Part 4

14.1K 1.1K 29
                                    

Renjun masih terkejut ketika tiba-tiba saja tubuhnya dibalik dan dicium habis- habisan, dia masih setengah tertidur tadi dan benar-benar tak berdaya, Jaehyun sudah melampiaskan hasratnya tanpa ditahan-tahan, ciuman-ciumannya tanpa jeda seolah-olah lelaki itu tak tahan sedetik pun tidak berciuman dengannya.

Ketika Jaehyun mengangkat kepalanya, matanya berkabut, pupil matanya membesar terlihat kontras dengan iris matanya yang berubah menjadi hitam pucat.

"aku ingin bercinta, aku ingin memasukimu... Ah kau tidak tahu betapa aku...", suara Jaehyun tersengal, lalu melumat bibir Renjun lagi dengan membabi buta.

Kata-kata vulgar Jaehyun itu membuat pipi Renjun merona malu. Tidak terbayangkan, dia, seseorang yang tidak pernah intim dengan lelaki manapun, sekarang terbaring dengan jubah mandi yang sudah acak-acakan, ditindih oleh lelaki yang mungkin sampai beberapa hari yang lalu tidak dikenalnya dengan baik.

Tangan Jaehyun menelusup di balik jubah mandinya, menemukan kejantanannya yang kecil namun hangat lalu meremasnya. Sedikit terlalu bergairah sehingga Renjun mengerang.

Jaehyun menghentikan gerakannya, lalu menatap Renjun lembut, "Sakitkah?", bisiknya parau.

Renjun terpaku, suaranya seakan tertelan di tenggorokan, bagaimana dia harus menjawabnya?.

Tetapi Jaehyun tidak memerlukan jawaban, lelaki itu tersenyum, lalu menggerakkan tangannya lagi menyentuh Milik Renjun, dengan ahli dia menyingkirkan jubah mandi Renjun yang menghalangi, dan menemukan keindahan ranum dibaliknya.

"Oh Indahnya", bisik Jaehyun serak, membiarkan Renjun memalingkan muka dengan malu dibawah tatapan tajam dan memuja lelaki itu.

Lalu bibir Jaehyun yang panas menelungkupi puting susunya, lidahnya bermain di sana terasa panas, membakar seluruh tubuh Renjun, membuatnya terpaksa merintih. Bingung dengan gejolak yang menyebar di seluruh tubuhnya. Jaehyun begitu ahli sedang Renjun sama sekali tidak berpengalaman, dan lelaki itu tampaknya tidak merasa perlu menahan dirinya.

Entah kapan, mereka sudah telanjang bersama diatas tempat tidur itu, Tubuh Jaehyun yang keras, melingkupi tubuh Renjun yang mungil dibawahnya. Menggodanya, menggeseknya dengan kekuatannya, membawa gairah Renjun makin naik, sedikit demi sedikit kepuncaknya.

Kemudian Renjun merasakan kejantanan Jaehyun, yang tidak terhalang apapun menyentuh pusat dirinya. Pelan, tapi membuatnya terkesiap. Renjun membuka matanya yang terpejam, menatap Jaehyun diatasnya. Lelaki itu menatapnya dengan tajam, matanya berkabut, napasnya terengah, dan sejumput rambut tampak jatuh didahinya, membuatnya tampak begitu liar.

"Ah, ya manis... Kau pasti akan sangat menyukainya", geram Jaehyun pelan, lalu mulai mendorong, menekan dan menyentuh Renjun, "Kau sudah siap", erang Jaehyun, "Kau sudah basah dan panas, siap untuk diriku...".

Jantung Renjun berdegup kencang, beriringan dengan detak jantung Jaehyun yang bahkan lebih parah. Dengan perlahan, Renjun memejamkan matanya, melepaskan hatinya, Demi kamu Taeyong, bisiknya dalam hati bagaikan mantra yang menyelamatkan jiwanya.

Ini adalah sensasi baru bagi Renjun, merasakan kejantanan seorang lelaki yang mencoba memasukinya, menyatu dengannya. Rasanya panas dan membuat seluruh saraf ditubuhnya menggila, membuatnya begitu sensitif oleh kebutuhan yang sampai saat ini tidak pernah diketahuinya, kebutuhan untuk mencapai puncak.

Hingga rasa sakit yang menyengat tiba-tiba menyentakkannya kealam sadar, Renjun mengerang kesakitan, tubuhnya mengejang, dengan panik dicengkeramnya pundak Jaehyun dan menggeleng-gelengkan kepala ketakutan atas usaha Jaehyun untuk menyatu semakin dalam dengannya.

A Romantic Story About Renjun || JaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang