Part 7

141 6 0
                                    

Happy Reading!

Sany duduk di balkon kamarnya. Dia sudah selesai membaca komiknya dan kini dia memilih berdiam diri sambil menghirup udara luar malam.

Pikirannya masih berputar-putar tentang kejadian tadi siang di sekolah. Dia semakin merasa bahwa dirinya ini sudah salah. Sany merasa jijik dengan dirinya sendiri tentang hubungannya dengan Ali dulu yang belum bisa dia lupakan. Dia sangat menyesal berpacaran dengan Ali.

"Ya Allah kenapa dulu aku bisa mencintai laki-laki itu.. hamba sangat menyesal ya Allah. Hamba telah mempermalukan dan membuat nama baik diri sendiri jelek di mata laki-laki lain. Hamba sangat menyesal, semoga hamba bisa menjaga diri hamba lagi kedepannya ya Allah."

Sany berdoa di dalam hatinya. Dia benar-benar menyesal dan berniat untuk hijrah. Memperbaiki diri pelan-pelan, sudah dia niatkan di dalam hatinya untuk membatasi segala sesuatu yang bisa menjerumuskannya ke dalam dosa.

Tok tok tok..

"Nak kok di luar? Ayo makan malam dulu, mama udah masakin kamu. Tadi siang belum makan kan?" ujar mamanya Sany yang langsung masuk setelah mengetuk pintu kamar Sany.

"Eh iya ma, ini habis baca komik kebetulan pengen di luar. Iya habis ini Sany turun." jawab Sany yang tersadar dari lamunannya.

"Yaudah cepetan turun ya, mama sama adek tunggu di bawah." ujar mamanya sambil mengusap pucuk kepala Sany sayang dan dibalas anggukan oleh Sany.

Tidak lama Sany turun ke bawah menghampiri mama dan adiknya yang juga sedang menunggunya makan.

"Duduk sisi nak" ujar mamanya.

Ketiganya makan dengan bermacam celoteh dari adik Sany, dari Sany sendiri, juga kadang mamanya menimpali.

"Ngomong-ngomong ujian kenaikan kelasmu sebentar lagi kan San?" ujar mamanya di sela-sela makannya.

"Dua minggu lagi mam, terus abis itu libur deh hehe" jawab Sany.

"Gak kerasa udah mau kelas 12. Yang rajin biar nilaimu bagus."

"Mama tenang aja, aku emang agak males tapi kalo buat ujian akhir gak bakal mengecewakan kok" Sany mencoba meyakinkan mamanya.

"Iya mama pegang ucapan kamu. Kamu juga dek, jangan main terus." ujar mamanya pada adik laki-laki Sany namanya Alfin Denisaputra sering di panggil Denis.

"Heem ma, udah abisin dulu makannya nanti keselek lho" ujar adik laki-laki Sany itu dengan suara remajanya.

Adik laki-laki Sany namanya Denis, sekarang sudah kelas tiga SMP. Kerjaannya main game dan pergi sama teman-temannya, mungkin karena laki-laki kebanyakan memang tidak bisa diam di rumah. Tapi Denis anak yang cerdas, mau dia main seperti apa tapi nilai-nilai nya tidak pernah mengecewakan.

"Memang anak mama dua-duanya nakal-nakal tapi pintar-pintar." mamanya Sany mengusap kedua kepala anaknya itu dan beranjak menuangkan minuman ke dalam gelas kedua anaknya.

_____

Sekitar jam 10 malam, Yuli menelfon.

Dreettt.. dreettt..

"Halo San!"

"Iya halo. Kenapa malem-malem telfon?"

"Kamu gak papa kan San?!" ucap Yuli sambil berteriak dari sebrang telfon.

"Aku gak papa. Kenapa si, ganggu mau tidur ni" ujar Sany malas karena sudah agak mengantuk.

"Aku barusan mimpi kamu bunuh diri gara-gara Ali, San!" ucap Yuli serius dengan nada bergetar.

𝐉𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐂𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧 «ᴴⁱᵃᵗᵘˢ»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang