11 Januari 2018
"Kawin ... kawin ... hari ini aku kawin," ledek Maura sambil bernyanyi. Disebelahnya, Andara tertawa menambah semarak. Merona pipi Kiana, semakin riuh mereka menggodanya.
"Selamat ya Kiyul, happily ever after. Pokoknya lo harus bahagia, bahagia, selalu bahagia. Semoga kita semua cepet dapat ponakan lucu."
Maura mengucapkan selamat sembari tangannya menyalami Kiana. Andara tidak mengatakan apapun, ia hanya memeluk Kiana lebih lama dari yang lainnya. Bahkan bila Maura tidak menariknya paksa, antrian salam-salaman di atas pelaminan pasti bisa mengular sampai 500 meter panjangnya.
"Lo jangan macam-macam ya sama konco kenthel gue. Lo harus bahagiain Kiana ya Dio."
Itu ancaman dari Andara pada Dio sesaat sebelum turun dari pelaminan. Laki-laki yang sudah sah berstatus sebagai suami Kiana itu hanya mengatakan 'oke' dengan wajahnya yang selalu ogah berekspresi. Selalu terkesan dingin dan sulit ditebak. Tipe yang paling tidak disukai Maura, namun ternyata sanggup membuat sahabatnya, Kiana, tergila-gila sejak SMA.
Ini pesta pernikahan Kiana Ayu Ardiona dengan Dionata Dierja. Bukan sembarang pesta, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place Hotel, adalah tempat dimana Klan Dierja menunjukkan kekayaannya. Pernikahan putra bungsu Benny Tjipto Dierja ini menjadi salah satu pesta mewah dengan tamu undangan yang mencapai 3000 orang. Rekan dan kolega dari berbagai lini, bahkan artis ibukota, masuk ke dalam jajaran tamunya.
"Kamu pegel?"
Dio menoleh pada Kiana yang nampak sedikit gelisah. Perempuan itu sesekali nampak terlihat tidak nyaman dengan sepatunya.
"Kaki aku sakit, heels-nya bikin nggak nyaman."
Dio mengerti. Tangannya tampak memberi isyarat pada seseorang, lalu pria berpakaian rapi dengan jas menghampirinya. Laki-laki itu nampak membisikkan sesuatu dan orang yang dipanggilpun berlalu.
Sesaat kemudian, pembawa acara yang merupakan artis kondang Raffi Ahmad dan Irfan Hakim meminta pengantin untuk melakukan dansa di tengah ballroom yang indah bertabur bunga. Tentu saja Kiana meringis, mengingat kakinya mungkin akan sangat sakit bila dipaksakan berdansa dengan sepatu tak nyaman miliknya.
Ah ... andai ia bisa menolak ketika ibunda Dio memilihkan untuknya.
Namun, hal yang membuat tamu undangan tersenyum dan riuh adalah ketika Dio berjongkok, membantu Kiana melepaskan heels miliknya yang menyakitkan dan menggantinya dengan flat shoes yang tak kalah indah di kaki Kiana.
"Sekarang udah lebih baik."
Kiana tahu hatinya berbunga-bunga. Ungkapan menggelikan perihal seperti tergelitik oleh ratusan kupu-kupu di perut memang benar adanya. Kiana tersipu, merona dan jantungnya berdetak tak keruan.
Dalam dansanya malam itu, Kiana seperti dapat melihat binar-binar bahagia dalam rumah tangganya nanti. Menjadi wanita yang dijadikan ratu, dicintai sepenuh hati, untuk kemudian menjadi ibu dan membesarkan mereka bersama laki-laki yang dikaguminya selama Sembilan tahun lamanya.
Kiana yakin ia akan sebahagia itu.
Sayangnya, itu hanya mimpi Kiana.
Mimpi yang ternyata berbeda dengan mimpi yang Dio punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing On My Own
Romance[On Going] [Rate 21+] [Marriage Life] [End di Karya Karsa] "Let's get divorced, Dio." Tepat di anniversary pernikahan mereka yang ketiga tahun, Kiana menyerah. Merelakan Dio yang tak pernah bisa digapainya. Sebab sekuat hati Kiana mencoba masuk dala...