S I X

38 9 4
                                    

   Sang surya sudah menunjukkan sinarnya dan menembus ke celah-celah jendela. Membuat cewek yang sedang bermimpi indah terganggu oleh sinarnya. Cleva bangun dari tidurnya kemudian meregangkan otot-ototnya. Sekilas melirik yang yang ada diatas nakas menunjukkan pukul 05.50 am.  Cleva  langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi guna membersihkan diri terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah. Dengan rasa malas, Cleva mulai menyiramkan air ke seluruh tubuhnya.

Tidak lama kemudian Cleva telah rapi dengan seragamnya. Entah atas dorongan apa saat ini ia begitu semangat untuk bersekolah hari ini. Ia tidak mau terlambat seperti kemarin dan mendapat hukuman dari OSIS.

Cleva melangkahkan kakinya menuju kamar bang Taeyong yang berada disebelah kamarnya. Ia mengetuk pintu beberapa kali, namun tidak ada jawaban dari bang Taeyong.

"bang udah siang buruan sekolah, gue ngga mau telat!" teriak Cleva dari luar kamar bang Taeyong seraya mengetuk pintu. Tanpa basa-basi lagi ia mencoba membuka pintu, dan alhasil pintu terbuka. Terlihat bang Taeyong yang masih bermimpi indah seraya memeluk gulingnya.

Seketika ada ide muncul di otak Cleva. Dia mengambil gayung yang berisikan air dari kamar mandi. 'kalau gak gini lo ngga bakalan bangun, maapin gue ye bang'

Byurrr...

"ASTAGA HUJAN GILA!" teriak bang Taeyong setelah wajahnya disiram air oleh Cleva. "adek laknat banget si lo Clev, sampe tega bangunin gue pake air. Jahat lo!" lanjutnya.

Cleva hanya terkekeh geli melihat tingkah abangnya itu. "eh bang, kalo ngga gini caranya lo ngga bakalan bangun. Yang ada gue telat sekolah kayak kemarin. Dah lah buruan mandi sana, jangan lama-lama!"

"argh, males gue berangkat pagi-pagi banget"

"PAGI PALALU PEANG. INI UDAH JAM SETENGAH TUJUH. BODO AMAT LAH BURUAN JANGAN KELAMAAN!" Cleva langsung pergi keluar meninggalkan bang Taeyong.

"NGIMPI APA GUE PUNYA ADEK KAYAK DIA" kesal bang Taeyong. Akhirnya dia memutuskan untuk melakukan ritual mandinya.

***

Setelah sekian lama akhirnya Cleva dan bang Taeyong sampai di Antariksa  Senior High School. Mereka berdua kemudian berpisah di persipangan jalan. Cleva melangkahkan kaki menyusuri koridor menuju kelasnya. Ditengah perjalanan dirinya berpapasan dengan cowok ganteng, siapa lagi kalau bukan Lee Jeno. Hati Cleva sontak berbunga-bunga, seperti bertemu dengan pangeran berkuda.

Cleva melambaikan tangannya Jeno. "halo kak Jeno" ucapnya seraya memberi senyuman manisnya.

"halo, lo Cleva ya?" pertanyaan Jeno itu membuat Cleva melayang. Ia tidak menyangka jika Jeno mengenali dirinya.

"iya gue Cleva. Kok kak Jeno tau?"

"gue liat name tag lo aja dan nama lo emang bener Cleva" kata Jeno diiringi dengan tawaan, membuat Cleva merasa malu sekaligus kembali melayang saat melihat Jeno yang tertawa lepas. 'gue jadi pengin halalin lo kalo gini. Plis deh kak gue gak kuad :('

"gue kir-" ucapan Cleva terpotong saat seseorang memanggil Jeno.

"Jen lo disini ternyata. Itu lo dipanggil sama pak Sehun ada sesuatu yang mau diomongin katanya"

"makasih infonya Hyun. Gue ke pak Sehun dulu ya" sebelum pergi Jeno menepuk pundak Jaehyun terlebih dahulu.

Cleva sempat menatap Jaehyun begitu intens. Jaehyun yang merasa dirinya sedang ditatap oleh Cleva, ia langsung menatap balik Cleva.

"jangan natapin gue mulu, nanti lo jadi suka sama gue" lirih Jaehyun yang masih bisa terdengar oleh Cleva. Kemudian Jaehyun langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Cleva ditempat.

'what?! Ngga salah tuh si orang judes ngomong gitu? Ketempelan setan apaan tuh orang, beda banget kayak sebelum-sebelumnya' batin Cleva.

Tidak mau memikirkannya lagi, Cleva memutuskan untuk kembali melakukan perjalanan menuju kelasnya. Ia menambah kecepatan jalannya, mengingat 3 menit lagi bel akan berbunyi. Cleva langsung mendaratkan bokongnya pada bangku disebelah Mina.

Mina menyirit heran melihat tingkah Cleva yang terlihat sangat aneh. Cleva yang selalu senyum-senyum sendiri sejak ia masuk ke dalam kelas.

" lo sehat kan Clev? Kenapa lo senyum-senyum gitu, udah kayak orang gila tau ngga si" kata Mina.

"gue baik-baik aja Min, cuma gue lagi super duper seneng pake banget. Karena gue tadi sempet ketemu kak Jeno dan dia ketawa sama gue, omeji" ucap Cleva seraya kembali tersenyum membayangkam kejadian tadi saat bersama Jeno.

"mungkin aja lo kayak orang gila jadi dia ketawa ke lo, turunin pede lo deh Clev" celetuk Renjun yang duduk dibelakang Cleva dan Mina.

Cleva menjitak kepala Renjun, membuatnya menyirit kesakitan. "sembarangan kalo ngomong lo upil badak".

"eh guys gue gabut banget gila. Si Roro diem terus setiap gue ajak ngomong gue di cuekin gila. Tolongin gue anjir dari dia gue ngga tahan gue ngga kuat" tiba-tiba Nancy mendekati mereka dengan raut wajah memelas.

"terima aja nasib lo nyet" jawab Mark.

"nasib gue buruk banget. Gara-gara si Roro tuh jodoh lo tau Mark"

"idih amit-amit mending gue sama Renjun daripada sama Roro jonggrang si wanita serba pink. Geli gue liatnya" ucapan dari Mark sontak mendapat jitakan dari Renjun.

"lo pikir gue apaan bege. Jijik gue sama lo" kata Renjun.

"Perhatian semua, ibu datang mohon buku kima dikeluarkan dan disiapkan diatas meja. Handphone silahkan dikumpulkan didepan, jika ada yang ketahuan menyembunyikan handphone akan disita selama satu bulan kalau perlu bakal ibu jual. Kerjakan sekarang!" tiba-tiba datanglah Bu Krystal selaku guru kimia yang terkenal akan sifatnya yang tegas dan galak membuat semua murid takut, ditambah ia selalu membawa senjata berupa rotan panjang. Untuk menghajar murid yang tidak tertib dalam kegiatan belajar dan mengajar.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chingtah ; JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang