Part 11 - Brum Brum.. Gas Neng..!

5K 435 73
                                    


"Ney.. Sayang.."

"Babe kamu mau kemana?" tanyaku kepada Gea sambil menahannya ketika hendak menghampiri seorang wanita tua yang terus memanggil-manggil namanya. Wanita tua itu pun tersenyum kearah kami, lebih tepatnya senyum itu ditujukan untuk Gea.

"Babe?" Gea melihat tangan ku yang menahannya untuk pergi, lalu menatap mataku lembut dan tersenyum sedih.

Apa ini? Perasaan apa ini?

"Baby?" Ku tarik Gea mendekat, mendekap dan membelai wajahnya. Menutup kedua matanya, ia pun meresapi sentuhan yang kuberikan.

Sesak.. Sedih.. Mengapa aku merasa sedih? apa yang telah membuat ku sedih?

Ketika namanya di panggil kembali oleh wanita tua itu dengan segera Gea berpaling  dariku dan raut bahagia terpancar jelas di wajahnya. Bila kebahagiaan memiliki tingkatan level tertentu, maka saat ini kebahagiaan Gea berada pada level tertinggi yang bisa dicapai oleh seorang manusia.

Mengapa aku seperti terbelenggu?

"Baby? Look at me.." Pinta ku memohon sambil memalingkan kembali wajahnya untuk melihat ku, dan yang ku dapat hanya tatapan pilu darinya.

Sakit.. Tidak ada luka ditubuhkumengapa aku merasakan sakit yang begitu hebat di dalam tubuhku? 

"Ney.."

"Gea.." Suaraku melemah, ketika Gea mencoba melepas genggaman tanganku. Aku tidak mau ia pergi, mengapa ia sangat bersikeras ingin meninggalkanku.

Mengapa hatiku merasakan perih bagaikan tersayat?

"Please baby, don't.." Tanpa terasa airmata mulai membasahi pipiku, dan akupun terisak memohon kepadanya.

Mengapa hati ini menjerit?

"Ney.. Sayang.."

Seperti membuatnya tersadar melihat airmataku, Gea memelukku erat. "Baby don't cry.. I'm not going anywhere without you" Menghapus sisa air mataku dengan ibu jarinya, malah semakin membuat tangisku menjadi.

"Hey.. Lihat aku punya sayap!" Dengan bangga Gea memamerkan sayap yang entah dari mana tiba-tiba ada di balik punggungnya. Sepasang sayap indah dari cahaya bersinar dengan sangat terang.

"Bukannya sayap itu terbuat dari bulu?" Tanyaku heran, dengan ragu aku coba untuk menyentuh sayapnya. Hangat menjalar keseluruh tubuh ketika jemari ku menembus sayap yang kini bergerak seiring tarikan nafas Gea. Ia pun mengibaskan sayapnya lalu tertawa yang membuat ku terkejut oleh hempasan angin sekitarku.

"Hahaha.. Kalau berbulu, sayap Angsa dong Babe" Seru Gea lalu membentangkan sayapnya lebar. "Kamu mau aku jadi Angsa?"

"Huh?" Belum sempat aku menjawab. Gea telah berubah menjadi Angsa dan terbang meninggalkanku, suara gema tawanya memekikan telinga ku.

"Gea..!!!" Aku terduduk. Jantung ku berdebar dengan sangat cepat sehingga membuatku kesulitan untuk bernafas. Pandangan ku mulai kabur, aku berusaha keras mencoba untuk fokus. Tangan ku mencari sesuatu di sekitar untuk dapat ku pegang. Sampai aku merasakan ada yang memelukku dengan erat, memanggil nama ku berulang-ulang.

Aku mengenali suara ini, aku mencoba konsentrasi pada suara yang menuntun ku keluar dari siksaan ini. Gea.. yah ini Gea.

Perlahan dapat ku lihat sosok berbayang itu berubah menjadi Gea. Segera kupeluk erat tubuhnya. Menutup kedua mataku, perlahan aku mengatur nafas ku kembali. Jangan sampai ia terbang lagi meninggalkan aku seperti tadi. Terbang?

Ojek Cantik KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang