                                    


Rama tidak bisa memejamkan matanya. Dia meminta Kayla untuk menginap di apartemen dan mengatakan rindu. Memang dia rindu, rasa itu menyelinap begitu saja ketika dia ada jauh dengan Kayla. Padahal, selama masa-masa pacaran pura-puranya dia tidak pernah sedikitpun merasa rindu atau perasaan terikat dengan Kayla. Tapi semuanya berubah setelah...

Ada pergerakan di sampingnya yang memutus pemikirannya. Rama langsung menoleh dan melihat Kayla gelisah dalam tidurnya. Istrinya itu memang hanya diam saja saat dia mengatakan rindu dan menyuruhnya menginap. Bahkan mengatakan sangat lelah dan segera tidur.

"Kay.."

Rama beringsut untuk berbaring menyamping dan kini mengusap bahu Kayla. Tapi Kayla masih seperti merintih dan tampak ketakutan. Hal itu membuat Rama mengernyitkan kening.

"Kay.."

Rama mengguncang bahu Kayla lebih keras. Hal itu membuat Kayla terbangun, istrinya itu mengerjapkan mata dan menatap sekeliling dengan bingung, lalu kemudian..

"Aku butuh udara... aku butuh udara.."

Suara itu terdengar menuntut. Rama sendiri tampak bingung dengan permintaan Kayla. Dia langsung menyalakan lampu dan kini menatap Kayla yang sudah beranjak duduk dan menyibak selimut.

"Aku harus keluar dari sini Ram."

"Kay, tapi ini masih larut malam." Kayla tampak tidak mendengarkan karena sedetik kemudian wanita itu sudah beranjak dari kasur dan langsung melangkah keluar dari dalam kamar. Hal itu membuat Rama dengan panik langsung melompat turun dan berlari mengejar Kayla.

"Kay... kamu kenapa?"

Dia berhasil memegang lengan Kayla saat wanita itu sibuk membuka kunci pintu depan. Tapi Kayla sudah tampak pucat pasi dan seperti kehabisan nafas. Rama yang melihatnya tidak tega. Dia langsung membuka pintu depan, dan membiarkan Kayla berlari begitu saja. Bahkan Rama mengikuti Kayla yang kini menuju tangga, bukannya lift.

"Kayla... Kayla.."

Rama mengejar Kayla yang berlari menuruni tangga demi tangga. Meski dia memang tidak tinggal di lantai teratas, tapi lantai 5 juga sudah tinggi menurutnya. Sampai di bawah nafas mereka terengah. 

Kayla melangkah menuju lobi apartemen dengan tergesa.

"Selamat malam, Mas Rama. Loh ini mau ke mana?"

Seorang security yang bertugas malam menyapanya saat mendapati Rama tampak mengikuti Kayla.

"Malam Pak. Lagi mau cari udara segar aja."

"Owh iya, Mas."

Tapi security itu memandang Rama dengan aneh, karena ini memang sudah pukul 2 malam, dan terlalu aneh kalau mereka berkeliaran selarut ini. Rama mengabaikannya. Dia terus mengikuti Kayla sampai mereka berdiri di ruangan terbuka. Kayla tampak merentangkan kedua tangannya.

"Bebas."

Untuk sesaat Rama membiarkan Kayla menghirup udara malam yang lembab. Tapi kemudian dia melangkah mendekat lalu melingkarkan lengannya di pinggang Kayla dari belakang. Membuat wanita itu berjenggit dan menoleh dengan terkejut. Kayla seperti baru tersadar kalau dia mengikuti.

"Rama?"

"Hai.. udah baikan?"
Kayla tampak mengernyit tapi kemudian menganggukkan kepala.

"Owh maaf."

Kayla kini berbalik dan membuat mereka saling berhadapan.

"Kamu kenapa?"

Rama kini menatap wajah Kayla yang berkeringat. Dia mengusapkan lengannya untuk mengeringkan bulir-bulir keringat dari kening Kayla.

"Owh.. .ehmm aku hanya mimpi buruk."

Jawaban Kayla membuat Rama sedikit ragu, tapi kemudian dia menganggukkan kepala.

"Jadi sekarang kita bisa kembali lagi ke dalam?"
Mendengar hal itu membuat Kayla langsung menggelengkan kepala.

"Ehmm aku...aku ingin pulang ke butik saja. boleh?"

Rama akan menjawab, tapi dia akhirnya menganggukkan kepala. "Oke."

**** 

Rama bingung, Kayla seperti benar-benar benci dengan apartemennya. hal itu membuat Rama berpikir ulang untuk mengajak Kayla tinggal di sana. Bagaimanapun Kayla memang masih sangat manja kalau tentang hal itu.

"Kay... udah sampai."

Kayla tertidur saat perjalanan menuju butik miliknya. Rama sendiri membiarkan. Dia merasa iba melihat Kayla seperti itu. Lagipula dia memang tidak ingin membuat wanita itu berpikiran buruk tentangnya lagi. Karena semuanya sekarang sudah menjadi semakin berhubungan.

 Rama tidak bisa membenci Kayla kalau nanti bisa saja Kayla mengandung anaknya. Mereka sudah bercinta dan hal itu masih membuat Rama terpikir sampai saat ini. Tapi bisakah dia baik kepada Kayla? Wanita yang dibencinya selama ini?

Kayla menggeliat dan menguap tapi langsung menegakkan diri.

"Owh udah ya. Ehm makasih ya. Kalau kamu mau balik ke apartemen lagi nggak apa-apa. Hati-hati."

Kayla sudah membuka pintu mobil, tapi Rama langsung menarik lengannya dan membuat Kayla langsung menoleh kepadanya.

"Aku akan tinggal, Kay."
Mata bulat Kayla membelalak.

"Maksud kamu?"

Rama tersenyum tipis "Aku akan di sini sama kamu."

HARI INI PROMO PDF NOVEL CEPTYBROWN 100RB DAPAT 5 YA LANGSUNG KE WA 085643207626 




KISS THE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang