Chapter 3| Egois atau Peduli?

501 43 7
                                    

"Var, lo kemana aja pas istirahat? Sumpah, sayang banget lo ngelewatin pertunjukan di kantin tadi." heboh Rey saat memasuki kelas XII IPA-2.

David yang terkejut karna teriakan tiba-tiba itu menoyor kencang kepala Rey, "Nggak usah pake teriak, si Varo juga nggak bakal ilang kalau lo ngomongnya bisik-bisik kayak tetangga."

Reynald mendelik mendengar itu, "Berarti lo pernah ikut tetangga bisik-bisik ya, makanya tau kalau mereka ngegibah."

"Nyokap gue, gue mah anti sama sosialisasi pergibahan antar tetangga." sombong David.

"Lo berdua berisik banget dah." celetuk Varo yang sejak tadi diam, "emang di kantin ada apaan sih?" lanjutnya.

David mendudukkan bokongnya di kursi sebelah Alvaro, "biasa, Dina cari gara-gara lagi. Degem gue juga ngamuk karna kakaknya luka."

Alvaro hanya ber-oh ria saja mendengar penjelasan David.

Rey yang menyadari sesuatu langsung saja berteriak histeris, "DEGEM? LO SUKA NAYRA GITU MAKSUDNYA?!" David mengangguk polos. Melihat itu Rey menepuk pelan pundak David, "sampe Rich Brian duet sama Opick juga gue nggak yakin lo bakal diterima Nayra." ucap Rey mendramatisir.

"Sialan lo." Alvaro dan Reynald tertawa melihat David yang memberengut kesal.

"Emang lo nggak kepo gitu sama putri keluarga Angkasa, Var?" tanya David setelah tawa kedua temannya reda.

"Emang mereka siapa? Penting banget gue tau tentang mereka." jawab Varo santai.

"Serius lo nggak tau siapa mereka?!" sahut Rey histeris.

Alvaro menggeleng, "yang gue tau salah satu dari mereka Ketos di sekolah ini."

"Lo nolep, kurang main, kurang keluar, main lo kurang jauh apa gimana sih?" heran Rey. David menyentil kuat kepala teman sepergibahannya itu. "ngomong lo bertele-tele njir, intinya sama semua itu." Rey hanya memamerkan cengiran bodohnya.

Kemudian David berdehem, "karena gue teman yang baik dan tidak sombong, gue kasih tau siapa mereka. Jadi, mereka itu keturunan dari keluarga Angkasa, salah satu donatur terbesar di sekolah ini dan, mereka juga most wanted girl nya SMA Garuda Putih. Kakaknya si Nandyra tu yang kata lo ketos tadi, tetangga kelas kita. Dia juga pemegang ranking satu paralel. Nah, kalau adeknya si Nayra degem gue, itu captain basket putri. Sifatnya itu kebalikannya dari Nandyra. Mereka nggak pernah lepas jadi sorotannya anak-anak, apalagi anak cowok. Udah cantik, punya bakat masing-masing, keluarganya terpandang lagi. Idaman banget pokoknya." jelasnya panjang lebar.

"Oh, nggak penting." sahut Varo cuek yang kemudian mendapat tatapan horor dari David.

"Sumpah, gue kesel sama lo. Gue udah jelasin sampe mulut gue berbusa respon lo cuman tiga kata?! Ngambek gue sama lo!" David berlagak seperti perempuan yang sedang kesal pada kekasihnya.

"Temen lo?" tanya Varo pada Rey.

"Bukan, temen lo kali." sahut Rey, "bukan juga." jawab Varo.

°~¤...¤~°

Bel sekolah berbunyi nyaring yang disambut gembira oleh seluruh siswa, tak terkecuali oleh kakak adik Angkasa.

Nayra sudah 3 menit menunggu kakaknya di parkiran. Tak lama kemudian Nandyra terlihat mendekat dengan senyum yang selalu tak pernah luntur dari wajahnya.

Nayra menaikkan sebelah alisnya bingung, namun tidak ambil pusing hal itu. Setidaknya ia masih menghargai privasi milik kakaknya.

Possessive Sister [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang