Partner

398 51 5
                                    

Calling a Love.

*
*
*

"Everything will be fine, when you have a much money"

"Adakah Cinta untuk seseorang sepertiku,? Tanpa harus memandang siapa diriku"

*****

Los Angeles,

Pagi itu sangat terasa melelahkan untuk gadis perkerja keras seperti Elina, seperti biasanya pagi yang masih sunyi itu harus berubah menjadi rusuh karena jam beker yang terus berdering di atas nakas meja.

Kriiing .... krrriiing .... Kriiiiiiiing !

Bugh, braaaak..!

Oh Tuhan, bisakah Kau membantunya untuk membuka mata,!

Elina dengan segenap tenaganya berusaha terbangun, selimut yang masih setia menutup tubuhnya itu benar benar merepotkan ! Membuat gerak Elina tak leluasa untuk terbangun, Elina seketika langsung terbangun tatkala mata bulatnya menangkap bayangan.

7.05 AM !

"What !!!! Oh my god, Oh my oh my, I am sorry Sir. Jonathan" entah apa yang keluar dari mulutnya itu, yang jelas Elina tergopoh gopoh bangun dari ranjang, dengan secepat kilat perempuan itu masuk ke kamar mandi, menggosok gigi dan tak lupa juga mencuci muka.

Lalu bagaimana dengan mandi !? Elina tak peduli, yang jelas sekarang dia buru buru untuk berangkat kerja.

Rumah kecil yang sederhana itu terlihat sedikit berantakan dengan beberapa baju bersih yang sudah kering namun belum sempat dilipat, dan beberapa barang barang lainya yang tergeletak.

Suara langkah Elina yang turun dari tangga pun mengundang perhatian pria yang terlihat lebih muda dari Elina.

Dugh dugh dugh ....

"Kau bangun,? Aku yakin kau terlambat kan,?"

Elina tak membalasnya, gadis itu langsung saja melenggang pergi ke dapur hanya untuk mencari secangkir air mineral untuk diminum sebelum pergi bekerja.

Disana di depan kompor terlihat wanita paruh baya yang tengah berkutat membuat satu telur goreng untuk sarapan putrinya.

Perempuan cantik yang mirip dengan Elina yaitu Nyonya Alzhabetha, wanita paruh baya itu menoleh saat kegaduhan kecil yang dibuat anaknya, dia tersenyum lembut melihat Elina yang terburu buru menuang segelas air dan meminumnya dengan sangat brutal, sehingga menciptakan beberapa tetes air keluar dari mulutnya.

Nyonya Alzhabetha menggeleng pelan melihat kebiasaan buruk putrinya "Jangan terburu buru, setidaknya makanlah dulu sarapanmu" ujarnya lembut.

Calling A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang