Setengah Jam Tersulit

4.5K 238 19
                                    

Hai, salam kenal. Panggil saja Kazz atau Kazu, atau apa pun terserah kalian.
Ini bukan cerita baru, sebelumnya sudah pernah di post di FFn.
Tapi ini akan jadi cerita pertama di sini. Cerita-cerita lainnya akan menyusul nanti.
Oh, aku juga akan mengedit beberapa bagian dari setiap cerita nanti sepertinya.
Jadi, salam kenal semuanya!

_____

Jin menghela nafas untuk yang kesekian kali sejak setengah jam yang lalu. Mungkin dalam hidupnya, ini setengah jam tersulit. Sebelumnya memang tidak pernah sesulit ini.

Jin melirik dengan sudut matanya sekali lagi. Menghela nafas sekali lagi. Menepuk dadanya kuat-kuat sekali lagi. Berusaha agar sesak di dadanya berkurang sedikit.

Sejak awal memutuskan untuk ikut tinggal bersama Yoongi di rumah sewa ini, Jin merasa akan ada hal yang salah. Tapi Jin tidak menyangka masalah itu adalah urusan hati. Dia pikir dia hanya akan bertemu dengan teman-teman yang tidak menyukainya, seperti selalu. Tapi tidak. Hoseok baik padanya, membuatnya tertawa saat moodnya tidak baik. Jungkook, yang paling muda diantara mereka, memperlakukannya dengan sangat istimewa. Yoongi, sahabatnya sejak umur 5 tahun itu pun selalu baik. Begitu juga dengan Namjoon, lelaki bersurai pink lembut dengan dimples yang sangat mempesona. Namjoon juga baik.

Namjoon baik juga mempesona dan dia mematahkan hati Jin sejak pertama kali mereka bertemu. Padahal Jin sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama.

Jin suka dengan mata teduh Namjoon. Dengan bibir penuhnya. Dengan pipi bertulang tinggi dan chubbynya. Dengan dimplesnya yang mempesona. Dengan surai pink lembut milik Namjoon. Oh, sudah berapa kali Jin mengatakan hal yang sama? Jin benar-benar suka semua yang ada pada Namjoon sejak Yoongi mengenalkan mereka. Dan Jin patah hati di saat yang bersamaan karena Yoongi bilang Namjoon adalah kekasihnya.

Jin yakin, Namjoon adalah cinta pertamanya sejak 22 tahun dia hidup. Dia tidak pernah berdebar sekuat itu pada seseorang. Dia tidak pernah menangis karena patah hati pada orang yang baru dia kenal kurang dari 24 jam.

Jin pikir setelah waktu berjalan dia akan terbiasa. Patah hatinya akan hilang. Meski nyatanya, berbulan-bulan sejak itu, rasanya justru semakin membumbung tinggi. Menyakitinya.

xXx

Namjoon mengalungkan lengannya pada leher Yoongi. Keduanya duduk di sofa depan TV ruang tengah rumah sewa mereka sambil menonton serial barat dengan semangkuk besar popcorn. Namjoon sedari tadi tidak berhenti melirik punggung lebar Jin yang duduk membelakangi mereka.

Namjoon suka punggung lebar Jin. Suka dengan kulit Jin meski tidak seputih Yoongi. Suka dengan rambut coklat Jin, terasa halus saat dia tidak sengaja mengelusnya bulan lalu. Suka dengan bibir Jin yang terlihat merekah saat tertawa. Suka dengan tawa Jin. Suka dengan kacamata berbingkai bulat yang membingkai wajah cantik Jin setiap kali Jin membaca. Namjoon suka, sudah sejak pertama kali berjabat tangan dengan Jin.

Namjoon mematahkan hatinya sendiri saat pertama kali mereka berkenalan. Karena nyatanya Jin adalah sahabat kekasihnya sendiri. Ah, maaf saja jika Namjoon berkhianat diam-diam. Selama 6 bulan berkisah dengan Yoongi, ini pertama kalinya dia merasa sangat tertarik pada orang lain. Bahkan lebih tertarik dari pada dengan Yoongi dulu. Namjoon merasa, seharusnya dia berkisah dengan Jin. Bukan Yoongi. Seketika, semua hal bersama Yoongi terasa salah.

Namjoon jatuh cinta, pada sahabat kekasihnya sendiri.

"Yah, apa menurutmu dia pembunuhnya?" tanya Yoongi, menyikut perutnya keras.

"Ku rasa ya," jawab Namjoon. "Yah, Yoongi. Apa Jin selalu penyendiri?"

Yoongi mengangguk. "Temannya hanya aku sejak dulu. Itu kenapa aku membawanya ikut tinggal disini karena aku ingin dia punya teman lain."

NAMJINPEDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang