Part 13 - Magical

2K 228 10
                                    

"Loe tau gak?" Dina berbisik pelan dan aku pun menatapnya keheranan. "Itu manusia dua gak kelihatan batang hidungnya dari tadi kita sampai"

"Maksud loe?" aku tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Dina.

"Ih loe mah!" Dina menunjuk kamar yang ditempati oleh Anggit dan Monica dengan lirikan matanya.

"Oooo... Hahahaha" Akhirnya aku paham. "Ya sudah sih biarin aja, syirik aja deh loe".

Mendengar jawaban ku membuat Dina mengerutkan keningnya. "Jadi loe gak keberatan mereka berdua gak keluar-keluar gitu? Kalau mereka cekcok terus Monica bunuh Anggit gimana? Aduh mana cuma satu lagi yang kaya gitu. Loe gak khawatir?"

"Hey.. Hey.. Calm down will you, kalau mereka berantam kan kedengeran juga keles. Loe kenapa jadi parno sih? hahahaha"

Tiba-tiba terdengar suara Ketukan keras dipintu membuat perhatian kami tertuju kearah kamar Monica.

"Woy.. Lama amat, gua laper nih nungguin. Kasih makan gua dulu kek, gua dah mau mati bentar lagi!" Ricco mengetuk pintu dengan keras lagi.

Ricco mengacungkan jempolnya ke arah Gea dan Frans yang disambut tawa oleh mereka.

"See.. Bukan gua aja yang ngerasa" Dina menepuk bahu ku.

"Aduh!!" Ricco tersungkur ke lantai meringis sambil mengelus pantatnya yang terlebih dahulu mencium lantai. Kami semua terkejut melihat monica memegang sapu lidi menunjuk Rico.

"Loe pikir gua emak loe?! loe laper teriak sama gua?"

Dengan cepat Rico bangkit dan lari bersembunyi di belakang Gea. 

"Gua serahin sama loe yah, yang penting gua makan" Rico menepuk bahu Gea lalu berlari keluar. 

"loe ambil kunci mobil" Bisik Gea pada Frans, Frans pun melangkah mundur dengan pelan menjauh dari Gea.

Dengan tenang Gea berjalan menghampiri Monica.

"Mau apa loe?" Tanya monica siaga mangarahkan sapu lidi kearah Gea, Dengan cepat Gea menghindar dan tanpa di duga ia menepuk pantat Monica.

"Haha Kena! Gantian loe yang jaga" dan diapun berlari ke arah luar mengikuti Rico.

"Sini gak loe bertiga!" Monica mengejar mereka.

"Demi Tuhan, terkadang gua gak paham sama tingkah mereka yang gak pernah ingat sama umur" Dina mengangkat kedua tangannya ke udara.

Bangkit menuju arah kamar, aku pun mengekori Dina.

"Anggit! loe ngapain sih di dalem?" Dina menghentikan langkahnya tiba-tiba yang membuatku menabrak tubuhnya.

"Apaan sih loe, sa.." mata ku melotot melihat keadaan Anggit "kit tau" lanjut ku pelan.

"Loe waras Nggit?" Dina tertawa sambil berjalan menghampiri Anggit.

Menghela nafas nya Anggit terlihat pasrah duduk dengan keadaan tangan satu terborgol di ranjang. "I know i'm stupid. Help me will you?"

"Where's the key?" Tanya ku pada Anggit yang mencoba melepaskan tangannya dari borgol.

"That's the problem, there is no key" Dengus Anggit kesal.

"Oke tahan bentar" Dina keluar kamar meninggalkan kami.

"Loe sama Monica mau apa kok sampai borgol-borgolan kaya gini?" tanya ku jahil padanya.

"Gak ngapa-ngapain. Tadi pas pulang Dia langsung mandi, gua cari charger gua, dan di laci gua ketemu ini" Ujarnya sambil menghentakan tangannya yang terborgol.

Ojek Cantik KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang