Part 8 : Hari Bahagia 2

18 1 0
                                    

Ketika sudah selesai membantu kak putri membuat sarapan. Kami berempat pun lekas memakannya. Ketika selesai makan kami kembali ke kegiatan masing-masing.

Aku menuju ke kamar dan mengambil handuk untuk mandi, setelah itu aku akan langsung mengerjakan pekerjaan rumah yaitu menyapu dan mengepel lantai bagian atas.

Setelah selesai melakukan nya aku lekas pergi kekamar untuk mengambil prakrya ku dan bahan" yang diperlukan lalu pergi menuju ruang tv, aku ingin memperbaiki nya sambil menonton film kesukaan ku yaitu doraemon.

Biasanya kak apri sudah keluar, selepas mandi pasti dia pergi entah itu mabar atau hanya mencari angin saja. Emang nggak betahan dirumah dia mah orgnya. Tapi sekarang dia lagi rebahan diatas kasur kecil sambil memainkan ponselnya.

3 menit sudah aku memotong kardus dan menempelinya ditempat yang rusak tetapi bukannya bagus malahan nambah jelek dan tak sedap dipandang mata.

Trengg treng teng teng suara hp kak apri

"Yo knp"

"Gue dibawah bego bukain napa pintu pelit amat jadi orang"

Pep

"Astaga langsung dimatiin aja nih telpon sombong amat dasar kutil oren"

Ketika sudah menerima telpon dari entah siapa itu, kak apri langsung kebawah. Kenapa pintu dibawah dikunci padahal jam masih segini jawabannya karena adik perempuan ibuku pergi kerkel dan kak putri serta ibu sedang pergi ke pasar, makanya pintu bawah dikunci.

Kak apri dan temannya itu sudah menaiki tangga dan berjalan ke arah sini.

"Udah mandi blm lo pri"

"Udah lh bego"

Deg astaga itukan suara nya kak rey duh langsung keinget kejadian tadi pagi kan. Entah kenapa dengan kepala ini dia langsung menoleh ke depan dan mata kami bertemu, dia pun tersenyum lalu aku membalasnya.

Dia duduk berhadapan dengan ku lain halnya dengan kak apri yang memilih rebahan kembali.

Hening tidak ada obrolan yang ada hanya suara game dari hp mereka masing-masing. Aku pun masih kebingungan caranya agar prakarya ini bagus kembali. Beberpa menit kemudian kak apri menyudahi dulu mabar nya dikarenakan panggilan untuk menabung di wc biasalah ya tabungan di pagi hari.

Dan disini tinggal kami berdua. Dia mematikan handphone nya dan mendekata kearahku.

"Cil lagi bikin apa kamu?"

"Ini aku mau memperbaiki prakarya ku yang rusak"

"Mau kakak bantuin"

Yang tdinya aku menunduk, kemudian aku menoleh ke depan lagi-lagi mata kami bertemu dan aku berkata

"Ehh nggak usah kak"

"Udah nggak usah nolak ini pernyataan bukan pertanyaan" lalu dia mengambil kardus yang sudah ku potong kecil-kecil tadi dan mencocok- kannya di tempat yang rusak namun wajahnya nampak heran dan ingin berkata jika prakarya ini harus dibuat ulang bukan diperbaiki.

"Cil kayaknya ini harus dibuat ulang deh soalnya kalo ditempel kayak gini hasilnya jelek nggak menarik lagi gitu"

"Tadinya mau kayak gitu kak tapi bahannya kurang"

"Yaudah beli lagi aja, kakak temenin ya"

"Nggak usah kak biarin dgn kak putri aja"

"Nggak ada penolakan ini pernyataan bukan-"

"Pertanyaan" sambungku diringi dengan ketawa

"Hahahah bisa aja kamu" dia pun ikut tertawa. Tolong lah ya muka tuh dikendalikan senyum aja manis apalagi ketawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Lonely Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang