Bimbang

6 1 0
                                    

Pernahkah terpikir berapa banyak gadis dan pemuda nan jauh di sana, yang bercucuran air mata dan hatinya pecah berdarah ketika mereka memilih melangkah ke depan bersama orang yang dicinta, dan saat mereka memilih untuk melangkah bersama yang dicinta. Namun yang dicinta tidak ingin melangkah bersama.

Jadi mengapa semudah itu berpaling?

Jadi mengapa tidak berusaha berjuang untuk bertahan?

Jadi mengapa membiarkan diri untuk digoda atau menggoda di luar sana?

Ketika pada saat yang sama, banyak orang bahkan sampai kering airmatanya dan pucat pasi karena terlalu banyak darah mengalir dan nyeri karena dalamnya kesakitan yang menusuk, saat mereka sekedar ingin untuk melangkah ke depan bersama-sama dengan yang dicita, kenapa di tempat lain ada banyak orang yang begitu mudah melepaskan seseorang yang dulu bahkan dipilihnya sendiri untuk dicinta dan dinikahi?

*** ***

"tapi kenapa kakak belum skripsian sampai sekarang?" tanya Mulan polos

"itu beda Mulan, kakak belum skripsian karena ada beberapa matakuliah yang ngulang. Eitss, ngulang bukan karena tidak lulus ujian, tapi karena jarang masuk" kata Ara menjelaskan

Mulan tak tau apa yang ada dipikiran Ara mengapa sampai sekarang masih belum skripsian, karena Mulan tau Ara mahasiswa pintar dijurusannya, hal itu terbukti karena Ara sering membawa nama Universitas untuk lomba atau kegiatan nasional. Yah mungkin karena dia terlalu aktif dengan organisasi di luar kampus.

Malam ini mereka menuju mall terdekat untuk nonton film. Setelah sampai di bioskop, Ara melihat raut wajah letih Mulan.

"Lan, Mulan, kamu lelah ya?" tanya Ara

"eeh, enggak sih kak, aku gapapa" jelas Mulan

"oke, kamu duduk di sini aja dulu, biar kakak yang ngantre beli tiketnya

Tepat sudah dua bulan berlalu sejak kejadian yang tidak menyenangkan bagi Mulan. Banyak memang kejadian yang tidak menyenangkan bagi Mulan. Tapi setidaknya ketika dia berhasil keluar dari rumah sakit kala itu, dia berjanji kepada Tuhan, kepada orang-orang yang masih mencintainya (kepada Melodi, Kak Sakura, Mbak Nur, Almarhum Papa dan Mama, Kak Ara;mungkin) agar tetap bertahan dan bangkit menjalani hidup normal. Terlebih lagi berjanji kepada diri sendiri untuk tetap hidup walau rintangan membentang. Masih banyak yang belum dilalui di hidup ini. Mulan bertekad tidak menjadikan dirinya palung atas Bumi. Yah, Mulan mulai membuka hati untuk orang yang berada didekatnya sekarang.

Dipandangi nya pemuda yang berada semeter darinya lekat-lekat, pemuda itu sedang mengantre membeli tiket untuk film yang akan mereka tonton kali ini. Pemuda itu juga yang hampir selalu menemani Mulan terapi dengan psikolog. Pemuda itu juga tak henti mengingatkan Mulan untuk bahagia. Terlebih ketika Melodi yang juga setia di sisi Mulan, menyuruh untuk menghubungi dan mengabari kak Sakura di Jepang perihal kesehatan Mulan. Namun, Ara mampu menepisnya, dan mengatakan semua akan baik-baik saja.

Mulan tak ingat, bagaimana dulu saat pertama Ara mencoba memasuki hari-harinya. Mulan juga tak ingat sejak kapan Ara mulai akrab dengan nya. Kak Ara sosok yang dewasa dan mengayomi.

Mereka berdua masuk ke dalam ruangan gelap tersebut, dengan suara berkoar seisi ruangan. Dingin. Memang itu ciri khasnya. Aroma manis gula caramel sukses menyerobot masuk ke dalam liang hidung. Bau karpet yang dibawa terbang oleh pendingin ruang. Semua bau-bauan itu menyeruak bersatu merasuki indra penciuman siapa saja yang ada di ruangan itu. Membuat beberapa orang merasakan nyaman tak kecuali Mulan. Mulan amat merindukan suasana ini, sudah lama ia tak pergi ke bioskop. Mulan dan Ara duduk berdampingan. Bahu mereka saling bersentuhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lovember to MovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang