🍀🍀🍀🍀
Elina terlihat begitu kebingungan di tempatnya, di depan meja receptionist rumah sakit Los Angeles, dia terus bolak balik tak henti hentinya memikirkan sebuah cara, dia harus mengambil keputusan dengan tepat dan cepat, ini keadaan gawat darurat, ibunya tiba tiba saja mengeluh kesakitan yang amat sakit pada perutnya, untunglah dia langsung segera membawanya ke Rumah Sakit.
Dan sekarang kenyataan pahitnya adalah, pihak Rumah Sakit menganjurkan untuk melakukan operasi sedini mungkin pada ibunya.
Elina benar benar panik, wajah gadis itu benar benar dipenuhi oleh ketakutan, tanganya terus bergerak gerak tak tentu untuk menghilangkan kepanikanya dan mencoba menenangkan diri,dia mencoba untuk lebih tenang agar bisa mendapatkan solusi.
"Aku bisa membayarmu dengan gaji yang sama seperti pekerjaanmu"...
"Aku juga memberimu bonus jika kau bisa bekerja dengan baik"...
"Kau hanya perlu berdandan cantik, menemaniku setiap hari, pergi belanja bersamaku, menemaniku makan, menemaniku bermain dan menghadiri pesta pesta orang kaya"....
"Baiklah, aku bisa memberimu waktu, hubungi nomor ponselku, dan, jangan lupa aku bisa memberimu uang muka sebesar apapun yang kau mau"...
Steffen Gilbert, entah bagaimana tiba tiba saja tawaran itu memenuhi fikiran Elina, dua hari yang lalu atasanya itu memintanya untuk mengundurkan diri dari pekerjaanya dan beralih professi.
Menjadi teman bermain pria kaya !?.
Elina dilema, haruskah dia menerima pekerjaan yang bahkan dia pun tidak mengerti pekerjaan macam apa itu, tawaran pekerjaan yang sebenarnya akan merusak harga dirinya ?, hingga tatapanya bertemu dengan tatapan staff Rumah Sakit, Elina tersadar, dia langsung merogoh tasnya dan menghubungi seseorang.
Sekarang bukan saatnya untuk berdiam dan pasrah kepada nasib bukan.
"Tolong kirimkan uang muka sebesar $1500 ke rekeningku, aku akan menemui mu setelah ini"
"......"
"Aku berjanji,! kau tidak perlu takut aku akan berbuat curang" ucapnya penuh yakin.
"....."
Tuuuuuut ...
Elina terduduk lemas, entah apa yang telah disepakatinya yang jelas semuanya pasti akan semakin sulit kedepanya, dia menatap kedepan dengan kosong sambil berjalan ke mesin ATM terdekat untuk mengecek saldo rekeningya, setelahnya gadis itu langsung saja menyelesaikan semua urusan biaya Rumah Sakit dengan cepat, supaya ibunya juga bisa ditangani dengan cepat.
Sambil menghela nafas lalu menatap kertas di tanganya Elina tersenyum getir, lucu sekali hidupnya, harus menerima kenyataan yang selama ini dibencinya "aku tidak pernah berfikir keberuntungan akan berada di pihaku" ucapnya.
Meratapi nasib memang sangat membosankan, setiap hari bahkan setiap saat itu semua membuat Elina lelah, sekuat apapun dia berusaha, nyatanya nasibnya memang tak pernah bersinar terang.
Sakit, entah kenapa setiap mengingat nasibnya, Elina benar benar ingin menangis, dari ditinggalkan oleh ayah kandungnya, harus memutuskan kuliahnya, dan harus rela berkerja keras di usia muda tanpa pengalaman, dan sekarang di usianya yang masih muda diapun harus menanggung semua beban keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calling A Love
Teen FictionHidup sebagai gadis miskin memang bukan impian siapapun, jauh dari pesta dan pora pora. Apalagi jika hidup di Amerika semua itu benar benar akan membuatmu menderita. Kisah cinta tentang kaum sosialita yang kerap kali berujung dengan luka, wanita can...