KINI KEJADIAN ITU PERLAHAN MULAI

8 0 0
                                    


"lu tau?! lima kata yang membuat batin ku puas?"

Ghali menoleh lirih, "Gak tau dan gak mau tau! "

"Hei, jaga perkataan mu... Gue mau kasih hadiah ke si penjajah tersesat."
Katanya sambil memukul samsak

"Keknya gue salah dengar, siapa itu? "

"lu  siapa? Tadi katanya gak mau tau! " cibir Zere, dia melirik sinis.

"Yaelah normies banget lu, udah seperti antagonis di dunia film, hahah." Ghali tertawa menyikut Zere. Dan perempuan itu menyeringai pelan.

"Hey friend, do I look like that? Come on."

" Manusia gak akan pernah merasa cukup, dalam kepuasan tersebut. Lu bakal tetap ngerasa kurang. And than menimbulkan musibah besar selebihnya pada si Kazuo." Tukas gali

"Cih, puitis banget si lu... lu bisa ngomong gini, di sisi lain lu gak tau kan, doi lu menaruh perasaan pada si penjajah tersesat itu."

Mata Ghali terbelalak kaget mendengar ucapan  Zere. "Ngomong apa tadi lu? bercanda kan? "

Zere mencebik kesal, "Yaelah, lu kan tau gue males ngulang perkataan. "

Raut wajah menggambarkan kesal pun tak terelakkan lagi. Gali melipatkan tangannya, tangan kanan menopang bahu dengan bahasa badan yang sedang memainkan otaknya berpikir sesuatu yang mungkin satu arah dengan pemikiran Zere. Mungkin emosi telah menghambat pikirannya, ditambah lagi Zere memberikan hasil jepretan foto di mana Lolita sangat dekat dengan Kazuo. Yang membuat amarah laki-laki itu semakin meluap. Ya, Lolita... Perempuan yang disukai Gali.

"I got it."
Kata Zere dengan tatapan kosong yang menerawang lurus ke depan.

"Apa itu?"

"Whatever, intinya si Kazuo enyah." ujar Zere tersenyum miring, dia mengibaskan tangannya seolah mengusir debu.

Ghali menimang, antara setuju dan tidak, tapi demi cewek yang dia suka, it's oke lah.
"Oke.. Kita mulai dari mana? "

"Sepertinya dia gamer. kenapa gak coba ajak dia ke dojo, Mungkin dia tertarik. Dalam game, dia juga suka main game ber-genre fight. Dalam kesempatan ini, gue bisa hajar dia dalam pertarungan one by one legal atas perintah guru."
Jelas Zere atas solusinya.

" Hei, itu lu gak adil, itu makanan ku~"

"Itu makanan kita, haha. " tawa Zere memotong ucapan Ghali, dia mendesis, entah sebab apa dia begitu membenci Si Jepang bodoh anggapannya.

"Tapi gue harap, lu gak berlebihan ke dia, kasihan." Ghali menilik mata tajam Zere, dia sedikit khawatir dengan kelakuan Zere.

Zere berdecak, "Who cares?"

🍁

Zere duduk di mana ruang tamu tempat berpijak, tak ada hal yang menarik, tak ada hal yang harus dilakukan saat ini, perasaan bosan maupun suntuk pun perlahan hadir. Ia meraih HP-nya, mode online aktif, memeriksa setiap percakapan maupun notifikasi yang ada. Satu persatu inbox telah dibalas dan diabaikan selagi itu tak menarik, menggeser ke atas-bawah, lagi dan lagi Ia bosan dengan apa yang ada saat ini. Ia membaringkan tubuhnya di atas sofa panjang, menatap langit-langit ruangan. Tiba-tiba irama dari alat komunikasi itu keluar dengan suara khasnya, dengan rasa malas terpaksa Ia kembali memeriksa notifikasi yang muncul. Sebuah inbox...

'mau lu apakan si Kazuo?! Pokoknya jangan sampai terjadi apa-apa sama dia!

Dafa

" What the f***ing are you talking about? Apa-apaan ini."
Pikirnya.

Ia mengulangi membaca pesan tersebut, lumayan sulit dimengerti tiap kalimatnya. Dia tau dari mana? Pikir Zere, mungkin dia tak perlu membalas pesan itu. Ia tau bakal memperpanjang urusan dan timbul masalah baru apabila membalasnya, perempuan itu sangat tak suka terhadap masalah yang selalu timbul. Meski masalah itu wajib ada dan terus muncul pada setiap orang.

A SILENT HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang