3 tahun setelah kepergianmu yang secara tiba-tiba,
Aku tumbuh menjadi wanita yang mandiri.
Karena aku sadar bahwa aku tak bisa bergantung pada siapapun di dunia ini.
Lagi-lagi aku menulis surat padamu.
Padamu yang selalu ku letakkan dalam hati
Yang sekarang keberadaanya sedang kucari.
Dergi...
Aku rindu.
Bagaimana kabarmu? Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu.
Aku belum menyerah pada keadaan.
Aku masih sekeras kepala dulu perihal dirimu.
Dergi...
Selamat tidur:)
◌▓▓▓◌
" Tari!"
Yang dipanggilpun menengok dan langsung tersenyum cerah kearah sumber suara.
" Lo dari mana aja sih 2 hari ini? Gue gaada temen sebangku ini. Lo mah tega biarin gue nolep di kelas" Rengek sang pemilik suara.
Sedangkan gadis yang di panggil tari tersebut membalas dengan cengiran kuda dan berjalan pergi menjauh.
" iihh Tariiii! Kok lo ninggalin gue sih?! Tariii!!!" teriak Vio, sang pemilik suara yang sedari tadi hanya diabaikan oleh sang kawan.
" cepetan Viooo udah mau masuk nih, ntar gue certain pas dikelas" teriak Tari pada teman sebangkunya yang sedang melongo dengan sikapnya pagi itu.
◌▒▒▒◌
"Chloe Adreena Mentari ,temui saya dikantor sekarang" ucap Miss Frida setelah mengakhiri KBM. Tanpa banyak Tanya, Tari mengikuti instruptur dari gurunya yang terkenal galak seantero SMA Nusantara.
Tangan Miss Frida membolak-balik lembar dengan tatapan yang sangat teliti. Sedangkan Tari yang duduk di hadapan miss Frida berusaha menetralisir degup jantungnya yang membuat keringat dingin meluncur dari dahi putihnya.
" Nilai kamu memenuhi standar untuk mengikuti program pertukaran pelajar pada tahun ini, tapi kamu masih perlu mengikuti 1 tes lagi. Yaitu tes akademik yang tidak tertulis. Dan miss yakin kamu pasti bisa melewati tes itu dengan kerja keras." Ucap Miss Frida dengan mengusap lembut bahu Tari, berusaha memberi dukungan kepadanya.
Selama ini tari memang terkenal akan kecerdasannya sehingga seringkali ia mengikuti lomba-lomba akademik yang berada di tingkat nasional. Tak jarang pula ia pulang sebagai juara. Dan kali ini, tari menikuti program pertukaran pelajar untuk menambah ilmu dan wawasan, serta Menambah pengalaman. Tari bukan kutu buku. Tari hanyalah Tari yang tak pernah ingin membuang waktu dalam hal yang tidak berguna. Dan hal yang paling berguna bagi tari adalah belajar.
" tar..... lo mendingan gausa ikut program itu deh..." Rayu Vio dengan raut muka yang serius.
" Ntar fans-fans lo yang disini bakal rindu karena kehilangan Peri ences mereka" lanjutnya.
" ini tu penting bagi hidup gue, viooo. Lagian Lo juga harusnya mulai serius sekarang, Lo gabisa bergantung dengan seseorang terus. Bakal ada waktu dimana semua direnggut dari lo. Dan keadaan memaksa lo untuk berjuang sendiri." Balas Tari dengan senyum miris yang tercetak jelas.
Vio yang paham betul dengan raut wajah Tari. Tari pernah menggantung segala mimpi nya pada seseorang sebelum pada akhirnya Seseorang tersebut pergi membawa hidup serta jiwanya. Tari mungkin bisa mengatakan bahwa ia sudah bisa mengikhlaskan, tapi Vio sangat tau bahwa di dalam hati kecil tari, gadis tersebut masih sangat mengharapkan Dergi kembali. Jika tidak, mengapa setiap seseorang menyebut nama Dergi, Tari langsung menengok? Apakah itu yang disebut menerima kepergian seseorang? Vio mungkin tak pernah merasakan kehilangan, tapi Vio tau bahwa kehilangan adalah keadaan yang menyulitkan.
" Aissh udahlah mending kita makan ke kantin. Laper nih." Ucap Vio berusaha mencairkan suasana. Belum sempat Tari setujui, Vio sudah menarik tangan nya menuju kantin. Padahal Tari tau bahwa Vio sudah menghabiskan uangnya pada istirahat kedua tadi untuk makan siang. Dan alhasil nantinya Vio akan meminta Tari untuk mentraktirnya.
Dasar temen Botol kecap, Bodoh Tolol Kebanyakan Cakap batin Tari miris akan uangnya.
◌▓▓▓◌
Tari melamun di atas kasurnya.
Selama 3 tahun ini dia sudah berusaha bangkit. Ia akan menunjukkan pada Dia bahwa Tari baik-baik saja tanpanya. Ya, setidaknya tari sudah berusaha dan berniat meski pada kenyataannya Tari tetap merasa Hampa. Tari tak pernah bisa menghilangkan rasa kesepian yang ada di dalam lubuk hatinya.
Tari takut bahwa akhir dari penantian panjang yang melelahkan ini hanya berujung kekecewaan. Apa yang ditunggunya dari kepergian yang serba tiba-tiba? Apa yang Tari harapkan dari seseorang yang telah mengingkarkan janjinya? Bukankah laki-laki penuh janji tanpa bukti? Tapi mengapa hati kecilnya masih berharap pada kenyataan yang sudah terjadi? Kenyataan bahwa Dergi bukan termasuk laki-laki brengsek.
Didalam hati kecilnya, Tari yakin takdir akan membawa Dergi kembali. Karena Dergi pernah bilang bahwa Dergi diciptakan hanya untuk Tari. Ya walau perkataan itu hanya bualan anak kecil saja, tapi Tari tetap akan mempercayainya.
Segera Tari mengambil kertas dan pena, melakukan ritual yang selalu dilakukannya ketika sedih, menulis.
Teruntuk Matahari Gabrino Dergi,
Aku tidak tau kamu sedang dimana, sedang apa ataupun bersama siapa
Aku juga tidak tau bagaiamana perawakanmu yang sekarang.
Aku tidak peduli akan hal itu.
Dergi yang masih kekanakan dan kebanyakan cakap ataupun Dergi yang telah tumbuh dewasa dan berfikiran terbuka.
ketika kita bertemu lagi nanti...
Ku harap aku bisa mengenalimu lebih dulu.
Aku masih sekeras kepala dulu.
Dan kurasa keras kepala adalah hal mutlak bagi setiap perempuan.
Egiyy,
Jika kamu tau seberapa banyak surat yang telah ku tulis untukmu,
Aku tidak yakin kamu akan mengejek apa yang kutulis seperti dulu.
Karena semua yang kutulis adalah kerinduan untukmu.
Dan kurasa kamu takkan sanggup membacanya.
Karena aku sudah menulis banyak sekali dalam tiga tahun terakhir ini.
Egiy,
Jaga kesehatan ya!
Surat ini kusudahi dulu.
Salam manis,
Tari.
YOU ARE READING
Good Luck
Teen FictionChloe Adreena Mentari yang akrab dipanggil Tari adalah gadis yang sangat ceria. seperti namanya, ia menyinari hidup orang lain dengan kebahagiaan dan membawa kehangatan. Sebelum akhirnya gadis itu kehilangan sosok sahabat yang begitu ia sayangi. P...