"Aku bertemu denganya lagi, dan dia seakan-akan memberiku sebuah teka-teki"
🍀🍀🍀🍀
Sekarang telah menunjukan pukul 7 malam Los Angeles, para pengunjung restaurant pun kian ramai, satu yang sangat diharapkan Elina adalah jangan sampai salah satu orang yang ada di tempat ini mengenalinya, gadis itu hanya bisa menyembunyikan kecemasanya dengan tetap berdiri di samping bossnya, tapi matanya tetap melirik ke sana kemari, dia takut mungkin saja pria kaya yang pernah dia kencani sebelumnya juga ada di sini, tapi sampai saat ini Elina masih bisa bernafas normal dan merasa sedikit lega karena nyatanya tidak ada.
"Hai Miss. Elina senang bertemu denganmu" sapa Jay ramah dan mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan.
Elina pun tanpa ragu membalasnya, dia menatap Jay dan memperhatikan pria dengan aura bahagia itu dan tersenyum pelan "Senang bertemu denganmu Jay" balasnya, Jay adalah pria ramah dan humble, itulah penilaian Elina.
"Kau bilang tidak akan kemari,?" Steffen bertanya pada Jay.
Jay menghela pelan "mau bagaimana lagi, tiba tiba Kevin mengajaku kemari"
Steffen mengernyit heran "Kevin,?"
Jay menganggukan kepalanya "Iya, dia dan ibunya datang kemari"
Sialan,! Steffen merasa tertimpuk dengan jawaban yang didapatkan, pria itu buru buru membawa Elina pergi ke tempat yang tidak begitu ramai.
"Dengar__"
"Mr. Steffen,!"
Belum juga Steffen menyelesaikan titahnya, seseorang tiba tiba saja memanggilnya, membuat pria itu memejamkan matanya dan pasrah, mau bagaimana lagi, Kevin dan ibunya rupanya sudah ada di belakang dan menyadari kehadiranya.
Pria itu langsung menggenggam tangan Elina dan berbalik, lagi pula inilah niat Steffen, membuat mantan kekasihnya cemburu dan mencari tahu apakah perempuan itu masih mencintainya.
"Oh, Mrs. Ve-ro-ni-ka," Steffen menyapa dengan suara yang semakin melambat dan mengecil tatkala melihat sosok itu kembali.
Netra Steffen membulat menangkap sosok cantik dengan rambut hitam bergelombang miliknya, dia Daisy.
Dia kembali,
Daisy tersenyum pelan dan menyapa teman lamanya, dengan Kevin di sampingnya.
"Steffen, kita bertemu lagi" ujarnya.
Steffen tersenyum kikuk, cepat cepat dia melepas genggaman tangan Elina dan menyapa teman dekatnya yang kini kembali lagi.
"Daisy, senang bertemu denganmu, kita bertemu lagi"
Hingga akhirnya Mrs. Veronika menyadari kecanggungan antara Steffen, Daisy dan putranya Kevin, wanita paruh baya yang terlihat anggun dengan dress merahnya berdeham, dan menyuruh mereka untuk segera duduk dan menikmati makan malam di satu meja yang sama.
Suasana masih terasa begitu canggung, Elina hanya bisa diam di tempat, duduk menghadap orang orang yang sangat asing baginya.
Apalagi Steffen, Kevin dan Daisy ketiganya juga hanya diam tanpa mau mengatakan sepatah kata, jujur bagi Steffen ini suasana yang sangat canggung, awalnya dia hanya ingin membawa Elina dan membuat mantan kekasihnya cemburu, tapi kenapa justru seperti ini, dia berakhir di satu meja yang sama dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calling A Love
Teen FictionHidup sebagai gadis miskin memang bukan impian siapapun, jauh dari pesta dan pora pora. Apalagi jika hidup di Amerika semua itu benar benar akan membuatmu menderita. Kisah cinta tentang kaum sosialita yang kerap kali berujung dengan luka, wanita can...