"Permisi pa mohon maaf mengganggu saya ingin bertanya?" Ucap seokjin sopan
Ya seokjin tidak bisa hanya berdiam diri dikamar dia harus segera bertanya mengenai apa yang terus mengganngu pikirannya.
"Ah iyaa tidak apa-apa, ingin bertanya tentang apa?" Ucap penjaga keamanan lalu mempersilakan seokjin untuk ikut duduk
"Begini pa tadi sekilas saya melihat bapa seperti berdebat dengan seorang laki-laki?" Bertanya dengan ragu-ragu
"Ah iya tadi dia mengaku mengenal nona kim yoonji dan bertanya dia tinggal di kamar no berapa? Saya tidak memberi tau karena itu privasi tapi dia tetap memaksa, lagi pula jika memang benar dia dekat kenapa dia tidak menanyakan langsung saja padanya, lalu setelah itu dia hanya menitipkan surat untuk yoonji" berusaha menjelaskan se detail mungkin
" ah baiklah terimakasih pak, lain kali kalau pria itu datang lagi jangan memberikan informasi apapun ya pak" ucapku tegas
" oh apakah kamu mengenal dia?" Ucap penjaga keamanan itu bertanya dengan penasaran
"Ah tidak hanya saja saya mempunyai firasat buruk pada laki-laki itu, terimakasih atas informasi nya pak" ucapku sedikit membungkuk lalu beranjak untuk pergi
"Apakah dia berhubungan dengan masalalu yoonji" berucap dalam hati
Ya benar entah kenapa aku mempunyai firasat buruk pada laki-laki itu
"Oh begitu baiklah, iyah sama-sama tidak perlu sungkan " ucapnya sambil menepuk-nepuk punggungku
Setelah aku selesai mendapatkan informasi aku segera beranjak untuk pergi ke kamarku kembali tapi tiba-tiba aku melihat seorang perempuan keluar dari kamar yoonji.
"Permisi mohon maaf apakah kau temannya yoonji?" Ucapku entah kenapa mulut ini ingin sekali bertanya lalu sedikit membungkuk
"Ah iya betul aku teman sekantornya yoonji, ngomong-ngomong kau siapa?" Jina berbicara dengan wajah bingung
"Apakah dia teman baru yoonji, ah tidak mungkin" berbicara dalam hati lalu menggeleng-gelengkan kepala
"Ah iya perkenalkan kim seokjin tetangganya yoonji, kalo ada waktu bisakah kita berbicara sebentar ada yang mau aku tanyakan tentang yoonji" ucapku lancang lalu menyodorkan tangan entah kenapa aku merasa perempuan ini sepertinya teman dekatnya yoonji
"Park jina, ah iya tentu boleh" berjabat tangan *jina tidak menyadari apa yang dia katakan tapi jina merasa tidak akan jadi masalah sepertinya laki-laki itu baik
"Terimakasih banyak, bagaimana kalau kita berbicara di taman dekat sini saja" ucapku lalu mengajak dia pergi
"Baiklah" mengangguk guna menyetujui ajakannya
"Apakah yoonji yang menyuruhmu berkunjung kemari? Apakah dia baik-baik saja?" Ucapku dengan antusias
Aku langsung mengalihkan pandanganku yang tadinya lurus kedepan jadi melihat ke arahnya dengan tatapan heran.
"Ah maaf hanya saja aku tadi mendengar suara pecahan sesuatu di dalam kamarnya"ucapku merasa sedikit malu lalu menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal
"Hmm, sepertinya kau terlihat sangat khawatir pada yoonji" jina melihatku sambil tersenyum seperti meledek lalu melanjutkan ucapannya
"Ah tidak aku hanya ingin berkunjung saja, dan ya apa yang kau katakan benar dia melempar sebuah gelas" jina berbicara dengan nada yang terlihat sedih
*sampai ditaman
Aku langsung menoleh ke arah jina sunguh aku merasa kaget kenapa yoonji melakukan itu."Kita duduk disitu saja" ucapku menunjuk kearah satu bangku ditaman
"Tapi tenang dia sekarang sudah istirahat, ya setelah aku mengobati luka-lukanya" ucapnya seperti mengetahui bahwa aku sedang khawatir lalu tersenyum ke arahku
"Ah syukurlah kalau dia tidak apa-apa" ucapku lalu aku menceritakan kejadian kemarin dan tadi tadi sore dengan sedetail mungkin juga menceritakan tentang firasat burukku pada jina tentang laki-laki yang mengganggu fikiranku akhir-akhir ini, sungguh aku terkejut melihat ekspresi jina yang seakan tidak percaya
"Sungguh aku tidak percaya, pantas saja yoonji tadi seperti orang gila dan berani melukai dirinya sendiri lagi, aku sekarang tau alasannya, jika kau ingin tau ya prasangka mu benar dia adalah orang yang menghancurkan hidup yoonji" ucap jina terlihat sangat kesal
"Aku mohon, aku tidak bisa selalu menjaga yoonji, aku mohon lindungi yoonji jika laki-laki berengsek itu datang lagi, aku tidak mau melihat yoonji semakin sakit" jina berucap tulus memohon padaku dengan wajah yang berlinang air mata
"Baiklah aku akan berusaha untuk melindungi yoonji kau tenang saja" ucapku sambil tersenyum
Setelah obrolan dirasa telah cukup lalu kita bertukar no hp.
*Min jina POV
Setelah selesai berbicara dengan seokjin aku memutuskan untuk langsung pulang saja karena hari sudah malam"Semoga saja aku tidak salah menceritakan masalalu yoonji dan menitipkannya. Dia terlihat begitu baik dan sangat khawatir pada yoonji, dan aku yakin apa yang yoonji katakan pada saat makan siang tadi yang dimaksud "peningkatan" tentang penyakitnya itu adalah seokjin" ucapku dalam hati.
Gimana- gimana nih makin penasaran ga yoonji ?
Dan si berengsek kim taehyung?
Pokoknya pantengin terus ya jangan lupa vote dan komennya 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Distruzione
General FictionDistruzione (kehancuran) Memori 4 tahun yang lalu masih jelas terekam pada memori otakku Kejadian dimana yang membuat hidupku sangat hancur dan menjadikanku sebagai sosok yang sangat berbeda. MENTAL ILLNES yang aku rasakan setelah kejadian itu memb...