04

436 43 16
                                    

19 Maret 2018

Kiana keluar dari dalam kamarnya menuju dapur. Meski sempat ragu dan merasa khawatir bertemu Dio, Kiana tetap memilih melanjutkan niatnya. Ia ingin meringankan sakit di kepalanya dengan sarapan berat untuk kemudian minum obat pereda sakit.

Nyatanya, rumah masih sepi. Hanya ada Mbok Dar yang sedang menyiapkan sarapan di dapur. Padahal biasanya, Dio pasti sibuk di meja makan dengan kopi dan rotinya.

"Non, sudah bangun? Mau sarapan sekarang?"

Mbok Dar menyadarkan lamunan Kiana. "Oh ... iya mbok. Aku mau sarapan sekarang soalnya mau minum obat."

"Non sakit?"

Kiana tersenyum. "Cuma sakit kepala. Dio udah berangkat ke kantor ya mbok?"

Mbok Dar nampak berpikir sebentar. "Belum kelihatan dari tadi non. Kamarnya juga kosong tadi waktu mbok bersih-bersih."

Kiana diam. Kepalanya yang sakit turut mencerna. Dio tidak pulang tentu saja. Ia pasti ada di kediaman Rosa. Entah apa yang sedang mereka berdua lakukan, namun jelas hatinya berdenyut pedih.

Duh ... kepala Kiana makin sakit rasanya.

Cepat ia menghabiskan sarapannya untuk kemudian diambil dari kotak P3K sebuah obat pereda rasa sakit. Tepat ketika ia akan meminumnya, Dio tiba di dapur dan berniat mengambil minum di lemari es. Kiana tidak mendengar suara mobil Dio yang tiba, bisa jadi karena kepalanya terlalu riuh soal kemungkinan Dio dan Rosa.

Sesaat keduanya beradu pandang, namun Kiana memilih memutusnya sebelah pihak.

"Kia, kamu sakit?"

"Kia, kamu sakit?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dio mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dio mendekat. Botol air minum di tangannya masih belum dibuka.

"Heem." Kiana memilih menjawab singkat. Tanda bahwa ia enggan berbicara dengan suaminya. Masih terlalu jelas rasanya dalam benak Kiana, bagaimana Dio kembali membuat harga dirinya begitu terhina dan menyedihkan. Layaknya meninggalkan perempuan murahan dalam keadaan setengah telanjang untuk berlari kepada gadis pujaan.

Dancing On My OwnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang