PoV Mulan
Hari ini hari senin, yah sama seperti rutinitas manusia normal pada umumnya. Bangun pagi, mandi, sarapan yang telah disiapkan Mbak Nur, dan pergi melakukan aktivitas yang diinginkan. Biarpun begini, aku juga menginginkan untuk kuliah dan segera menyelesaikan skripsiku. Aku pergi dengan motor kesayanganku. Motor yang dibelikan kakak saat mulai masuk kuliah. Aku berjalan menyusuri jalan yang tak biasanya, karena hari ini ulang tahun kota tempat aku tinggal sehingga di pusat kota sangat ramai. Tak ku rencanakan sebelumnya ingin melewati rute ini, seketika rute ini mengingatkan ku saat dulu semasa sekolah menengah. Di mana rute ini yang selalu aku dan Bumi lewati sepulang sekolah. Aku mengelap mukaku dengan telapak tangan. Lebih sebagai pelepasan rasa tertekan dibanding benar-benar usaha menghilangkan kilau pada kulit wajahku.
*** ***
Mulan selalu berhasil menjadikan semuanya puitis lalu gagal mengakhirinya dengan realitis. Mungkin Mulan kebanyakan membaca novel. Novel percintaan yang diingatnya temanya selalu kasih tak sampai. Mulan terlalu menikmati itu sepertinya. Mulan butuh bertahun-tahun untuk menyakini dirinya dalam posisi benar untuk mengatakan apa yang sekarang Mulan ungkapkan. Realitas cinta lebih sering tak seromantis puisi. Mulan harus menghadapinya langsung, bukan dengan lirik lagu, puisi, kata-kata yang sering Mulan sebar di website, Facebook, ataupun blog.
Kenyataannya semuanya sudah finish. Mulan merasakan kelengketan pada cekungan di bawah lehernya. Keringat yang mengganggu. Seperti juga batinnya yang kian terganggu "Bumi", dia menyebut lagi nama itu. Mulan menahan napas sebentar. Mulan selalu mengira mereka masih saling menyimpan kenangan selama itu. Dalam diam.
Setelah Mulan berhasil memarkirkan motor dengan nyaris sempurna. Dia berjalan menyusuri lorong menuju kelas kuliahnya hari ini. Tiba-tiba handphone nya berbunyi cening cening tanda notifikasi. Mulan melihat handphone nya dan menemukan notifikasi kalau dirinya terhubung dengan seorang wanita bernama Ika melalui Line Alumni. Sembari memasukkan kembali handphonenya Mulan mengingat-ingat siapa itu Ika. Setelah dia duduk di kursi menunggu kelas di mulai, Mulan kembali mengeluarkan handphone nya dan mulai melakukan penelusuran mengenai wanita itu. Dan ternyata wanita yang bernama Ika itu adalah seniorannya sewaktu sekolah menengah. Mereka pernah mendalami satu ektrakulikuler.
Dosen di kelas Mulan sudah datang, dan memulai pelajaran. Namun Mulan masih asik menelusuri wanita itu, mulai dari Instagram, Facebook, Line, sampai penelusur pintar Google semua diketikkan nama wanita itu. Mulan yang sudah memindahkan handphone dan tangannya di bawah meja, tak ingin ketahuan dosen bermain handphone di kelas. Mulan berulang kali disenggol temannya dari belakang yang memberitahunya bahwa dia sudah diperhatikan sang dosen. Akhirnya satu hal yang membuat mata Mulan seakan mau keluar, wanita itu ternyata senior di kampus dan jurusan yang sama dengan Bumi. Tapi bukan itu hal besar yang membuat Mulan terkejut, melainkan wanita itu satu geng atau kelompok pertemanan dengan pacarnya Bumi yang sekarang, Lidia.
"Mulan!" Bentak dosen dari depan kelas yang hampir membuat jantung Mulan copot.
"apa yang sedang kamu lakukan di sana? Sini kamu!" ucap dosen yang murka dan mukanya seperti tomat menahan amarah
Mulan dengan gugup maju ke depan, langkahnya yang tersendat-sendat membuat dosen semakin membelalakkan matanya. Lalu Mulan mempercepat langkahnya.
"coba kamu ulangi apa yang sudah saya jelaskan. Saya lihat dari awal saya masuk kamu terus saja melihat kebawah. Kamu bermain handphone kan?" tanya dosen dengan suara menggelegar.
"i...iya..p.ak" ucap Mulan takut.
"kalau kamu berhasil menjelaskan kembali apa yang saya katakan tadi, kamu boleh duduk, kalau tidak kamu berdiri di sini sampai saya keluar" ucap dosen yang nada suaranya sedikit lebih rendah dari yang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovember to Movember
RomanceBohong jika aku sudah lega melepaskanmu. Aku tak bisa lagi berperan seolah-olah jadi yang paling kuat. Aku tak ingin berpura-pura setuju dengan perpisahan ini. Sudah beribu-ribu hari telah kita lewati, kini sudah berlalu dari pandangan. Mulan selalu...