034

4.7K 682 161
                                    

Habromania – Part 034



Yerim mengeluarkan selimut yang dibawanya dari dalam tas. Ia menyelimuti tubuhnya yang sudah terbaring di atas sofa. Jungkook tidak tega melihat Yerim harus tidur di sana. Jika saja keadaan mereka tidak seburuk itu. Pasti Yerim akan mau diajak berbagi ranjang dengannya. Ya walaupun ranjang rumah sakit ini juga sempit.

Hari ini terasa sangat menyenanglan untuk Jungkook. Jika sakit bisa membuat Yerim jinak seperti ini padanya, ia rela bila harus sakit setiap hari. Oke, pikiran Jungkook mulai melantur kemana-mana.

Matanya tidak lepas mengamati Yerim yang sudah terlelap. Pandangannya berubah menjadi sendu. Dan beberapa kata perandaian mulai melintasi kepalanya. Andai dulu ia tidak menyerah dengan cepat dan tetap mengejar Kim Yerim. Mungkin sekerang dirinya, Yerim dan putri kecil mereka –Aeri menjadi keluarga kecil yang bahagia. Ia juga tidak perlu mendengar anaknya memanggil orang lain ayah.

Dirinya memang bodoh. Tidak membuka mata terhadap Kim Yerim yang menyukainya dengan tulus dulu. Ia hanya dibutakan dengan perasaannya pada Jieun yang nyatanya hanyalah kesemuan tidak berarti.

Jungkook menyibak selimutnya. Menarik tiang infusnya mengikuti tubuhnya yang berjalan mendekati tubuh Yerim yang tidur meringkuk di sofa. Ia menudukkan tubuhnya di depan wajah Yerim. Menelusuri wajah wanita itu yang masih sama cantiknya seperti dulu. Yang digilai oleh banyak pria. Jika dulu Kim Yerim tidak benar-benar menyukainya, wanita itu pasti sudah berkencan dengan salah satu pria yang selalu mengiriminya roti lapis dengan selipan surat cinta.

Tangannya menyelipkan anak rambut Yerim yang berantakan ke belakang telinga wanita itu. agar dirinya bisa leluasa memandangi wajah Yerim tanpa ada halangan. Bibirnya tersenyum tipis menyadari dirinya yang terpesona dengan kecantikan milik Yerim. Mengapa tidak dari dulu ia terpesona dengan wajah ini.

"Maafkan aku, Yerim-ah. Apa aku benar-benar tidak memiliki kesempatan lagi?" ucap Jungkook pilu. Tidak tahu sejak kapan matanya sudah berkaca-kaca. Menyesali karena pernah menorehkan luka pada wanita rapuh di hadapannya.

Jungkook mengangkat sedikit tubuhnya. Mendekatkan bibrinya di dahi Yerim. mengecup dahi perempuan yang merupakan ibu dari anaknya. Matanya terpejam, menikmati sentuhan bibirnya di kulit Yerim. bibirnya kemudian turun. Berhenti tepat di bibit tipis milik wanita itu. Jungkook yakin jika Yerim sadar, perempuan itu akan langsung menendangnya atau menamparnya. Jadi biarkan Jungkook mengambil kesempatan dalam kesempitan ini. Ia begitu merindukan manis bibir Yerim.

"Aku mencintaimu"

***

Besoknya Jungkook sudah pulang. Taehyung datang dengan Aeri pagi-pagi sekali. Yerim baru bangun waktu itu. ketika menjelang siang dokter mengatakan jika Jungkook sudah boleh pulang.

Karena member Bangtan yang lain berhalangan untuk hadir menjemput Jungkook jadi hanya Taehyung yang datang. Lagipula Jungkook juga tidak mengharapkan Hyung-hyungnya itu datang. Mereka berhak menggunakan waktu libur mereka sebaik mungkin dan Jungkook tidak ingin mengacaukan waktu istirahat mereka.

Yerim membantu Jungkook membereskan baju-bajunya dalam diam. tidak mengatakan apapun. Jungkook awalnya melarang Yerim melakukan hal itu, namun Yerim tidak mengindahkan perkataan Jungkook dan fokus pada kegiatannya.

***

Suasana mobil sangatlah canggung. Hanya ada suara Aeri yang berceloteh tentang beberapa hal. Sebagian tentang acara pernikahan Taehyung dan Yerim yang sama sekali tidak ingin Jungkook dengar lalu kesehariannya di sekolah. Jungkook hanya bisa berusaha menampilkan senyum manisnya pada Aeri ketika gadis itu menceritakan betapa antusiasnya ia yang akan menjadi penggiring ibunya ketika berjalan di altar nanti.

HabromaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang