Part 10

195 11 0
                                    

Happy Reading!!!

Rendi dan Robi sudah duduk di sofa itu kurang lebih hampir 1 menit dengan pikirannya masing-masing.

"Nah, mau minum apa? Biar aku buatin."

"Eh apa aja boleh deh San hehe." Ujar Robi dangan nada cengengesannya.

"Maaf San, boleh aku bantuin?" Sambil beranjak berdiri meminta izin untuk membantu Sany yang sudah akan pergi ke dapur.

Sany berbalik badan dan tidak langsung menjawab. Keduanya malah saling pandang.

"Eh bukan apa-apa, biar kamu gak repot aja." Ucap Rendi sambil tersenyum kotak dan menggaruk punggung kepalanya yang tidak gatal.

"Oh yaudah boleh." Sambil tersenyum ramah kepada Rendi.

Rendi pun mengekori Sany sampai ke dapur.

"Kamu di sini l..agi liburan ya?" Kata Sany sambil mengambil gelas di rak atas dengan berjinjit karena tidak sampai.

Dengan masih memperhatikan gadis itu berusaha mengambil gelas yang tidak sampai.

"Iya baru dateng tadi pagi si." Dengan perlahan mendekat ke Sany yang masih jinjit-jinjit mengambil beberapa gelas lagi dengan susah payah.

"Hem..." Jawab gadis itu singkat.

"Kamu sendiri liburan juga? Gak nyangka bisa ketemu." Rendi membantu mengambilkan. Namun...

Sany yang kaget langsung berbalik dan....

Hampir saja gadis itu terjelungup ke belakang gara-gara kaget bukan kepayang.
Dengan refleksnya juga, tangan Rendi meraih pinggang ramping Sany dan menahannya agar tidak jatuh.

Beberapa detik berikutnya keduanya dalam jarak yang sangat dekat saling memandang satusama lain.

"Eh astaghfirullah..." Suara Sany meninggi dan melepas pelukan Rendi pada pinggangnya dan mendorong laki-laki itu supaya menjauh.

"Astaghfirullah, maaf San aku gak bermaksud. Tadi aku liat kamu kesusahan ambil gelas jadi pengen bantuin tapi kamu malah berbalik dan mau jatuh dan aku.. aduh maaf San." Panik Rendi tersadar setelah mabuk dalam kecantikan Sany secara dekat barusan.

"Ah iya gakpapa, tadi salah ku juga. Makasih udah mau bantuin Ren." Sambil tergagap-gagap dan mengambil nampan.

Aneh, perasaan apa ini. Jantung Sany gak karuan. Gak sengaja tadi ngeliat mata Rendi yang coklat dan bulu mata yang lentik, sangat indah dan...

"Argh! Astaghfirullah ya Allah apa yang sudah aku pikirkan!" Pekik Sany di dalam hati.

Tidak sengaja Rendi melihat pipi Sany yang memerah. Membuat Rendi jadi merasa bersalah. Walau sebenarnya jantungnya juga tidak karuan karena kejadian beberapa detik yang lalu itu.
_____

Selang beberapa menit keduanya kembali ke ruang tamu dengan nampan berisi gelas yang di bawa Rendi dan beberapa piring makanan basah yang di bawa Sany.

"Ren, buruan Ren haus ni aku!" Ujar Robi sambil seraya berdiri melambaikan tangan tanda untuk cepat menghampiri.

"Iya buset cerewet amat" balas Rendi sambil terkekeh.

"Eh ngomong-ngomong kenapa kalian ada di sini? Jangan-jangan kalian ngikutin aku ya" tanya Yuli kepada kedua pemuda itu.

"Kita kebetulan lagi pengen ke puncak niatnya si sehari doang tapi ternyata besok masih ada libur dan rencananya kami masih pengen di sini. Lumayan juga buat liburan" jawab Rendi jelas.

"Woy badag! Ngapain juga aku ngikuti kamu yang ada kamu kali yang ngikuti aku! Ngaku aja deh!" Tiba-tiba Robi menyela pembicaraan antara Yuli dan Rendi tadi dengan nada agak mengejek Yuli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐉𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐂𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧 «ᴴⁱᵃᵗᵘˢ»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang