two

1.7K 282 41
                                        

02 : STILL, YOU WERE BEAUTIFUL

Setelah antarkan Jeongin ke rumahnya, habis memutuskan seluruh hubungan, Hyunjin berkendara ke bukit yang dulu jadi tempat persembunyian mereka untuk bersenang-senang.

Disana Hyunjin benar-benar melepaskan semua emosinya. Nangis gak berhenti karena tau, Jeongin pasti benci padanya setelah ini semua. Apalagi jika Jeongin tau alasannya.

Ini semua salahnya. Gak seharusnya Hyunjin main-main dengan cinta. Tangan remas rambut, memori diri dengan Jeongin terputar dari awal hingga akhir. Dari yang senang hingga sedih. Dari yang disuka hingga dibenci. Semuanya.

7 tahun. Hyunjin jalanin hidupnya bareng Jeongin. Bayangkan, dari Jeongin masih di bangku SMA dan Hyunjin masih anak kuliah hingga Hyunjin masuk kerja dan Jeongin masuk kuliah. Terlalu lama bersama sampai Hyunjin sendiri tidak tau bagaimana cara menghapus Jeongin dari benaknya.

Walaupun Jeongin sudah tidak lagi menetap di hati, tapi tetap saja, Jeongin pernah jadi segala-galanya bagi Hyunjin. Bahkan mungkin, hampir seluruh semestanya masih di tangan Jeongin. Tapi Hyunjin memang bisa pastikan rasa sayangnya sudah tidak ada. Gak usah tanya kenapa dan mengapa bisa.

"Maaf, Je." Adalah kalimat terakhir yang Hyunjin ucapkan sebelum pulang ke rumah, mengistirahatkan segala penat dan mencoba menghilangkan rasa sakit.

-

Keesokan harinya, Hyunjin benar-benar seperti orang yang tidak punya kerjaan. Hari ini libur kerja, tidak ada yang bisa dilakukan. Karena sudah bukan tugasnya lagi untuk pagi-pagi pergi ke rumah Jeongin lalu berbasa-basi ria, atau langsung mengantarkan Jeongin ke kampusnya.

Jeongin bukan tanggung jawabnya lagi.

Tapi ada hasrat, kemauan untuk lihat bagaimana kabar sang mantan kasih. Sehingga Hyunjin beranjak pergi, ambil kunci mobilㅡbukan mobil sedan hitam yang sering digunakan, kali ini Hyunjin gunakan porsche merah milik orang tua. Sengaja. Biar Jeongin tidak mengenalinya.

Diperjalanan, entah lagi sial atau bagaimana, radio malah memutarkan lagu kesukaan Jeongin. Judulnya I.F.L.Y, milik Bazzi. Hyunjin masih ingat betapa antusias Jeongin jika lagu ini diputar. Jeongin pasti akan menyanyi dari awal hingga akhir, sambil tertawa riang lalu menatap Hyunjin dengan mata berbinar.

Tanpa sadar, Hyunjin nengok ke kursi kosong disebelahnya. Pedih karena gambaran Jeongin bernyanyi ria disana masih tergambar jelas dipikirannya.

"I guess what I'm saying is I, I fucking love you." Nyanyi secara reflek. Hyunjin senyum sedih setelahnya. Baru sadar itu sebab mengapa Jeongin sering lihat kearah dirinya jika lagu ini diputar. Jeongin tujukan lagu ini untuk Hyunjin.

I fucking loved you too.

Ketika lagunya berakhir, Hyunjin sampai di depan kampus Jeongin. Agak ragu untuk turun, tetapi kalau tidak turun kemungkinan untuk lihat Jeongin sangat kecil.

Hanya saja kali ini Tuhan berpihak padanya, Jeongin terlihat dengan jelas. Berjalan masuk membawa sketch book tebal dengan beberapa perintilan untuk mahasiswa jurusan graphic design.

Hyunjin meringis melihatnya, mata Jeongin benar benar bengkak. Cara jalannya lesu. Senyum yang biasanya ada hilang. Lebih pedih lagi mengetahui bahwa Jeongin begitu karena perbuatannya.

Diam selama 15 menit. Hyunjin hanya bisa memperhatikan Jeongin dari kejauhan. Sebelum akhirnya ponselnya bergetar, ada pesan masuk.

gravitated♡

kak hyunjin dimanaa?:3

Hyunjin lupa dirinya punya kewajiban yang lain.

Leave It / Hyunjin, JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang