Part 13

8K 830 166
                                    

"Dimana ruangan tempat perawatan Lee Taeyong?" Jaehyun berdiri di depan resepsionis. Resepsionis itu mendongak dan ternganga. Terpesona melihat penampilan dan ketampanan Jaehyun.

"Ruangan perawatan Lee Taeyong?" Jaehyun mengulang jengkel karena resepsionis itu hanya menatapnya seperti orang bodoh.

"Oh...Untuk Lee Taeyong...Anda...Anda mungkin harus menemui Suster Park Jihyo dulu, beliau suster kepala penanggung jawabnya."

"Dimana?" gumam Jaehyun tak sabar.

"Lantai tiga, ruangan perawat nomor dua."

Tanpa basa-basi Jaehyun meninggalkan resepsionis yang masih ternganga itu.

Pintu itu tertutup rapat dan Jaehyun mengetukknya.

"Masuk" sebuah suara yang tegas terdengar dari dalam. Jaehyun masuk dan langsung berhadapan dengan suster Jihyo.

Suster Jihyo langsung menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. Dia tidak mungkin salah mengenali. Penggambaran Renjun sangat akurat. Lelaki ini memang benar-benar luar biasa tampan dengan keangkuhan yang sudah seperti satu paket dengan auranya.

"Apakah anda akhirnya berhasil menemukan kebenaran?" gumam suster Jihyo langsung tanpa basa-basi. Jaehyun mengernyit mendengar sapaan pertama suster Jihyo yang sama sekali tidak diduganya. Tapi dia lalu teringat telelepon di tengah malam yang tanpa sengaja dia angkat. Penelepon itu mengatakan dirinya adalah suster Jihyo...

"Ya," Jaehyun mengakuinya pelan,

"Anda sudah tahu semuanya?"

"Semuanya, and first, sebelum anda menghina Renjun lagi. Saya akan jelaskan kepada anda, semalam Renjun datang kepada saya, dengan kondisi mengenaskan. Mental dan fisik yang rapuh, dan dia bilang ingin melepaskan diri dari anda, menurut saya itu wajar mengingat perlakuan anda padanya," Suster Jihyo menatap Jaehyun dengan pandangan mencela yang terang-terangan hingga wajah Jaehyun merona,

"Uang yang dia pakai untuk melunasi anda, itu adalah uang pinjaman dari saya dan beberapa staff rumah sakit lain, bukan uang hasil menjual dirinya kepada wanita apalagi lelaki lain seperti apa yang anda tuduhkan kepadanya tadi pagi."

Sebuah kebenaran lagi. Lebih keras daripada tamparan di pipi, lidah Jaehyun terasa kelu.

"Saya ingin bertemu Renjun" gumam Jaehyun akhirnya.

Suster Jihyo mengangkat alisnya.

"Untuk apa? Ketika hubungan hutang piutang itu lunas. Tidak ada lagi perlunya kalian bertemu, lagi pula saya tidak yakin Renjun bersedia menemui anda."

"Tidak ada hubungannya dengan uang! Saya tidak peduli dengan uang!" Jaehyun hampir berteriak, lalu berdehem berusaha meredekan emosinya,

"Saya harus bertemu dengan Renjun, meminta maaf, saya tahu selama ini saya salah..."

"Anda bisa menyampaikan permintaan maaf anda melalui saya" sela Suster Jihyo tegas.

Jaehyun mengernyit,

"Saya mohon...Saya harus bertemu dengan Renjun, saya butuh bertemu dengan Renjun."

Suster Jihyo mengamati lelaki yang berdiri di hadapannya. Lelaki ini terlalu tampan, terlalu kaya sehingga wajar dia tampak begitu arogan. Tapi sekarang Jaehyun tampak begitu menderita, dan dia rela memohon agar bisa bertemu Renjun. Suster Jihyo menarik napas, ketika sebuah kesimpulan muncul di benaknya.

Lelaki ini sedang jatuh cinta.

Bagaimana mungkin dia menolak permintaan Jaehyun? Kalau saja Jaehyun hanya lelaki sombong yang menginginkan bayaran setimpal atas apa yang diberikannya kepada Renjun, suster Jihyo akan mengusirnya tanpa ragu. Tapi Jaehyun yang ada di depannya ini tampak begitu kesakitan menanggung rasa bersalah, tampak remuk redam di dera perasaannya sendiri. Lelaki ini sama menderitanya dengan Renjun. Bagaimana mungkin Suster Jihyo tega mengusirnya?

A Romantic Story About Renjun || JaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang