GERAKAN 3A

4 1 0
                                    

Sebelum belajar-mengajar dimulai, kebiasaan yang dilakukan seorang guru yaitu memeriksa atau mengabsen siswa. Kali ini pak Slamet selaku guru sejarah memegang buku absen serta membaca nama yang tertera di dalamnya. Satu persatu nama murid dibacakan maka otomatis setiap nama yang telah dibacakan akan membalas, tampak tertib dan senyap keadaan dimana guru akan memulai pentransferan materi atau ilmu kepada murid. Ya, tentu saja keadaan tersebut sudah menjadi peraturan tak tertulis.

" Kazuo Abyasa... Ada keterangan?"

" Ada pak." Jawab Dafa. Ia beranjak dari kursinya menuju ke meja guru, memberi surat keterangan bahwa Kazuo tidak dapat hadir. Dafa kembali ke tempat duduknya, pak Slamet pun membuka amplop dan membaca surat tersebut. Guru itu mengangguk puas setelah membaca kalimat terakhir yang menerangkan keadaan murid tersebut. Pak Slamet pun membuka bukunya dan mulai menjelaskan Materi baru...

"Baik, kita masuk materi baru. Gerakan 3A... "
Guru itu mengambil spidol dan mulai menulis judul tersebut ke papan tulis, kemudian ia pun menggambarkan apa yang ada di pikirannya sesuai penjelasan agar bisa lebih dimengerti para murid.

"... Adalah propaganda kekaisaran Jepang pada masa perang dunia II, yaitu :
• Pemimpin Asia,
• Pelindung Asia, dan
• Cahaya Asia.

Berdiri pada tanggal 29 Maret 1942. Pelopornya yaitu Shimizu Hitoshi, Ketuanya diperlayakan kepada Mr. Syamsuddin. Gerakan ini bukanlah gerakan kebangsaan Indonesia. Gerakan ini lahir semata-mata untuk memikat hati dan menarik simpati bangsa Indonesia agar mau membantu Jepang. Gerakan ini pertama kali melakukan kegiatan di Surabaya. Namun kurang dapat perhatian rakyat, Karena bukan gerakan kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu...

Seluruh murid sangat menikmati penjelasan dari pak Slamet. Karena mata pelajaran itu ber-genre cerita, Thrill, sad, war, dan mengingatnya saja sudah cukup. Tidak perlu memainkan otak seperti halnya pelajaran lain.

Saat masih asyik menikmati penjelasan dari Pak Slamet mata Tasya tak sengaja tertoreh ke arah Zere.

"Eh Zer, muka lo kok gitu sih, kenapa lo, lagi dapet?" tanya Tasya.

Zere menyeringai pelan, matanya tajam menatap depan. "Lo gak sadar, di sini ada penjajah, otak licik."

"Hati-hati sama dia! Gerakan 3A." sambung Zere, meski ucapannya pelan, tapi seakan dirinya larut dalam kebencian yang mendalam.

Dafa mendengar ucapan Zere, dia tahu bahwa mereka sedang membicarakan Kazuo.
"Hei, gosip kalian berlebihan. Terlalu cepat mengklaim yang belum kalian tahu sesungguhnya, kejam." asumsi Dafa dalam hati.

🍃

Sepulang sekolah Dafa tidak langsung ke rumahnya, Ia berniat ke rumah Kazuo untuk menjenguknya, di perempatan jalan tidak lupa Ia singgah di apotik membeli obat diare dan beberapa cemilan di supermarket yang bersebelahan dengan apotik tersebut, beberapa langkah dari toko terdapat halte di persimpangan jalan. Kebetulan Ia sedikit malas berjalan ke rumah Kazuo yang jaraknya lumayan jauh juga disertai cuaca panas.

Ia merubah arah menuju ke halte, beberapa menit menunggu. Bus pun datang, segera Ia masuk ke dalam alat bermesin itu. Seluruh bangku telah terisi, terpaksa Dafa berdiri di tengah antara dua bangku kanan-kiri, keadaan sangat tidak nyaman dan sedikit berdesakan. Ia pun menemukan ruang yang sedikit kosong, "baguslah" katanya. Ia langsung sigap beranjak dari tempat yang sedikit menyiksa dengan berbagai wangi semerbak itu menuju ke tempat yang sedikit kosong untuk membebaskan dirinya dari tempat sempit itu. Akan teramat bosan untuk menunggu dengan keadaan berdiam diri, Ia meraih HP-nya menggesek jari pada layar kaca tersebut scroll ke atas-bawah menjelajahi dunia maya. Tak lupa Dafa juga mengabari Kazuo untuk menjenguknya, beberapa menit, notifikasi dengan irama khusus pada HP itu pun berbunyi, bertanda ada balasan pesan. Ia membuka... Dan pesan itu berisikan alamat rumah sesuai yang Ia tanya. Kendaraan kotak panjang itu pun berhenti pada halte selanjutnya. Tujuan sudah sampai, Ia pun menuruni bus itu.

A SILENT HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang