Jam menunjukkan pukul setengah satu malam, dan gadis itu baru pulang ke rumahnya. Dia, Nayra Azalea Angkasa Wardhani baru menginjakkan kakinya di rumah bernuansa eropa klasik itu setelah menyelesaikan balapannya.
Balapan? Ya, Nayra sering mengikuti balap liar pada malam hari. Padahal uang dari ayahnya terbilang lumayan dan lebih dari cukup. Tapi balapan sudah menjadi hobi Nayra yang susah untuk ditinggalkan.
Dengan langkah yang mengendap-endap Nayra menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Helaan napas keluar dari mulutnya saat ia berhasil memasuki kamarnya tanpa diciduk oleh ayah ataupun bundanya.
Namun rasa lega itu tak berlangsung lama saat Nayra merasakan sebuah tangan menyentuh pundaknya.
Mampus gue. Jangan sampai yang ada di belakang gue ayah atau bunda. Gue lebih bersyukur kalau di belakang gue setan jadi-jadian. Ucap Nayra dalam hati.
"Should I tell Dad about this, Nayra?" ucap Nandyra mengancam adiknya itu.
Nayra membalikkan badannya dan menatap Nandyra dengan jengkel, "Damn you Nandyra. Lo nakutin tau nggak? Gue kira gue keciduk sama ayah." desisnya.
Nandyra terkekeh melihat adiknya yang keringat dingin itu, "Lagian lo sih. Ngapain si masih suka balapan? Emang jajan dari ayah kurang? Mending minta gue daripada lo ngelakuin hal unfaedah kayak gini."
Nayra mendengus mendengar kalimat yang sama seperti hari-hari sebelumnya keluar dari mulu kakaknya, "Gimana lagi, udah hobi." jawabnya cuek lalu melepaskan hoodie yang ia kenakan dan berbaring di kasur king size miliknya.
Melihat Nayra yang akan terjun ke mimpinya Nandyra melempar bantal pada Nayra yang menyebabkan mata hazel itu kembali terbuka. "Apa sih Dyr?!" ucap Nayra jengkel.
Nandyra mendelik mendengar itu, "Dar Dyr Dar Dyr, gue kakak lo sopan dikit kek."
"Elah, beda setahun juga." ujar Nayra santai kemudian terlelap dengan sepatu yang masih melekat di kakinya.
Melihat kelakuan adiknya, Nandyra hanya bisa menggeleng kemudian melepaskan sepatu beserta kaos kaki yang masih melekat pada kaki Nayra.
"Good night, sist." ucapnya lalu mengecup singkat dahi Nayra sebelum keluar dari kamar adiknya yang bernuansa putih dan biru.
°~¤...¤~°
Matahari mulai naik keperadabannya bersamaan dengan pekikan burung yang bersahutan. Nandyra, Abel, dan Angkasa sudah duduk rapi di meja makan menunggu Nayra untuk sarapan bersama.
"Pagi." sapa Nayra sembari menuruni tangga.
"Pagi." jawab mereka.
Nayra mendudukan dirinya di kursi sebelah kiri Nandyra dan berhadapan dengan Abel, bunda mereka.
"Kamu mau roti apa nasi sayang?" tanya Abel menawari Nayra.
"Roti aja bun." Abel segera mengoleskan selai coklat kesukaan Nayra pada roti kemudian meletakkannya di piring Nayra.
Sedangkan Nandyra masih mengunyah rotinya sembari men-scroll layar gadget di genggamannya. Nayra mendengus melihat Nandyra yang tidak fokus pada sarapannya. Sejurus kemudian iPhone milik Nandyra sudah berada di tangan adik badungnya itu.
"Nay, balikin." Nandyra terus berusaha menggapai iPhone miliknya yang kini sudah berada di dalam tas milik Nayra.
"Makan." titah Nayra.
Astaga, kumat lagi possesivenya. Ucap Nandyra dalam hati. Namun tetap memakan rotinya daripada terjadi perdebatan di meja makan.
Angkasa dan Abel hanya tersenyum melihat sifat keras Nayra dan kepasrahan Nandyra.
Setelah selesai dengan sarapan, Nayra dan Nandyra pamit dengan menyalami tangan ayah dan bunda mereka kemudian berangkat menggunakan BMW 320i milik Nandyra.
Sebenarnya Nayra juga punya miliknya sendiri, bahkan ia juga punya motor sport. Hanya saja ia sedang malas menyetir dan berakhir nebeng Nandyra.
Selama perjalanan mobil yang mereka bawa terisi oleh suara radio juga suara Nayra maupun Nandyra yang ikut menyanyikan lagu yang disiarkan itu.
Setelah menempuh 15 menit mobil mereka memasuki area SMA Garuda Putih. Banyak siswa maupun siswi yang menatap kagum mobil tersebut, atau lebih tepatnya orang yang ada di dalam.
Tentu saja, siapa yang tak mengenal kakak beradik itu? Nandyra si pemegang ranking satu paralel angkatannya, dan juga Ketua OSIS yang sebentar lagi jabatannya akan lengser. Tapi cantiknya tidak lengser kok. Begitulah kata sebagian murid. Dengan rambut dark brown dan mata hazel meneduhkan miliknya. Alis yang tebal, kulit putih serta bentuk tubuh bak model itu sukses membuat lokernya dipenuhi bunga, surat, boneka maupun coklat setiap hari.
Sedangkan Nayra, si badgirl SMA Garuda Putih sekaligus captain basket yang tak pernah pulang tanpa membawa piala bersama teamnya di setiap pertandingan itu sukses membuat kaum adam bertekuk lutut dengan sorot mata tajam bak elang serta mengintimidasi miliknya.
Setelah memarkirkan mobil, mereka keluar dan berjalan menuju kelas masing-nasing tanpa menghiraukan pujian-pujian yang dilayangkan untuk mereka.
Mereka berhenti di depan kelas XI IPA-2, kelas Nayra, "Hp gue mana?" Nandyra mengadahkan tangannya meminta hp miliknya dari Nayra.
"Nanti. Gue tau lo sibuk sama urusan OSIS dan sebagainya, tapi jangan lupa makan. Kalau sampai istirahat gue nggak lihat lo di kantin, gue jamin ruangan OSIS nggak akan ada bedanya sama gudang sekolah." ancam Nayra kemudian memasuki kelas.
Sedangkan Nandyra mendengus sabar kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelasnya, XII IPA-1.
"Nay!" panggil Rasya, sahabat Nayra sekaligus tablemate Nayra saat Nayra memasuki kelas. Nayra hanya menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya 'apa?' pada Rasya.
"Sumpah. Lo sama kakak lo nggak pernah lengser dari trending topic nya sekolah tau nggak?" tanya Rasya yang menggebu-gebu dan dibalas deheman oleh Nayra. "Andai gue punya adek kayak lo. Yang dingin-dingin sweet gitu." ucapnya mulai berkhayal.
"B aja." sahut Nayra cuek yang di balas delikan oleh Rasya.
"B aja lo bilang?!" Nayra mengangguk polos. "Sikap lo bikin gue jadi heran. Yang kakak itu Kak Dyra atau lo sih? Kok yang possesive lo?"
Nayra hanya mengangkat bahunya acuh.
°~¤...¤~°
Kalo banyak typo monmaap yaa, gajelas ya ceritanya? Hehe maklum masi pemula:v
Tapi gue bakal usaha buat alurnya ga ngebosenin. Jadi, siap-siap karna bakalan banyak kejutan yang nunggu kalian di next chapt.
See you di next chapt, jgn bosn nunggu author nulisnya hehe:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Sister [On Going]
Teen FictionSebagian perempuan mengatakan bahwa memiliki adik perempuan adalah hal yang menyenangkan. Mereka bisa saling bertukar barang, maupun ruang dan waktu. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Nandyra. Bukan ia tidak menyayangi adiknya, tentu saja dia m...