Prolog

492 41 9
                                    

Malam terasa dingin, sunyi. Seperti hati Ilham saat ini. Jalanan terasa lengang, entah mengapa jalanan ini tidak seperti biasanya. Didepan sana, orang-orang menghabiskan waktunya di sebuah kafe yang sedang trend saat ini, sambil menghabiskan secangkir kopi yang katanya bisa menghilangkan galau sesaat.

Di sebelah kafe, banyak pasangan muda yang ramai menghabiskan waktunya berjalan berduaan ditengah indahnya jalanan malam, dengan berbagai macam lampu hiasan. Ada yang berselfie, ada yang duduk berbincang, ada pula yang duduk takzim melihat indahnya pemandangan kota di malam hari.

Dan ada satu bangunan yang paling besar dikota ini, ya itu adalah perpustakaan kota. Walaupun sedikit orang di dalamnya, terdapat banyak orang-orang spesial di sana. Ada yang sedang duduk takzim sembari fokus membaca tumpukan buku sejarah, ada yang sedang berbincang dengan teman sembari mengerjakan tugas yang menumpuk, dan ada pula yang duduk menyendiri sembari mengingat kembali kenangan-kenangan yang datang menghantui.

Seperti Ilham saat ini, yang tengah duduk di perpustakaan kota sambil merenung setelah membaca novel tentang sebuah penerimaan..

Dengan cepat, ingatan itu kembali menghantui tanpa dapat dihentikan..

***

Dunia ini terasa terhenti ketika dia pergi dari hidup Ilham.

"Mulai hari ini, jangan pernah menghubungiku lagi. Cukup, jangan mengganggu ku lagi." Ucap orang yang ia sukai sejak pertama kali masuk SMA Naratama.

Ilham masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ia kehilangan orang yang ia amat sayangi. Ia sudah mencoba berbagai cara, termasuk menghubungi sahabat-sahabat orang yang ia suka. Bahkan, ia sudah berusaha berganti nomor agar bisa menghubungi orang yang ia suka, namun hasilnya gagal. Lagi-lagi perempuan itu memblokirnya.

Hari berganti, Bulan tanpa terasa terus berpindah, Ilham akhirnya sadar bahwa ia tidak akan mampu mendapatkannya kembali. Apa kata orang bijak? Ah iya jangan pernah mencintai seseorang berlebihan, karna bisa jadi besok ia akan menjadi orang yang kita benci.

***

"Sudah seharusnya gue biarkan aja seluruh kenangan ini hinggap dikepala gue. Sekeras apapun gue melupakan, percuma pasti akan selalu keinget. Tapi coba kalau gue menerima, mungkin esok lusa ingatan itu akan hilang dengan sendirinya. Ah, ada apa dengan gue selama ini sampai terbutakan oleh Cinta."

Ilham menghela nafas. Sudah tiga jam ia di perpustakaan kota ini. Ia melirik jam tangannya, tak terasa sudah pukul 20:30. Sebentar lagi perpustakaan tutup. Ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

Malam ini Kota sedang ramai-ramainya, karna ada perayaan Ulang Tahun Kota Ilios ke 27. Ilham tidak peduli. Ia kemudian berjalan keluar dari perpustakaan. Terdengar suara orang berjalan dibelakang Ilham, ia menoleh ke belakang, ia tak melihat apapun. Hanya ada pohon besar dan tempat duduk disebelahnya.

Ilham tidak peduli, mungkin tadi ada kucing lewat. ia akhirnya menaiki Ang-Kot, kendaraan umum khas Kota ini. Selama ia di Ang-Kot ia memikirkan tentang apa yang akan terjadi esok lusa. Aku akan membuka lembaran baru, ucap Ilham dalam hatinya. Apa kata orang-orang bijak? Kunci dari melupakan adalah dengan membuka lembaran baru, biarkan saja lembaran yang sudah tercoret. Karna percuma dihapus, secanggih apapun penghapusnya, pasti akan ada bekas.

Kisah ini baru saja dimulai, entah apakah ia akan jatuh cinta lagi, yang jelas, akan ada banyak tantangan yang menghampirinya. Apakah kisah ini akan berakhir bahagia? Entahlah, Kisah ini baru dimulai.

Tanpa Ilham sadari, sejak dia di perpustakaan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Entah siapa.

Aku akan membuka lembaran baru.

ILHAM SANG RAJA STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang