Part 9

8.1K 758 39
                                    

Jaehyun duduk di tepi ranjang, dan mengamati Renjun, panasnya sudah agak turun dan Renjun tidur seperti bayi, entah kenapa dan sejak kapan dia merasa kalau pria kecil ini menjadi begitu penting baginya. Mungkin karena kedekatan mereka selama ini, Jaehyun tidak pernah membiarkan orang lain sedekat dengan dirinya.

Tiba-tiba bunyi getaran disamping ranjang mengejutkan Jaehyun, ponsel kecil itu bergetar dan Jaehyun mengernyitkan keningnya, ponsel milik Renjun? Dia baru pertama melihatnya, karena Renjun tidak pernah menggunakannya di depannya.

Dan yang terlintas pertama kali di otak Jaehyun ketika melihat ponsel itu adalah, dia harus membelikan Renjun ponsel yang lebih baik.

Ponsel itu terus bergetar, rupanya penelpon di seberang sana tidak mau menyerah, Jaehyun meraih ponsel itu karena tidak mau getarannya mengganggu Renjun yang sedang tertidur lelap.

Suster Jihyo? Jaehyun mengernyit membaca nama penelpon diponsel itu, sebelum mengangkatnya.

"Renjun?", suara diseberang telephon langung menyahut cemas,
"Maafkan aku karena menelepon, aku cemas karena kau sudah dua hari tidak kemari dan tidak ada kabar sama sekali darimu, padahal kau tidak pernah melewatkan satu haripun, apakah kau baik baik saja?"

Jeda sejenak, Jaehyun ragu untuk bersuara, tetapi kemudian dia bersuara,

"Maaf, Renjun sedang tidur", ketika Jaehyun bersuara, dia mendengar suara terkesiap diseberang sana, sepertinya lawan bicaranya sangat terkejut mendengar dia yang menyahut,

"Oh...maaf....", suster Jihyo tampak kehilangan kata-kata.

"Renjun sedang sakit, dua hari ini dia demam tinggi, mungkin besok saya akan memberitahunya kalau anda menelepon ", lanjut Jaehyun tenang dan tanpa memperkenalkan dirinya, tentu saja dia tidak berniat memperkenalkan dirinya.

"Oh, baiklah, terimakasih", suara diseberang terdengar sangat gugup, lalu telephon ditutup dengan begitu cepat sehingga Jaehyun mengernyit.

Ada yang aneh, wanita diseberang itu memang kaget mendengar suaranya, tetapi tidak ada kesan bertanya-tanya mendengar suara Jaehyun yang menjawab telephon. Apakah wanita diseberang itu mengetahui siapa Jaehyun? Dan apa yang dimaksud dengan datang setiap hari dan tidak pernah melewatkan satu haripun? Datang kemana? Untuk apa?

Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala Jaehyun dan membuatnya menyadari bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang Renjun.

.
.
.
.
.
.
.

Yoongi sedang duduk di bar bersama dengan Mingyu, lalu mengernyit, "Menurutmu apakah bos kita itu sudah main hati?"

Mingyu menyesap minumannya, "Apa maksudmu?"

"Pria kecil itu, Renjun"

Hening sejenak dan Mingyu menyesap minumannya lagi,

"Menurutku Jaehyun sudah gila", gumamnya dengan nada tidak setuju,
"Dia sudah bertindak di luar kehati-hatiannya yang biasa menyangkut pria itu."

Yoongi menolehkan kepalanya ke Mingyu dengan penuh rasa ingin tahu,
"Sebenarnya aku sangat penasaran dengan hubungan mereka, menurutku Jaehyun menyimpan perasaan yang dalam...."

"Ralat, nafsu yang dalam", sela Mingyu.

"Jaehyun sudah merasakan nafsu yang dalam ketika melihat lelaki itu pertama kalinya dan menginginkannya. Dan lelaki itu, Renjun, dia memanfaatkan itu dengan menjual dirinya kepada Jaehyun", gumamnya jijik.

A Romantic Story About Renjun || JaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang