Gaes-gaes Jan lupa baca part sebelumnya soalnya ada yang ketinggalan kemaren.
Oke, bye.
.
.
.
.
.
.
."Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur."
Kata-kata Jaehyun yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu.
Lelaki itu sudah melepaskan kemejanya, dan membuka ikat pinggangnya lalu meletakkannya di ujung ranjang. Matanya begitu dingin, ekspresi wajahnya tenang, terlalu tenang, hingga membuat Renjun gemetar cemas.
"Kau...Harus...Mendengarkan." Renjun masih mencoba, meskipun melihat ekspresi wajah Jaehyun, ia tahu ia tidak akan berhasil.
Jaehyun terlalu marah, dia terlalu dibutakan oleh kemurkaannya.
"Lepaskan kemejamu Huang Renjun." gumam Jaehyun datar.
"Jaehyun..." wajah Renjun langsung pucat pasi mendengar perintah yang diucapkan tanpa ekspresi.
"Lepaskan."
Nada suara Jaehyun begitu menakutkan. Mungkin Renjun akan lebih berani menghadapi jika Jaehyun berteriak-teriak marah dan membentaknya. Tetapi lelaki ini begitu tenang hingga menakutkan.
Dengan gemetar Renjun melepas kancing demi kancing kemejanya. Menatap Jaehyun dengan wajah memohon, tetapi lelaki itu tidak terpengaruh.
Setelah seluruh kancing kemeja Renjun terlepas, dia berdiri sambil menggenggam kemejanya yang terbuka dengan kedua tangannya erat-erat, berlutut di ranjang itu, memohon belas kasihan kepada lelaki yang berdiri di tepi ranjang dan tampak kejam.
"Aku bilang lepaskan kemejamu, Huang Renjun," suara Jaehyun mulai lembut dan terkendali, tapi entah kenapa Renjun makin gemetar mendengarnya, dengan sudah payah dia melepaskan kemejanya dan menjatuhkannya ke kasur, menatap Jaehyun tanpa daya.
"Sekarang Celananya." sambung Jaehyun setelah mengamati tubuh Renjun tanpa malu-malu, membuat seluruh wajah dan tubuh Renjun merah padam.
"Tidak...!" Renjun berusaha membantah, dia tidak mau dilecehkan seperti ini, dipaksa membuka baju dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.
"Aku bilang celananya!" suara Jaehyun sedikit naik, tetapi tetap tenang. Matanya menatap tajam tak terbantahkan, hingga mau tak mau Renjun bergerak melepaskan celana kainnya, air mata mulai mengalir di mata Renjun.
Hening cukup lama, Jaehyun terdiam sambil menatap Renjun tajam. Dan Renjun berlutut di ranjang itu dengan tubuh gemetaran, berusaha memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang kecil.
"Lepas pakaian dalammu."
"Tidak!" dengan was-was Renjun berseru, tanpa sadar tubuhnya beringsut ke ujung ranjang, ketakutan. Sikapnya itu malah menyalakan api kemarahan di wajah Jaehyun, lelaki itu sudah tidak setenang tadi.
"Kenapa tidak Huang? Little Prince? Oh no Little Slut? sudah tak terhitung berapa kali aku melihatmu telanjang, dan kau melakukan semuanya dengan sukarela kan? Demi uang tiga ratus juta...", Suara Jaehyun terdengar jijik, dia melangkah maju mendekati ranjang dan secara otomatis Renjun langsung beringsut mundur menjauh.
"Aku membeli tubuhmu seharga tiga ratus juta, seharusnya tubuhmu itu bisa kupergunakan semauku, tetapi aku terlalu baik padamu, memberimu kemewahan, tidak menyentuhmu di saat kau sakit, merawatmu...itu semua terlalu baik untukmu," Mata Jaehyun tampak menyala,
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Renjun || JaeRen
RomanceWarning!!!!! Remake from A Romantic Story About Serena by Santhy Agatha. "Dalam hidupnya, Impian Renjun hanyalah ingin menjadi pria yang biasa- biasa saja. Dia ingin menikah dengan Taeyong kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu sepe...