"Jika perempuan dan laki-laki bersahabat, ujian terberatnya adalah perasaan."
- Rintik Sedu••{1}••
Deras hujan beberapa waktu lalu mulai mereda, kini hanya gerimis nya saja yang tersisa. Meninggalkan corak berbintik pada pakaian orang-orang yang mulai menerobos melewatinya.
Setelah memasuki musim penghujan, rasanya sehari bisa sampai tiga kali hujan turun, hingga membuat beberapa pekerjaan cukup terhambat dengan cuaca seperti ini ditambah jalanan yang becek, juga beberapa genangan air di jalan yang berlubang membuat sebagian orang tidak menyukai musim ini.
Halte-halte yang biasanya nyaman untuk di singgahi kini terasa membosankan dan sesak dipenuhi orang-orang yang berlindung, bahkan sepatu yang beberapa waktu lalu masih bersih kini tampak kotor disetiap sisinya.
Sesekali menghela nafasnya, juga melirik jam tangannya beberapa kali perempuan dengan jaket putih kebesarannya itu menunggu dengan cemas. Hari ini dirinya baru saja membuat kesalahan, dimana alarmnya yang tiba-tiba tidak berfungsi ditambah cuaca yang mendukung untuk merapatkan tubuh dibalik selimut, membuatnya terlambat bangun pagi. Sudah dapat dipastikan bahwa setelah ini dirinya akan mendapatkan ceramah dipagi hari oleh atasannya.
Setelah bus tiba, dengan buru-buru dirinya masuk dan duduk didekat pintu. Rambutnya yang sempat tergerai di ikatnya asal, kemudian memperhatikan kembali jam dipergelangan tangannya, tepat 08.00 pagi dimana seharusnya jam kerja dimulai. Gawat!
Kim So Eun, wanita yang tahun ini berusia 27 tahun, seorang staf artis di perusahaan hiburan dan baru saja melakukan kesalahan. Padahal sehari sebelumnya So Eun sudah mendaptakan peringatan dari ketua timnya untuk tidak melakukan kesalahan apalagi terlambat, terlebih jadwal untuk hari ini akan dilaksanakan proses pembuatan musik video terbaru artis mereka. So Eun tidak yakin apakah setelah ini karirnya akan tetap berlanjut atau justru sebaliknya.
Memakan waktu kurang lebih 20 menit, akhirnya So Eun sampai dilokasi syuting. Dengan harap-harap cemas So Eun berlari, sesekali membungkuk memberikan salam ketika berpapasan dengan beberapa kru dan staf.
"Semoga Kak Ha Na tidak tahu kalau aku terlambat."
Dengan penuh harap So Eun berlarian kecil menuju tenda artisnya, tapi sepertinya keberuntungan belum berpihak padanya. Baru saja So Eun sampai didepan tenda, suara seorang wanita yang tidak asing terdengar nyaring.
"Kim So Eun!"
Itu dia, Joo Ha Na—ketua timnya—si tempramental. Dengan gerakan lambat So Eun menoleh sembari tersenyum lebar dengan raut wajah tanpa dosa.
"Jam berapa sekarang?! Kau pikir perusahaan ini punyamu?! Apa kau yang membayar staf dan kru disini?! Sudah berapa kali aku peringati untuk tidak melakukan kesalahan dihari pertama syuting! Apa perkataanku sebelumnya kurang jelas hah?!" Kan, ceramah dipagi hari dimulai.
So Eun yang tidak mampu berkata-kata hanya bisa tertunduk. Lagipula dirinya memang melakukan kesalahan dan pantas mendapat amukan dari Ha Na, hanya saja dengan suara Ha Na yang melengking seperti itu tentunya menarik perhatian beberapa orang disekitar, rasanya cukup memalukan. Sangat.
"Saya benar-benar minta maaf kak Ha Na. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Tidak berani menatap sorot mata seniornya, So Eun berusaha mengungkapkan permintaan maafnya.
Ha Na sendiri hanya bisa menghela nafas sambil memutar bola matanya, "aku harap setelah ini tidak ada lagi kata terlambat! Kau mengerti nona Kim?" tukas Ha Na yang kemudian beranjak dari tempatnya.
"Baik, kak, terimakasih. Semoga hari anda menyenangkan." ucap So Eun sambil tersenyum.
"Menyenangkan apanya, dipagi hari saja kau sudah membuat tekanan darahku naik begini," sayup-sayup masih bisa So Eun dengar Ha Na menggerutu padanya. Setelah itu So Eun memasuki tenda artisnya dan membantu perisapan, karena syuting sebentar lagi akan dimulai.
"Cut!"
Sudah hampir 8 jam proses syuting dilaksanakan, baik artis, kru, maupun staf yang terlibat dalam kegiatan terus bekerja keras sampai akhir, beberapa adegan dibuat ada pula yang perlu diulang, terus seperti itu.
"Cut! Yena tolong lebih fokus lagi! Ini adegan terakhir." Suara sutradara Yoon terdengar melengking, meminta Yena untuk lebih fokus.
So Eun yang kala itu berdiri dibelakang layar bersama dengan staf lainnya juga ikut memperhatikan. Berjaga-jaga apabila tata rias artisnya itu perlu diperbaiki tak lain agar terlihat sempurna dilayar kaca nanti. Sampai akhirnya suara musik berhenti menandakan bahwa pengambilan gambar untuk hari ini telah selesai.
.
.
.
.TBC
Yuhuuuu, kambek again sama cerita ketiga. Kali ini bukan fantasi-fantasian lagi ya.. kita lihat kehidupan nyata aja ya :')
Aku mulai lelah dengan fantasi wkwk :'v
©221219
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakable Secret ||BUMSSO
Fanfiction[RE-UPLOAD] [Revisi Total] Mitosnya mereka hanya bersahabat! Namun, faktanya persahabatan yang terjadi antara pria dan wanita adalah jalur yang paling berbahaya, penuh cobaan dan perlu kesabaran. Jadi, mungkinkah sahabat sampai akhir itu hanya akan...