Part 2

244 6 0
                                    

Happy Reading!

"Woi apaan si kambing tarik-tarik?! Sakit!" Sany melepas genggaman dari Yuli.

"Udah diselametin malah marah-marah?! Mana kripiknya?!" Padahal kata-kata Yuli barusan hanyalah alibi, karena sebenarnya Yuli takut Sany marah-marah karena lama menunggu.

"Nih!" Sambil melempar sebungkus kripik pesanan si kambing, maksudnya Yuli. Yuli membukanya dan memakannya

"Tadi siapa San? Ada yang gangguin kamu lagi? Cowok kelas mana?" cerocos Yuli sambil memasukkan kripik ke mulutnya. Pipinya yang gembul itu melambai-lambai minta dicubit.

"Enggak tau siapa. Enggak ganggu, aku juga enggak kenal." Jawab Sany datar dan tidak mau ambil pusing.

"Jangan-jangan anak pindahan yang tadi aku omongin? Ganteng yaa hehe...," kata Yuli sambil berbinar. Padahal juga belum tahu apa dia anak pindahan itu atau bukan.

"Mungkin."

"Eh San ngomong-ngomong Jamal, Robi, Navin, Eko, Wahyu gimana? Masih ganggu kamu gak?"

"Masih. Tapi enggak aku tanggepin."

"Terus mantan kamu Ali gimana? Masih ngejar kamu?"

"Hem." Sany malas membahas Ali. Manusia gigih itu masih menggangu hidup Sany sampai sekarang.

"San, kamu pasti bisa lupain Ali kok. Gimana kalau cari cowok baru?" Yuli menggoda Sany.

"Kamu gila! Aku mau hijrah! Lupa?!" sewot Sany yang geram pada tawaran Yuli.

"Yaelah bilangnya mau hijrah. Hijrah itu bukan cuma menjauhi hal tentang pacaran doang. Kamu juga harus merubah sikap kamu, jangan kasar-kasar bicaranya, jangan cuek-cuek jadi orang, jangan suka berantem, jangan suka nge-ghosting cowok-cowok, misal gak suka ya bilang aja, jangan diem." Yuli dengan nada bangganya mencoba menceramahi Sany. Coba ambil kaca dong Hem.

"Yaelah kaya diri sendirinya udah bener aja ya mbak?" jawab Sany sambil terkekeh dan menepuk punggung Yuli dan seketika temannya itu tersedak makanannya sendiri.

"Uhuk uhuk, woi minum! Uhuk uhuk buruan uhuk!"

"Ini ini! Hahahaha..." Tawa Sany pecah sambil memberikan botol tumbler warna magenta miliknya. Mereka berdua pun kembali jalan menuju parkiran untuk segera pulang.

_____

Sesampainya di rumah, "Assalamualaikum.., Maa aku pulang."

"Waalaikumsallam. Cuci tangan, ganti baju, terus makan dulu," ujar mamanya Sany.

"Ma adek belum pulang sekolah apa?" tanyanya.

"Udah. Lagi main."

"Oh oke." Sany cuci tangan, kaki, dan masuk ke kamar untuk ganti baju. Setelah ganti Sany makan siang sama mamanya di ruang makan.

"Ma, ayah pulang kapan?" Tanyanya di sela-sela sendokan pertama.

"Belum tau. Katanya masih banyak lemburan akhir-akhir ini. Mungkin masih bulan depan." Ujar mamanya.

"Oh ya ma abis ini aku mau ke toko buku."

"Beli komik lagi?"

"Iya hehe."

"Ada uangnya? Nih mama tambahin dikit." Mungkin Mama Sany adalah ibu idaman kesekian yang baik hati.

"Ada kok. Tapi tetep aku terima kalo Mama mau bantu, makasih Ma." Dan tersenyum pada mamanya yang baiknya sedunia. Setelah selesai Sany siap-siap dan pergi ke toko buku menggunakan motornya. Motor Vespa tepatnya. Setelah sampai di depan toko buku, tiba-tiba ia dapat panggilan dari sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Yuli?

𝐉𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐂𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧 «ᴴⁱᵃᵗᵘˢ»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang